Cerita Jokowi Harus Semedi 3 Hari Bingung Putuskan Lockdown di Awal Pandemi Covid-19

Reporter : Nabila Hanum
Kamis, 26 Januari 2023 13:35
Cerita Jokowi Harus Semedi 3 Hari Bingung Putuskan Lockdown di Awal Pandemi Covid-19
Jokowi mengaku sampai harus bersemedi tiga hari untuk memutuskan tidak melakukan lockdown.

Dream - Jokowi menceritakan momen awal saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Jokowi mengaku mendapat banyak tekanan untuk mengambil kebijakan lockdown.

" Enggak dari DPR, dari partai, semuanya (meminta) lockdown. Tekanan-tekanan seperti itu pada saat mengalami krisis dan kita tidak jernih, kita tergesa-gesa, grasa-grusu, bisa salah bisa keliru," kata Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2023, di Jakarta, Kamis 26 Januari 2023.

Jokowi mengaku sampai harus bersemedi tiga hari untuk memutuskan tidak melakukan lockdown. Menurutnya, saat itu pemerintah sama sekali tidak punya pengalaman menghadapi Covid-19.

1 dari 6 halaman

" Saya semedi tiga hari untuk memutuskan apakah kita harus lockdown atau tidak karena betul-betul tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai ini. Ditekan dari sisi pandemi, pada saat yang sama ditekan dari sisi ekonomi," kata Jokowi.

Namun, Jokowi akhirnya tidak memutuskan lockdown karena pertimbangan ekonomi. Menurut dia, jika saat itu lockdown dilakukan, maka rakyat bisa rusuh.

" Coba saat itu misalnya kita putuskan lockdown, hitungan saya dalam dua atau tiga minggu rakyat sudah nggak bisa, nggak memiliki peluang yang kecil untuk mencari nafkah, semuanya ditutup," ujar Jokowi.

" Negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh. Itu yang kita hitung sehingga kita putuskan saat itu tidak lockdown," imbuhnya.

2 dari 6 halaman

Menurutnya, pandemi adalah tantangan terbesar Indonesia saat itu karena tidak ada pedoman dan pengalaman mengatasinya.

" Sebuah tantangan yang sangat berat, sebuah persoalan yang sangat-sangat berat kita hadapi saat itu, dan tidak ada standarnya, tidak ada pakemnya, karena memang kita semuanya belum memiliki pengalaman dalam menangani pandemi ini," ujarnya.

Kemudian saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengubah aturan pemakaian masker, lanjut Jokowi, hal itu membuat pemerintah menjadi semakin kebingungan.

3 dari 6 halaman

" Kita ingat awal-awal dari WHO disampaikan, saya kan bertanya pada mereka, 'presiden enggak usah pakai masker, awal-awal, yang pakai masker yang batuk-batuk, yang kena saja'. Nggak ada seminggu semua harus pakai masker, ternyata dia juga bingung, kita juga bingung," tuturnya.

Ditambah lagi, alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien Covid-19 menjadi rebutan. Kata Jokowi, semuanya dalam keadaan bingung.

" Begitu sampai pada puncaknya, semua negara cari yang namanya APD, semuanya cari, kita juga cari ke mana-mana, eh ternyata kita sendiri bisa berproduksi dan dikirim ke negara-negara lain, ternyata kita sendiri, saking emang posisinya posisi semuanya bingung," ucapnya.

4 dari 6 halaman

Namun, katanya, seluruh jajaran pemerintah pusat dan daerah bekerja sama dalam menghadapi tekanan pandemi. Jokowi berkata, manajemen makro dan mikro yang dilakukan sangat efektif.

" Tetapi manajemen makro dan mikro yang kita lakukan betul-betul sangat efektif, dan saya melihat semuanya kita ini bekerja karena tertekan oleh persoalan, tertekan oleh masalah, itu yang saya tidak lihat sebelum-sebelumnya," kata Jokowi.

Covid-19 mulai merebak di China pada akhir 2019. Virus SARS-CoV-2 itu mulai melanda Indonesia pada Maret 2020. Pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi.

5 dari 6 halaman

Reaksi Jokowi Setelah Lihat Bayi 7 Bulan Diberi Minum Kopi Saset oleh Ibunya

Dream – Jokowi menyoroti orangtua yang memberikan kopi saset kepada bayinya yang baru berusia tujuh bulan. Dia mengingatkan bahaya tindakan tersebut.

“ Saya lihat kemarin yang ramai, bayi baru (usia) tujuh bulan diberi kopi saset oleh ibunya,” kata Jokowi dalam video yang diunggah ke akun Instagram resminya, Rabu 25 Januari 2023.

Menurut presiden bernama lengkap Joko Widodo itu, orangtua yang viral di media social itu menganggap kopi saset mengandung susu yang bermanfaat utuk bayinya. Pemahaman seperti itulah yang seharusnya diluruskan.

“ Karena yang ada di bayangan, di sini [pikiran] adalah susu, begitu lo. Anaknya mau diberi susu. Hati-hati mengenai ini,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

6 dari 6 halaman

Oleh sebab itu, tambah dia, penyuluhan kepada masyarakat, terutama para orangtua yang memiliki bayi sangat penting untuk memberi pemahaman. “ Karena memang kata ibunya bermanfaat. " Oh ini bermanfaat, kopi susu saset ini, karena ada susunya" ,” imbuh Jokowi.

Mantan walikota Solo itupun mengingatkan bahaya memberikan kopi saset kepada bayi. Menurut dia, bisa berakibat pada kesehatan bayi. “ Hati-hati bahwa anak, ginjal, jantung, lambung, itu belum kuat,” kata dia.

Polisi, kata Jokowi, telah menemui orangtua bayi tersebut. Namun, tambah dia, seharusnya yang pertama kali dating adalah kader posyandu atau kader dari BKKBN.

“ Bukan [polisi] karena kecepatan Kapolri mungkin, karena reaksi dari Kapolri cepat, datang lebih cepat dari kader [posyandu/ BKKBN],” imbuh Jokowi.

Beri Komentar