Dream - Dalam sebuah rumah tangga, pasti ada masalah yang muncul. Baik itu masalah kecil maupun masalah besar sekalipun.
Meski begitu, setiap pasangan suami dan istri memiliki cara masing-masing untuk menyelesaikan masalahnya.
Salah satunya adalah seorang istri yang kadang mendiamkan suaminya ketika di antara mereka terjadi suatu konflik. Pilihan untuk mendiamkan suami pasti memiliki alasan tersendiri.
Misalnya saja ingin menenangkan diri terlebih dahulu hingga merasa gengsi jika harus duluan meminta maaf atau mengajak bicara.
Tapi, bagaimana jika dilihat dari pandangan Islam terkait seorang istri yang mendiamkan suaminya?
Berikut penjelasan tentang hukum istri mendiamkan suami sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Istri yang mendiamkan suaminya ketika ada suatu permasalahan, hal ini juga disebut dengan sikap hajr.
Sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Islam bahwasanya hajr jika lewat dari tiga hari, maka hukumnya adalah haram. Rasulullah saw bersabda:
" Tidak halal bagi Muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seseorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam kasus seorang istri yang mendiamkan suaminya, dengan catatan untuk menghindari pertengkaran, maka sikap diam itu diperbolehkan.
Hal tersebut hendaknya dilakukan agar suami dan istri bisa saling introspeksi diri. Sebagaimana hal tersebut dijelaskan oleh Muhammad Ibnu Sahroji, yang merupakan kandidat Doktor Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Di samping itu, Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa jika sala satu pasangan suami dan istri sedang marah, maka pasangannya sebaiknya diam.
" Apabila seseorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR. Bukhari)
Meski diperbolehkan, namun sebaiknya sikap mendiamkan tersebut tidak berlangsung lama. Karena suami dan istri akan lebih baik jika mengkomunikasikan setiap masalah yang terjadi di rumah tangga secara hati ke hati.
Islam memberikan panduan bagaimana seharusnya seorang istri bersikap ketika menghadapi konflik dengan suami. Beberapa prinsip utama yang dapat diikuti adalah sebagai berikut:
Islam sangat menganjurkan sikap sabar dan tenang dalam menghadapi segala bentuk ujian, termasuk konflik rumah tangga.
Seorang istri diharapkan untuk tidak terburu-buru marah atau berkata kasar, melainkan menenangkan diri dan berpikir jernih.
Rasulullah saw mengajarkan untuk tidak memperpanjang pertengkaran. Jika ada perselisihan, sebaiknya segera diselesaikan dengan cara yang baik dan bijaksana.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengajarkan pentingnya musyawarah (syura). Seorang istri hendaknya berusaha untuk berdialog dengan suami, mengungkapkan perasaannya dengan cara yang baik dan mencari solusi bersama.
Islam menekankan pentingnya istri untuk menghormati suami selama tidak melanggar syariat Islam. Sikap hormat ini termasuk dalam cara berbicara dan bertindak yang lembut dan penuh kasih sayang.
Dalam setiap keadaan sulit, seorang Muslimah dianjurkan untuk selalu berdoa dan memohon petunjuk kepada Allah. Dengan berdoa, hati menjadi lebih tenang dan solusi dari Allah dapat datang.
Islam mengajarkan pentingnya menggunakan akal sehat dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Seorang istri hendaknya berpikir panjang sebelum bertindak atau berbicara dalam konflik.
Jika konflik tak kunjung selesai, Islam memperbolehkan untuk meminta nasihat dari orang yang dianggap bijaksana dan dapat dipercaya, seperti ulama atau tokoh masyarakat yang adil.
Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan konflik antara suami dan istri dapat diselesaikan dengan cara yang baik, sehingga rumah tangga tetap harmonis dan diridhoi oleh Allah SWT.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN