Data Seroprevalensi Kemenkes Ungkap 14 Persen Penduduk Indonesia Tertular Covid-19

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 24 November 2021 07:00
Data Seroprevalensi Kemenkes Ungkap 14 Persen Penduduk Indonesia Tertular Covid-19
Kebanyakan tidak bergejala sehingga tidak tercatat.

Dream - Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia selama ini dilaporkan ada di angka 4 juta lebih. Namun jika menggunakan pendekatan lain, angkanya jauh lebih tinggi.

" Hasil seroprevalensi kita, itu menunjukkgn angka prevalensi Covid-19 14 persen," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.

Seroprevalensi merupakan metode perhitungan jumlah penularan di suatu populasi berdasarkan hasil positif yang ditunjukkan spesimen serologi atau serum darah. Perhitungan dengan metode ini ditentukan melalui pengujian titer antibodi pada sampel berupa darah.

" Jadi kalau kita lihat jumlah penderita Covid-19 sekarang dilaporkan sekitar 4.253.598, itu kemungkinan sekitar 15 juta atau 16 juta sebenarnya," kata Nadia.

Meski demikian, seroprevalensi hanya satu dari sekian metode penghitungan. Jika menggunakan pendekatan lain, terdapat kemungkinan hasilnya berbeda.

 

1 dari 5 halaman

Sebab Laporan Harian Rendah

Lantas terkait laporan harian yang menyebut hanya 4 jutaan, Nadia menerangkan data tersebut memang tidak menunjukkan kondisi faktual. Kemungkinan, ini karena kebanyakan pasien tergolong tidak bergejala sehingga tidak masuk dalam catatan.

" Kita ketahui Covid-19 memang 60-70 persen tidak bergejala," ungkap dia.

Meski jumlah orang terinfeksi sudah cukup banyak, Nadia menegaskan hingga saat ini herd immunity belum terbentuk. Ini lantaran capaian vaksinasi belum menyentuh angka 70 persen.

Vaksinasi dosis pertama baru sebanyak 65,02 persen. Sedangkan vaksinasi kedua baru 43,32 persen dari total target mencapai 208.265.720 jiwa.

" Terinfeksi alamiah itu tidak menjadi faktor dalam perhitungan target vaksinasi untuk mengendalikan atau menurunkan laju penularan Covid-19," kata dia, dikutip dari Liputan6.com.

2 dari 5 halaman

Satgas Covid-19 Soroti Tempat Wisata di Jakarta & Malang Mulai Abai Prokes

Dream – Juru Bicara Pemerintah dr. Reisa Broto Asmoro mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah dengan kondisi PPKM sejumlah daerah yang sudah mencapai level 1. Penerapan protokel kesehatan tetap harus dijalani mengingat bahaya penyebaran wabah masih ada.  

Menurut Raisa, kewaspadaan masyarakat tetap harus dijaga karena virus Covid-19 saat ini belum sepenuhnya menghilang. Di sisi lain pelaksanaan vaksinasi belum terlaksana 100 persen dan masih adanya kemungkinan protokol kesehatan diturunkan kedisiplinannya.

“ (lalai protokol kesehatan) tentu ini sangat berbahaya,” ujar dr Reisa Broto Asmoro di Jakarta, Jumat 19 November 2021.

Meskipun pantauan Satgas Penanganan Covid-19 per 14 November 2021 menunjukkan presentase kepatuhan menggunakan masker tetap tinggi, pihaknya masih menemukan sikap abai masyarakat di tempat publik. Area seperti restoran, tempat wisata, pemukiman diketahui sebagai lokasi paling rendah dalam hal kepatuhan memakai masker.

3 dari 5 halaman

Soroti Tempat Rekreasi di Jakarta dan Malang

Ilustrasi

dr Reisa Broto juga melaporkan pantauan Satgas Covid-19 di beberapa tempat rekreasi yang memperlihatkan risiko yang perlu dimitigasi secepatnya untuk memastikan keamanan para pengunjung.

Ia menyoroti dua tempat rekreasi di Jakarta dan Malang yang memperlihatkan risiko penularan virus yang tinggi.

“ Pantauan satgas di beberapa tempat rekreasi di Pulau Jawa seperti ada di Dunia Fantasi di Jakarta dan Jatim Park di Batu Malang masih memperlihatkan risiko yang perlu dimitigasi untuk memastikan kegiatan di tempat tersebut aman,” jelasnya.

4 dari 5 halaman

Wajib Gunakan PeduliLindungi

Ilustrasi

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan tersebut menambahkan bahwa kehadiran Satgas Penganan Covid-19 dalam penegakan protokol kesehatan perlu dimaksimalkan untuk memantau lokasi rekreasi.

“ Kehadiran Satgas penegakan protokol kesehatan dan kesadaran tinggi petugas sangat diperlukan untuk memastikan aplikasi PeduliLindungi digunakan secara maksimal. Semua pengunjung di atas 12 tahun harus scan QR code,” katanya.

5 dari 5 halaman

Perketat Jaga Jarak di Antrean

Persoalan antrean pengunjung tempat wisata juga menjadi sorotan Satgas Covid-1. Dr Reisa Broto menilai antrean masuk, pembelian tiket, hingga antrean pembelian makanan di restoran sudah banyak yang tak mengindahkan ketentuan menjaga jarak.

Melihat hasil pantuan tersebut, petugas dan Satgas setempat akan memastikan protokol kesehatan benar-benar dijalankan dengan baik.

“ Memastikan antrian masuk, pembelian tiket, dan antrian pembelian makanan di restoran yang ada di dalam lokasi itu tidak melanggar aturan jaga jarak, dan tidak menyebabkan kerumunan,” katanya.

Ia juga mengimbau kepada seluruh pengelola tempat rekreasi agar sistem pembelian tiket secara daring sebaiknya dipromosikan kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan pada antrean.

“ Sistem beli tiket secara online sebaiknya dipromosikan dan bahkan diberikan apresiasi kepada mereka yang jauh-jauh hari memesan tiket secara daring,” pungkasnya.

Beri Komentar