Dream – Selain 25 rasul yang wajib diimani, terdapat para nabi yang mungkin nama-namanya jarang kita dengar. Para nabi ini juga mendapatkan wahyu dari Allah SWT, tetapi tidak wajib menyampaikannya kepada umat manusia.
Para nabi ini juga memiliki keutamaan dan kisah yang luar biasa, salah satunya adalah kisah Nabi Yusya’ alaihissalam saat merebut Baitul Maqdis.
Nabi Yusya atau Joshua (Inggris) atau Yehoshu (Ibrani) atau Isho (Amaric) merupakan nabi yang ditunjuk Nabi Musa alaihissalam sebagai penggantinya untuk mendakwahkan ajaran Kitab Taurat.
Nabi Musa alaihissalam gagal memasuki Baitul Maqdis, sehingga Nabi Joshua inilah yang berhasil membawa Bani Israil (umat Nabi Musa) memasuki Baitul Maqdis.
Guru Besar Universitas Islam Yordania, Syeikh Umar Sulaiman Al-Asyqor, dalam kitabnya, menyebutkan hadits Nabi SAW tentang kisah Nabi Joshua yang menembus benteng Yerikho.
Hadits nabi tersebut menceritakan tatkala Nabi Joshua memasuki Baitul Maqdis, matahari sempat dibuat berhenti beredar oleh Allah SWT.
Peristiwa luar biasa ini terjadi pada Hari Jumat, dan hari tersebut berlangsung lebih lama dari biasanya.
Kala itu, Allah membuat hari Jumat lebih panjang karena memberikan kesempatan kepada Nabi Joshua dan Bani Israil untuk menyelesaikan amanah. Sebab keesokan harinya memasuki hari sabat (Sabtu), di mana Bani Israil diperintahkan berhenti aktivitas sesuai syariat di dalam Kitab Taurat yang diajarkan Nabi Musa.
“Nabi Joshua berhasil mendekati kota sekitar masuk waktu Ashar. Kemudian ia berkata kepada matahari, ‘Wahai Matahari! Engkau sedang menunaikan tugasmu dan aku pun juga sedang menunaikan tugas dari Allah SWT. Maka, wahai Tuhanku! Hentikanlah matahari!’ Dan matahari pun berhenti sementara hingga Allah memberikan karunia kemenangan kepadanya.” (HR. Muslim)
Usai benteng Yerikho runtuh, Nabi Joshua dan pasukan menyerbu kota dan membumihanguskan seluruh isi kota tanpa tersisa kecuali rumah yang dihuni Rahab dan keluarganya.
Nama Nabi Joshua memang tidak disebutkan secara eksplisit di dalam Al-Quran. Namun beliaulah yang mendampingi Nabi Musa ketika perjalanan hingga bertemu dengan Nabi Khidir.
Kalangan mufassir termasuk Ibnu Katsir menyebutkan bahwa murid Nabi Musa yang tertuang dalam ayat tersebut adalah Nabi Yusya' ibnu Nun atau Joshua.
Kisah Nabi Joshua menaklukkan banteng Yerikho di Baitul Maqdis juga diabadikan dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 23:
“Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, ‘Serbulah mereka melalui pintu gerbang itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.”
Menurtu Tafsir Jalalain, dua orang laki-laki dalam ayat tersebut adalah Nabi Josuha dan Kalib ibnu Yufana. Ibnu Katsir pun juga menyebutkan hal serupa. Demikian pula menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Atiyyah, As-Saddi dan Ar-Rabi’ ibnu Anas dan kalangan ulama lainnya.
Nabi Yusya’ merupakan tokoh sentral di dalam Kitab Yosua, Alkitab Perjanjian Lama. Sementara dalam Kitab Keluaran Lama (Exodus), Bilangan dan Kitab Yosua, Nabi Joshua disebut sebagai abdi sekaligus murid Nabi Musa yang menjadi pemimpin Bani Israil menggantikan Nabi Musa.
Setelah pelarian dahsyat dari kejaran pasukan Firaun yang membuahkan hasil gemilang, rupanya kaum Bani Israil masih terikat dengan hawa nafsu dan kenyamanan. Mereka menentang nabinya sendiri dan menyembah patung emas yang mereka buat.
Bahkan mereka menentang untuk berperang dan memasuki Yerussalem, tanah yang dijanjikan kepada mereka. Mereka takut merebut banteng yang dijaga oleh sosok berperawakan besar.
Ketakutan Bani Israil ini sebenarnya adalah wujud dari kecintaannya pada dunia sehingga enggan berjihad di jalan Allah SWT.
Nabi Musa menyadari kaumnya masih terikat dengan kecintaan duniawi, sehingga sulit baginya untuk menduduki Yerussalem, tanah yang dijanjikan.
Rasulullah SAW menerangkan dalam haditsnya tentang mengapa Bani Israil tertunda memasuki Yerussalem.
“Tidak akan ada seorang pun penyembah berhala yang bisa memasuki Baitul Madis (Yerussalem).”
Allah menghukum Bani Israil karena keengganan menjalankan perintah-nya dengan membuat mereka hidup terkatung-katung selama 40 tahun. Generasi baru Bani Israil pun muncul.
Nabi Musa pun menyadari dirinya sudah terlampau tua, dan saat-saat yang ditunggu bagi kaumnya untuk memasuki tanah yang dijanjikan sudah tiba. Nabi Musa wafat sebelum berhasil memasuki Baitul Maqdis.
Namun melalui bimbingan Allah, Nabi Joshua ditunjuk oleh Nabi Musa sebagai pemimpin baru Bani Israil yang berhasil menduduki Yerussalem.
Usai mendapatkan amanah dari Nabi Musa, Nabi Yusya’ bin Nun menyusun strategi untuk menembus Baitul Maqdis. Kemudian ia mengirim dua pengintai ke wilayah kota.
Dua pengintai itu hampir tertangkan pasukan Yerikho jika tidak diselamatkan seorang wanita bernama Rahab.
Rahab menceritakan bahwa pasukan Yerikho sebenarnya ketakutan menghadapi Bani Israil karena kesaktian mereka bisa melewati Laut Merah.
Padahal kesaktian yang dimaksud adalah mukjizat Allah untuk Nabi Musa demi menyelematkan kaumnya dari kejaran tentara Firaun.
Rahab berkata, “Kengerian menghinggapi kami karena Tuhan telah mengeringkan Laut Merah bagi kalian. Ketika kami mendengarnya, ciutlah hati kami dan jatuhlah semangat tiap-tiap orang dari kami, sebab Tuhan kalian adalah Pengusa Langit dan Bumi.”
Rasulullah SAW pernah bersabda perihal persiapan perang suci ini. “Salah satu nabi telah melakukan perang suci. Ia (nabi itu) berkata kepada kaumnya, ‘barangsiapa yang telah menikahi seorang perempuan dan berkehendak untuk bercampur dengannya namun belum terlaksana, lalu mereka yang sedang membangun rumah namun belum menegakkan atap rumahnya, juga mereka yang telah membeli kambing-kambing dan unta-unta yang hamil dan menunggu kelahiranya, mereka itu tidak akan ikut (berperang) bersamaku.’” (HR. Muslim)
Nabi Yusya’ mensyaratkan kaumnya yang ikut perang bersamanya agar hatinya tidak tertawan oleh pernak-pernik duniawi. Sebab bagi Nabi Yusya, bukanlah jumlah prajurit yang dicari, melainkan keikhlasan dalam melaksanakan perang suci.
Nabi Joshua berseru kepada kaumnya, “Sucikan dan teguhkanlah niatmu, sebab besok Tuhanmu akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” Kemudian ia berkata kepada para imam, “Bawa dan usung Tabut Perjanjian, berjalanlah kalian di depan!”
Mengusung Tabut dalam perang merupakan simbol bahwa perang ini adalah perintah Allah dan hanya dilakukan dengan kekuatan-Nya, bukan kekuatan pasukan.
Allah menyiapkan mukjizat yang tak terduga kepada Nabi Joshua dan pasukannya. Tiba di tepi sungai Yordan, ketika para imam mulai mencelupkan kakinya ke dalam air untuk menyeberang, tiba-tiba aliran sungai berhenti dan terbukalah jalan kering melintasi sungai di depan mereka. Persis tatkala Allah SWT menyiapkan jalan kering di tengah Laut Merah bagi Nabi Musa dan pengikutnya.
Mendengar kedatangan pasukan Nabi Joshua, benteng Yerikho pun ditutup rapat-rapat. Dikisahkan dalam Kitab Yoshua, Nabi Yusya dijanjikan kemenangan. Ia menerima petunjuk agar pasukannya mengelilingi benteng kota selama enam hari.
Sementara itu, para imam ditugaskan meniup terompet yang terbuat dari tanduk domba.
Pada hari ketujuh, dinding banteng itu runtuh dan para prajurit Nabi Yusya’ berhasil menembus gerbang Yerikho dan menduduki Baitul Maqdis.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas