Ilustrasi Warga DKI (Foto: Shutterstock)
Dream - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat untuk menggantikan PSBB transisi. Usul ini mencuat setelah melihat lonjakan kasus positif Covid-19 di ibukota.
" Fraksi PSI menyayangkan PSBB Transisi diperpanjang tanpa adanya pengetatan aturan meski jumlah kasus aktif dan jumlah kematian akibat Covid-19 meningkat tajam dalam dua pekan terakhir," ujar Ketua Fraksi PSI, Idris Ahmad, Rabu 5 Januari 2021.
Menurut Idris, periode pasca libur akhir tahun 2020 adalah masa kritis dalam upaya penanganan Covid-19 di ibukota. Untuk itu, Pemprov DKI diharapkan memperpanjang penerapan aturan ketat yang berlaku pada liburan natal dan tahun baru pada PSBB transisi hingga 17 Januari mendatang.
Dalam PSBB Ketat ini, Idris mengusulkan diberlakukannya aturan pembatasan jam malam dan kewajiban melakukan rapid test antigen bagi siapa saja yang keluar masuk wilayah Jakarta.
“ Penambahan kasus aktif mendesak ditangani saat ini Jakarta sudah kewalahan. Tingkat keterisian ICU sudah mencapai 79 persen, keterisian ranjang isolasi sudah mencapai 87 persen. Daya tampung RSD Wisma Atlet juga nyaris penuh, hingga harus menolak pasien OTG. Ini membuktikan bahwa Jakarta sudah kesulitan menangani pertambahan kasus aktif yang sudah ada,” jelasnya.
Selain itu, PSI menyoroti lonjakan yang terlihat dari jumlah RW rawan di Jakarta yang bertambah lebih dari 2 kali lipat dari 21 RW menjadi 55 RW.
" Artinya tidak ada kecamatan yang bebas dari pertambahan kasus aktif. Ini menunjukkan Jakarta tengah mengalami penularan yang sangat masif, anggota keluarga yang hanya sesekali keluar rumah dapat menularkan virus di rumah,” kata Idris.
Pemprov DKI Jakarta perlu menekankan bahwa pandemi Covid-19 ini masih ada dan terus mengancam kesehatan warga masyarakat. Selain edukasi penerapan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak), pelaksanaan praktik 3T (Tracing, Testing, Treatment) harus terus ditingkatkan jika ingin memutus mata rantai penularan Covid-19.
”Harus sama-sama dilakukan, masyarakat melaksanakan 3M dan pemerintah meningkatkan 3T, tidak boleh putus harus terus dilakukan selama pandemi ini berlangsung,” tambahnya.
Menurutnya Pemprov DKI bisa melibatkan paguyuban keluarga seperti PKK dan Jumantik untuk melakukan pendekatan personal maupun melalui teknologi melalui pesan daring dan iklan informasi di koran dan televisi sehingga isu Covid-19 selalu terngiang di kepala warga.
“ Pemprov DKI tidak boleh lengah. Bila Jakarta gagal mengendalikan laju penularan, maka semakin banyak warga tertular Covid-19 yang terlantar tak tertangani di puskesmas dan Rumah Sakit,” kata dia.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang