Rishi Sunak Di Depan Kediaman Resmi PM Inggris Di Downing Street No 10 (EuroNews)
Dream – Hari itu, Senin, 24 Oktober 2022, merupakan peringatan Diwali, salah satu hari besar keagamaan yang dirayakan oleh lebih 1,3 miliar penduduk India. Namun, berita di media massa negeri itu justru menunjukkan kontras yang berbeda.
Hampir semua media di India hari itu justru memberitakan kemenangan Rishi Sunak, seorang keturunan India, sebagai pemimpin Partai Konservatif di Inggris. Dengan demikian, tinggal hitungan jam saja dia akan dilantik Raja Charles III sebagai Perdana Menteri Inggris.
India memang pernah dijajah Inggris selama 200 tahun. Bangsa ini baru merdeka tahun 1947 atau 75 tahun lalu. Karenanya, tahu salah satu keturunan bangsa terjajah kini menjadi pemimpin bangsa penjajah, membuat komentator India di media masa utama dengan gembira menunjukkan bagaimana waktu telah berubah.
Media arus utama memuat berita utama kemenangan seperti yang ada di surat kabar Times of India yang memuat judul: " Rishi Sunak, seorang 'Hindu yang bangga', adalah PM Inggris yang baru."
(Koran India memuat berita utama tentang Rishi Sunak jadi PM Inggris/NewsLaundry)
“ Putra India bangkit di atas kekaisaran. Sejarah menjadi lingkaran penuh di Inggris,” kata judul berita NDTV seperti dikutip CNN.
“ India (sekali) di bawah pemerintahan Inggris. Sekarang, seorang pria asal India telah menjadi Perdana Menteri Inggris,” kata pembawa acara Zee News.
Yang lain lebih blak-blakan tentang apa yang mereka lihat sebagai simbolisme di balik penunjukan Sunak, yang beritanya muncul tepat pada saat perayaan Diwali, festival cahaya Hindu.
“ Hadiah Diwali lainnya untuk negara. Rishi asal India bakal memerintah orang kulit putih,” kata surat kabar berbahasa Hindi terbesar di India, Dainik Bhaskar, yang memiliki sirkulasi hampir 5 juta eksemplar.
(Koran India memuat berita utama tentang Rishi Sunak jadi PM Inggris/NewsLaundry)
Bagi sebagian orang, penunjukan Sunak hanyalah yang terbaru dari serangkaian acara untuk menyoroti nasib kontras dari kebangkitan India dan kesengsaraan ekonomi baru-baru ini terjadi di Inggris, mantan penguasa kolonialnya.
Penunjukkan Rishi Sunak menjadi perdana menteri, memang disambut gembira oleh rakyat India.
PM India Narendra Modi bahkan langsung menjulukinya sebagai jembatan hidup penghubung India dan Inggris saat memberikan selamat kepada Sunak melalui akun twitternya @narendramodi pada 24 Oktober 2022.
Modi berharap bisa menjalin kerja sama intens dengan Sunak. " Harapan spesial Diwali untuk 'jembatan hidup' Inggris dan India, sebagaimana kita mengubah ikatan bersejarah menjadi kemitraan modern," tulis Modi.
Sambutannya mirip-mirip saat Kamala Haris, yang ibunya berasal dari India, terpilih menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat dua tahun lalu. Tapi kini lebih heboh karena hampir semua media massa menjadikan terpilihnya Rishi Sunak menjadi berita utama di halaman depan berita mereka.
(Koran India memuat berita utama tentang Rishi Sunak jadi PM Inggris/Newslaundry)
Beberapa orang India mengatakan naiknya Sunak menjadi perdana menteri tahun ini akan menjadi lebih istimewa karena India baru-baru ini merayakan 75 tahun hari kemerdekaannya dari pemerintahan kolonial Inggris.
" Rishi Sunak mengambil sumpah sebagai anggota parlemen dengan (menggunakan kitab suci Hindu) Bhagavad Gita. Jika dia mengulangi hal yang sama untuk mengambil sumpah sebagai perdana menteri, hari yang luar biasa bagi India, itu juga pada tahun ke-75 kemerdekaan kita dari Inggris," kata seorang warga di Twitter.
Setelah Kamala Harris, mungkin inilah pencapaian tertinggi yang bisa diperoleh oleh diaspora keturunan India. Dari bangsa terjajah, menjadi pemimpin negara bangsa penjajah!
***
Rishi Sunak menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris setelah ia memenangkan perlombaan untuk memimpin Partai Konservatif pada Senin, 24 Oktober 2022.
Tugas yang diembannya sangat berat. Yakni untuk mengarahkan negara yang sangat terpecah karena resesi ekonomi dan kenaikan harga barang dan energi yang telah membuat jutaan orang Inggris jatuh miskin.
Sunak, salah satu politikus terkaya di Westminster, akan menjadi PM Inggris ketiga dalam waktu kurang dari dua bulan. Pria berusia 42 tahun itu juga merupakan pemimpin kulit berwarna keturunan India pertama di negara itu dan PM Inggris termuda dalam 200 tahun terakhir.
Sunak akan diminta untuk membentuk pemerintahan oleh Raja Charles III, menggantikan Liz Truss, PM Inggris yang mundur setelah menjabat 44 hari.
" Inggris Raya adalah negara besar, tetapi tidak diragukan lagi kita menghadapi tantangan ekonomi yang besar," kata Sunak saat berbicara kepada publik untuk pertama kalinya seperti dikutip dari Channel News Asia.
" Kami sekarang membutuhkan stabilitas dan persatuan dan saya akan menjadikannya prioritas utama untuk menyatukan partai kami dan negara kami," katanya. Ia juga menolak seruan dari partai-partai oposisi untuk pemilihan umum dini.
Rishi Sunak mengalahkan politikus Penny Mordaunt, yang gagal mendapatkan cukup suara dukungan dari anggota parlemen dalam pemungutan suara. Sementara saingannya, mantan perdana menteri Boris Johnson, menarik diri dari kontes kursi PM Inggris, dengan alasan dia tidak bisa lagi menyatukan partai.
" Keputusan ini adalah keputusan bersejarah dan menunjukkan sekali lagi, keragaman partai kami," kata Mordaunt dalam sebuah pernyataan saat dia mengundurkan diri dari perlombaan hanya beberapa menit sebelum pemenang diumumkan. " Rishi mendapat dukungan penuh saya."
Rishi Sunak adalah bekas Menteri Keuangan di era Boris Johnson. Terpilihnya Rishi Sunak menjadi Perdana Menteri Inggris menorehkan sejarah baru bagi Inggris. Ia menjadi perdana menteri pertama yang berasal dari kulit berwarna. Sunak adalah keturunan India.
(Rishi Sunak dan Boris Jhonson/NDTV)
Sebelum menjadi perdana menteri, Rishi Sunak telah tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Inggris. Kekayaannya itu sempat menjadi sorotan di tengah kondisi ekonomi Inggris yang tengah morat-marit.
Bila digabungkan dengan kekayaan istrinya, Akshata Murty, putri salah satu orang terkaya di India dan pendiri Infosys, NR Narayana Murthy, Rishi Sunak memiliki harta sebesar £ 730 juta atau setara Rp 12,9 triliun. Ia termasuk dalam daftar orang kaya Inggris versi Sunday Times.
Rishi Sunak berada di peringkat ke-222 orang terkaya di Inggris versi Sunday Times pada Mei lalu. Ini membuatnya menjadi politisi pertama yang pernah dimasukkan dalam daftar orang terkaya di Inggris.
Perkiraan yang dibuat awal tahun ini bahkan mengungkapkan istri Rishi Sunak lebih kaya daripada Ratu Elizabeth II, yang kekayaan pribadinya sekitar £ 350 juta atau Rp 6,2 triliun. Ia juga lebih kaya dari Raja Charles yang kekayaan pribadinya diperkirakan mencapai £ 600 juta atau setara Rp 10 triliun.
Dalam laporannya, Daily Mail pernah mengulas Rishi Sunak dan Akshata Murty pernah menghabiskan dana besar untuk merenovasi rumah mereka yang senilai £ 7 juta atau Rp 124 miliar beberapa pekan sebelum pemilihan perdana menteri. Dia juga membangun gym dan lapangan tenis. Rishi Sunak memiliki portofolio empat properti yang tersebar di seluruh dunia dan bernilai lebih dari £ 15 juta atau Rp 266 miliar.
(Rishi Sunak dan istrinya Akshata Murty/The Guardian)
Akshata Murty, 42 tahun, hingga kini masih menjadi warga negara India. Ia memiliki kekayaan bersih sekitar U$ 1,2 miliar atau Rp 18,8 triliun yang dinilai berdasarkan sahamnya di Infosys Ltd., perusahaan yang didirikan oleh ayahnya Narayana Murty.
Mertuanya, Narayana Murthy merupakan pengusaha perangkat lunak atau software asal India yang mendirikan perusahaan bernama Infosys Technologies Ltd. Perusahaan ini merupakan perusahaan India pertama yang terdaftar dalam bursa saham Amerika.
Naraya Murthy lahir pada 20 Agustus 1946 di Kolar, negara bagian Karnataka, India. Sementara itu, Murthy menghabiskan masa pendidikan sarjananya di bidang teknik elektro di Universitas Mysore pada 1967. Kemudian, gelar master diperoleh Murhty dari Institut Teknologi India di Kanpur pada 1969.
Setelah menyelesaikan masa studinya, karier profesional Murthy bermula pada 1970-an ketika ia bekerja di Paris. Di sini, Narayana Murthy bertugas untuk merancang sistem operasi guna penanganan kargo udara di Bandara Charles de Gaulle.
Sekitar satu dekade di Paris, Murthy memutuskan untuk kembali ke India dan menerima posisi di sebuah perusahaan sistem komputer di Pune. Namun, tak lama kemudian, Murthy meluncurkan perusahaannya sendiri bersama enam rekannya pada 1981 dengan nama Infosys Technologies Ltd..
Bisnis Narayana Murthy yang bergerak di bidang teknologi tinggi dan komputer semakin melesat pada awal 1990-an ketiga Pemerintah India memberlakukan kebijakan liberalisasi dan deregulasi ekonomi.
(Rishi Sunak istri dan mertuanya Narayana Murthy/Jagran TV)
Kala itu, Murthy secara agresif langsung memperluas layanan perusahaan dengan menegosiasikan kesepakatan bersama sejumlah perusahaan luar negeri guna memberikan layanan konsultasi, integrasi sistem, pengembangan perangkat lunak, hingga layanan rekayasa produk.
Usaha Narayana Murthy membuahkan hasil ketika perusahaannya, Infosys, berhasil bergabung dalam Nasdaq, pasar saham Amerika, pada 1999. Pada tahun berikutnya, ia pun dianugerahi oleh Majalah Asiaweek sebagai salah satu dari 50 orang paling berpengaruh di dunia atau Power 50.
Walaupun sedang menikmati masa puncaknya, tiga tahun berselang Narayana Murthy memutuskan pensiun dari perusahaannya. Britannica melaporkan bahwa saat Murthy pensiun pada 2006, setidaknya ia meninggalkan perusahaan dengan sekitar 70.000 karyawan dan pendapatan U$ 3 miliar atau Rp 47 triliun per tahun.
Usai terpilih menjadi perdana menteri, menantunya Rishi Sunak langsung menjanjikan stabilitas dan persatuan guna menghadapi badai krisis yang mengguncang Inggris. Penganut agama Hindu ini mengatakan Inggris menghadapi tantangan ekonomi yang berat.
" Kami sekarang membutuhkan stabilitas dan persatuan. Saya akan menjadikannya prioritas utama untuk menyatukan partai dan negara kami," katanya.
Bekas Menteri Keuangan di era Boris Johnson ini menghadapi sederet masalah usai menjabat sebagai PM Inggris yang baru. Sunak perlu menstabilkan negara yang terhuyung-huyung akibat gejolak politik dan ekonomi.
Terpilihnya Rishi Sunak menorehkan sejarah baru bagi Inggris.
***
Rishi Sunak lahir pada 12 Mei 1980 di Rumah Sakit Umum Southampton di Southampton, Hampshire, Inggris. Orang tuanya beragama Hindu kelahiran Afrika Tenggara namun keturunan Punjabi India. Orang tuanya bernama Yashvir Sunak dan Usha Sunak.
Rishi Sunak bersekolah di Stroud School, sebuah sekolah persiapan di Romsey, dan Winchester College, sebuah sekolah asrama khusus anak laki-laki. Dia pernah menjadi seorang pelayan di sebuah rumah makan kari di Southampton selama liburan musim panasnya.
Dia belajar Filsafat, Politik dan Ekonomi di Lincoln College, Oxford, lulus dengan gelar pertama pada tahun 2001. Selama di universitas, ia pernah magang di Markas Kampanye Konservatif. Pada tahun 2006, ia memperoleh gelar MBA dari Universitas Stanford.
Kakek Sunak sama-sama lahir di provinsi Punjab, India Britania, dan beremigrasi ke Afrika Timur. Kakek-neneknya bermigrasi dengan keluarga mereka dari Afrika Timur ke Inggris pada 1960-an.
Ayahnya, Yashvir Sunak, lahir dan besar di koloni dan Protektorat Kenya (sekarang Kenya), dan merupakan seorang dokter umum di National Health Service.
(Rishu Sunak bersama orang tua dan adik-adiknya/The Quint)
Ibunya, Usha Sunak, lahir di Tanganyika (yang kemudian menjadi bagian dari Tanzania). Saat ini adalah direktur dan apoteker di Apotek Sunak di Southampton dan memiliki gelar dari Universitas Aston. Ayah dan ibunya menikah pada tahun 1977 di Leicester, Inggris.
Rishi Sunak adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Saudaranya, Sanjay (lahir 1982), adalah seorang psikolog dan saudara perempuannya, Raakhi Williams (lahir 1985), bekerja di New York sebagai kepala strategi dan perencanaan di dana global PBB untuk pendidikan dalam keadaan darurat..
Saat kuliah di Stanford, ia bertemu calon istrinya Akshata Murty, putri miliarder India N. R. Narayana Murthy dari Infosys. Setelah lulus, Sunak bekerja untuk Goldman Sachs dan kemudian sebagai mitra di perusahaan hedge fund The Children's Investment Fund Management dan Theleme Partners.
Pada Agustus 2009, ia menikahi Akshata Murty, putri N. R. Narayana Murthy, pendiri perusahaan teknologi Infosys. Akshata Murty memiliki 0,91% saham —senilai sekitar £ 690 juta atau Rp 12,2 triliun pada April 2022— di Infosys, menjadikannya salah satu wanita terkaya di Inggris.
Sunak dan Murty yang bertemu saat kuliah di Universitas Stanford; memiliki dua putri, Krishna (lahir 2011) dan Anoushka (lahir 2013).
(Rishi Sunak, istri dan kedua anaknya/iNews)
Akshata Murty adalah direktur perusahaan investasi ayahnya, Catamaran Ventures. Mereka memiliki rumah Kirby Sigston Manor di desa Kirby Sigston, North Yorkshire, serta sebuah rumah mewah di Earl's Court di pusat kota London, sebuah flat di Old Brompton Road, South Kensington, dan sebuah apartemen penthouse di Ocean Avenue di Santa Monica, California.
Sunak terjun ke politik saat terpilih menjadi anggota House of Commons untuk Richmond di North Yorkshire pada pemilihan umum 2015.
Karena Sunak adalah seorang Hindu, dia mengambil sumpahnya sebagai anggota parlemen di House of Commons dengan menggunakan kitab suci umat Hindu, Bhagavad Gita.
Sunak mendukung Brexit (British Exit) dalam referendum tahun 2016 tentang keanggotaan Inggris di Uni Eropa. Dia diangkat ke pemerintahan kedua Theresa May sebagai Wakil Sekretaris Negara Parlemen untuk Pemerintah Daerah dalam perombakan 2018. Dia memilih tiga kali mendukung Brexit.
Setelah May mengundurkan diri, Sunak mendukung kampanye Boris Johnson untuk menjadi pemimpin Konservatif. Setelah Johnson menjadi Perdana Menteri, Sunak diangkat menjadi Kepala Sekretaris Perbendaharaan.
Sunak menggantikan Sajid Javid sebagai Menteri Keuangan setelah Javid mengundurkan diri dalam reshuffle kabinet Februari 2020. Sebagai Menteri Keuangan, Sunak menonjol dalam respons keuangan pemerintah terhadap pandemi COVID-19 dan melunakkan dampak ekonominya.
Dia mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan pada Juli 2022, diikuti oleh pengunduran diri Johnson di tengah krisis pemerintah tak lama kemudian.
Sunak kemudian maju dalam pemilihan kepemimpinan partai Konservatif untuk menggantikan Johnson. Tapi dia kalah dari Liz Truss.
(Rishi Sunak dan Liz Truss/DW)
Setelah pengunduran diri Truss di tengah krisis kredibilitas, Sunak akhirnya terpilih sebagai Pemimpin Partai Konservatif.
Anggota parlemen telah mendiskusikan peluang Rishi Sunak dan pesaingnya Penny Mordaunt, jika mereka dapat menyetujui mana yang akan melangkah maju untuk menjadi PM Inggris yang baru.
Sekutu Sunak menunjukkan fakta bahwa dia adalah pilihan paling populer di mata anggota parlemen selama tahap pertama kontes kepemimpinan Partai Konservatif yang berkuasa di parlemen. Sunak memenangkan dukungan dari 137 anggota parlemen Konservatif, sedangkan Penny Mordaunt hanya 105 suara.
Sunak pun diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Raja Charles III pada 25 Oktober 2022. Ia menjadi keturunan orang Asia dan orang Hindu pertama yang memegang posisi itu.
***
Warga di India memang telah menyaksikan kenaikan Rishi Sunak menjadi Perdana Menteri Inggris dengan rasa kekaguman dan rasa kemenangan, memuji kebangkitan seseorang keturunan India dan seorang Hindu ke posisi puncak di negara besar Barat.
Meskipun Sunak, yang orang tuanya bermigrasi dari Afrika Timur ke Inggris pada 1960-an, tidak pernah tinggal di India, warisan asal-usulnya telah membuat orang India bangga.
Kakek-nenek Sunak berasal dari negara bagian Punjab sebelum anak benua India dibagi menjadi dua negara, India dan Pakistan, setelah pemerintahan kolonial Inggris berakhir pada 1947.
Mereka pindah ke Afrika Timur pada 1930-an. Lalu pindah ke Inggris tahun 1960. Sunak juga belakangan menikah dengan Akshata Murty, putri miliarder teknologi India N.R. Narayana Murthy, yang mendirikan salah satu perusahaan perangkat lunak paling sukses di India.
Banyak orang India dan media massa, yang memberikan liputan menonjol tentang pengangkatannya sebagai perdana menteri, tidak hanya menekankan akar Indianya tetapi juga keyakinannya; Sunak adalah seorang Hindu, agama mayoritas di India, dan telah berbicara tentang pentingnya hal itu baginya.
Ketika berita pecah minggu lalu bahwa Sunak ditakdirkan untuk menjadi pemimpin baru Inggris, orang India merayakan festival cahaya Hindu yang dikenal sebagai Diwali dengan antusias. Bagi banyak orang, seperti warga Mumbai Nikhil Shirodkar, perkembangan itu menambah suasana perayaan.
(Rishi Sunak saat merayakan Dipali/CNN)
“ Ini memang momen yang sangat istimewa bahwa seseorang asal India dan seorang penganut Hindu memimpin pemerintahan di Inggris,” kata Shirodkar, yang mendengar berita itu saat bersiap-siap untuk melakukan ritual Diwali. “ Saya tidak pernah berpikir mungkin bahwa negara telah menerima anggota etnis minoritas sebagai perdana menteri. Sungguh menakjubkan,” katanya, seraya menyebutnya sebagai bukti multikulturalisme.
Sentimen serupa bergema di media sosial dan media arus utama yang memuat berita utama kemenangan Sunak seperti yang ada di seluruh surat kabar yang terbit di India
Sejak Sunak pertama kali mengajukan tawaran untuk kepemimpinan Partai Konservatif pada bulan Juli, jaringan televisi dan surat kabar memang telah memuat cerita tentang bagaimana pada tahun 2019 ia mengambil sumpahnya sebagai anggota Parlemen pada Bhagavad Gita, sebuah teks Hindu yang dihormati; melakukan pemujaan sapi, ritual Hindu pada bulan Agustus; dan menyalakan lampu di kediamannya di Downing Street untuk perayaan Diwali dua tahun lalu ketika dia menjadi Menteri Keuangan.
Tak pelak, warisan kolonial India juga menjadi bahan pembicaraan, dengan banyak yang menyebutnya ironis bahwa Inggris, yang memerintah India selama 200 tahun, tapi kini dipimpin oleh seorang pria dari negeri bekas jajahannya.
Namun, para sejarawan menunjukkan bahwa kenaikan Sunak ke posisi puncak bukanlah kasus sejarah yang akan datang secara utuh seperti yang diyakini banyak orang.
“ Pada titik waktu tertentu sebagai sejarawan, kami mengharapkan seseorang asal India akan menjadi perdana menteri negara seperti Inggris atau Kanada,” kata Archana Ojha, profesor sejarah di Universitas Delhi.
“ Kesimpulan itu berasal dari studi demografi masa depan. Meskipun mungkin tidak ada peningkatan besar dalam jumlah orang India di negara-negara ini, mereka adalah komunitas yang kaya dan berpengaruh dan karenanya siap memainkan peran yang sangat penting dalam politik di sana,” ujarnya.
Tapi dia menunjukkan bahwa Sunak juga mendapat manfaat dari berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Kenaikannya terjadi setelah dua perdana menteri Inggris mundur karena skandal politik dan krisis ekonomi.
“ Dia menjadi perdana menteri ketika tidak ada orang lain di partai yang ditempatkan dengan baik untuk mengambil peran itu. Jika masa jabatannya berjalan dengan baik, itu akan menjadi kemenangan baginya dan orang lain dari keturunan etnis India,” kata Ojha. “ Tetapi jika dia gagal, itu juga akan mencerminkan kegagalan kebijakan multikulturalisme.”
(Rishi Sunak dan kedua orangtuanya/MoneyControl)
India memang telah lama bersorak atas pencapaian orang-orang asal India dan diaspora India.
Tetapi bahkan ketika mereka senang dengan keberhasilan terbaru dan mungkin yang paling signifikan, beberapa politisi oposisi mempertanyakan apakah hal yang sama bisa terjadi di India, yang menurut para kritikus sedang meluncur ke mayoritasisme di bawah Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata pimpinan Modi.
P. Chidambaram, seorang pemimpin veteran Partai Kongres oposisi, men-tweet, “ Pertama Kamala Harris, sekarang Rishi Sunak. Orang-orang AS dan Inggris telah merangkul warga non-mayoritas di negara mereka dan memilih mereka untuk menduduki jabatan tinggi di pemerintahan. Saya pikir ada pelajaran yang bisa dipetik oleh India dan partai-partai yang mempraktikkan mayoritasisme.”
Diaspora India memang kini sudah menyebar luas ke berbagai pelosok dunia, termasuk ke pimpinan lingkaran elit negara maju.
Keberhasilan bakat asal India pada saat ini luar biasa. CEO penting asal India termasuk Sundar Pichai dari Alphabet/Google, Satya Nadella dari Microsoft, Parag Agrawal dari Twitter, Shantanu Narayen dari Adobe, Arvind Krishna dari IBM, Raj Subramaniam dari FedEx, Sonia Syngal dari Gap, dan Laxman Narasimhan dari Starbucks. Semua ini terjadi di Amerika yang bisa dibilang sebagai penghasil bakat manajerial terbesar yang pernah ada di dunia. Orang-orang ini hampir tidak berhasil dalam lingkungan yang lemah atau tidak kompetitif.
Selain itu, banyak dari orang-orang ini lahir di India. Perkiraannya bervariasi, tetapi pendapatan per kapita India, menurut Bank Dunia, masih kurang dari U$ 7.000 atau Rp 109 juta. Anda tidak dapat menghargai modal India untuk kesuksesan mereka. Itu adalah bakat individual mereka, bahkan jika banyak dari mereka berasal dari keluarga yang relatif kaya.
Namun yang jelas diaspora keturunan India memang sudah merambah kemana-mana. Mulai dari CEO industri digital global, sampai pimpinan negara adi daya. Dan ini agaknya belum akan berakhir. Patutlah negara dengan 1,3 miliar penduduk itu bangga. (eha)
Sumber: CNN. NDTV, Chanel News Asia, Independent, Guardian, Daily Mail. Britannica, VOA
Advertisement
Sudah Tahu Belum? Ini 5 Cara Mudah Mengenali Uang Palsu
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners