Buat Rekor MURI, 7.260 Pelajar & Guru Setor Hafalan Juz 30

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 29 Oktober 2019 09:00
Buat Rekor MURI, 7.260 Pelajar & Guru Setor Hafalan Juz 30
Menjadi tonggak dimulainya aktivitas tuntas baca tulis Alquran.

Dream - Sebanyak 7.260 pelajar dan guru, serta kafilah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, masuk dalam catatan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Mereka tercatat dalam rekor sebagai penghafal juz 30 terbanyak saat pembukaan MTQ tingkat Kabupaten Kapuas, Sabtu 19 Oktober 2019.

" Pemecahan rekok MURI ini sekaligus sebagai awal dimulainya program Tuntas Baca Tulis Alquran (TBTQ) di Kabupaten Kapuas," kata Bupati Kapuas, Ben Brahim, dikutip dari laman Kemenag, Senin 28 Oktober 2019.

Kepala Kemenag Kapuas, Ahmad Bahruni, mengatakan, partisipasi hafalan juz 30 itu bukan hanya untuk memecahkan rekor nasional. Upaya ini, kata dia, merupakan dukungan jajaran Kemenag Kapuas untuk meningkatkan kualitas baca tulis Alquran di daerah itu.

" Membaca Alquran adalah ibadah dan akan membawa berkah. Ribuan pelajar dan guru madrasah ikut dalam kegiatan ini agar kehidupan kita semakin berkah dan bermanfaat," kata Bahruni.

1 dari 5 halaman

Imam Muda Hafiz 30 Juz Alquran Ini Lulus Jadi Dokter

Dream - Pemuda asal Cyberjaya, Selangor, Malaysia, viral di media sosial. Di usianya yang masih sangat muda, pemuda bernama Syazwan Basli ini dan menjadi imam masjid besar.

Syazwan ramai menjadi perbincangan netizen setelah videonya saat menjadi imam sholat viral di Facebook. Video itu sudah dilihat 1,4 juta penonton dan dibagikan sebanyak 29 ribu kali.

Dikutip dari Siakapkeli, Syafwan mengaku video itu direkam saat sholat Tarawih di Masjid Raja Haji Fi Sabilillah Cyberjaya. Dia berstatus sebagai imam rawatib (tambahan) di masjid tersebut.

Syafwan

Yang lebih mengagumkan, Syafwan juga sudah hafal Alquran 30 juz. Proses menjadi hafiz dia jalani ketika menempuh pendidikan agama di Darul Quran sebelum kuliah.

2 dari 5 halaman

Persiapan Jadi Dokter

Selain sebagai imam masjid, Syafwan rupanya juga mahasiswa tingkat akhir Jurusan Kedokteran dan Bedah di Cyberjaya University College of Medical Sciences (CUCMS).

Syafwan

Saat ini, Syafwan sedang menempuh jam praktik dokter di Rumah Sakit Kajang. Praktik ini harus dijalankan sebelum Syafwan resmi menyandang profesi dokter.

3 dari 5 halaman

Kehidupan Dunia dan Akhirat Seimbang

Selanjutnya, Shafwan mengatakan sepanjang Ramadan kemarin, dia tidak hanya menjadi imam sholat Tarawih di Cyberjaha. Dia juga mengimami jemaah di beberapa masjid seperti di Shah Alam, Puchong, Kedah serta Klang.

Terkait hafalan Alquran, Syafwan selalu menyediakan waktu setengah jam setiap hari. Waktu tersebut dia gunakan untuk menguatkan hafalan agar lancar membaca Alquran terutama ketika menjadi imam sholat.

Lebih lanjut, Syafwan berpandangan kehidupan di dunia dan akhirat haruslah seimbang. Alquran, di mata dia, merupakan penyokong terkuat untuk meraih kesuksesan dan bukan merupakan beban.

4 dari 5 halaman

Dulu Bocah Pemulung, Kini Jadi Mahasiswi Cantik Kampus Ternama

Dream - Akhir Mei lalu jadi momen penuh bangga bagi Sophy Ron. Gadis asal Kamboja ini merayakan kebahagiaan diterima menjadi mahasiswi di University of Melbourne, Australia.

Tidak ada yang menyangka gadis lulusan Trinity College ini dulunya adalah bocah pemulung. Sophy bahkan hampir kehilangan mimpi bisa menempuh pendidikan.

Dikutip dari World of Buzz, Senin 17 Juni 2019, Sophy melewatkan masa kecilnya di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Kota Phnom Penh. Dia bekerja sebagai pemulung sejak kecil hingga berusia 11 tahun.

Sophy Ron

Waktunya habis untuk memungut sampah. Dia hampir tidak punya kesempatan merasakan bangku sekolah.

5 dari 5 halaman

Membanggakan

Berkat Cambodian Children's Fund (CCF), Sophy akhirnya bisa tersenyum bangga. Dia akhirnya bisa mewujudkan mimpi untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya lewat beasiswa dari lembaga donor tersebut.

Dulu, Sophy menghabiskan tujuh hari sepekan untuk duduk dan memilah-pilah sampah. Dia pun terpaksa menghirup asap beracun demi membantu kedua orangtuanya mengumpulkan uang untuk kebutuhan hidup.

Gadis ini dan keluarganya harus bertahan dengan hidup yang keras. Tidak jarang mereka makan makanan sisa yang didapat dari tumpukan sampah.

Sophy Ron

Kini, Sophy berdiri dengan bangga di panggung di hadapan teman-temannya. Dia pun memberikan pidato dalam bahasa Inggris yang lancar, berbeda jauh dengan masa lalunya yang menyakitkan.

Meski begitu, Sophy tidak melupakan masa kecilnya. Dia telah kembali ke lingkungannya untuk sementara waktu, merayakan keberhasilan bersama orang-orang sekitarnya, untuk kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Sumber: worldofbuzz.com

Beri Komentar