Catatan Ridwan Kamil untuk Eril: Seandainya Kami Bisa Bertukar Tempat

Reporter : Nabila Hanum
Senin, 6 Juni 2022 10:20
Catatan Ridwan Kamil untuk Eril: Seandainya Kami Bisa Bertukar Tempat
"Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan," tulisnya.

Dream - Kepergian Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Sang ayah membagikan unggahan tentang kebaikan Eril semasa hidupnya.

Diketahui, Eril hanyit di Sungai Sungai Aare, Swiss, pada 26 Mei 2022 lalu. Ridwan Kamil dan keluarga mengikhlaskan kepergian Eril meski jasadnya belum ditemukan hingga kini.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Ridwan Kamil memberikan kesaksian atas kebaikan Eril semasa hidupnya. Hal ini ia lakukan atas saran para ulama dan agar hak Eril yang sudah berpulang terpenuhi.

" Bismillah dan mohon maaf, ijinkan saya selaku ayahanda Eril, untuk memberi kesaksian atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini. Saya tahu betul, Eril jika masih ada, pasti tidak terlalu senang jika amal atau kebaikannya diceritakan. Namun sesuai saran ulama, ini adalah kewajiban saya selaku ayah, dan ini adalah hak dari Eril yang sudah berpulang yang wajib ditunaikan,” tulis Eril di akun @ridwankamil, dikutip Senin, 6 Juni 2022.

1 dari 3 halaman

“ Inilah berjuta alasan juga, kenapa kami sudah sangat mengikhlaskan kepergiannya. Semoga berkenan dan semoga semua bisa memetik hikmahnya,” sambung pernyataan Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil, menyelipkan kisah hidup Eril melalui sebuah tulisan yang disertai dengan foto-foto. Ia mengawali kalimat bahwa setiap manusia pasti akan pulang, namun dengan waktu yang berbeda-beda.

“ Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami, hakekatnya adalah cerita tentang kita semua. Hakekat bahwa semua dari kita akan pulang. Dengan waktu tempat dan cara yang kita tidak pernah selalu tahu,” ungkap Kang Emil, sapaan akrabnya.

Ia memastikan dirinya dan istri Atalia Praratya beserta pihak keluarga telah ikhlas dengan kepergian Eril. Karena perjalanan Eril di dunia telah selesai.

“ Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan, bahwa sesungguhnya ia sudah selesai dengan perjalanannya. Paripurna hidupnya dengan segala amalannya. Ia berpulang kepada pemilik sesungguhnya sesuai jadwalnya,” ujarnya.

Meski telah ikhlas, Emil, sapaan akrabnya, mengaku tidak bisa melarikan diri dari kesedihan. Bahkan jika jiwa bisa ditukar, orangtua mana yang mau sang anak pergi lebih dulu menghadap Pencipta.

" Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan," tulisnya.

2 dari 3 halaman

Emil tak menampik, jika sebagian dirinya berontak. Tangisnya meraung-raung meski tak bersuara. Begitu pun dengan sang istri, yang kabarnya kerap menangis setiap malam.

" Tapi logika manusia tidak akan sampai pada ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping," tulis Kang Emil.

Emil mengaku, saat ini sedang beradaptasi dengan ketetapan takdir tersebut. “ Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keikhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini,” ungkapnya.

Beri Komentar