Doa agar Dagangan Laris Menurut Al-Quran dan Etika Berdagang Sesuai Ajaran Islam

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Kamis, 5 Januari 2023 06:01
Doa agar Dagangan Laris Menurut Al-Quran dan Etika Berdagang Sesuai Ajaran Islam
Di samping berikhtiar, jangan lupa untuk berdoa karena Allah SWT lah Sang Pemilik Rezeki.

Dream – Berdagang menjadi salah satu profesi yang dilakoni oleh sebagian besar orang. Mulai dari usaha kecil-kecilan hingga usaha yang besar sekalipun, tujuannya tetap sama, yakni mendapatkan keuntungan. Perbedaannya adalah barang yang dijual dan strateginya untuk menarik perhatian konsumen agar mau membeli.

Setiap pedagang tentu memiliki cara masing-masing agar barang dagangannya bisa laku terjual. Misalnya saja menciptakan teknik marketing yang menarik atau memberikan pelayanan yang terbaik.

Di dalam Islam, selain berikhtiar, hal yang jangan sampai ditinggalkan adalah berdoa. Mengingat bahwa Allah SWT Sang Pemilik Rezeki. Sehingga hanya kepada-Nya lah tempat kita meminta rezeki tersebut dengan cara membaca doa agar dagangan laris menurut Al-Quran. Ada beberapa ayat di dalam Al-Quran yang bisa kamu amalkan untuk kelancaran usaha kamu, sahabat Dream.

Nah, berikut adalah beberapa doa agar dagangan laris menurut Al-Quran dan etika-etika berdagang menurut Islam sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 2 halaman

Doa agar Dagangan Laris Menurut Al-Quran

Doa agar Dagangan Laris Menurut Al-Quran

Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat-ayat yang berisi doa. Salah satunya adalah doa agar dagangan laris menurut Al-Quran. Doa-doa ini bisa sahabat Dream baca setelah menyelesaikan sholat fardhu. Insya Allah jika istiqomah membacanya, maka dagangan sahabat Dream akan banyak dibeli konsumen. Berikut adalah beberapa doa agar dagangan laris menurut Al-Quran yang perlu sahabat Dream ketahui:

Surat Al-Baqarah Ayat 286

رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Robbanaa laa tuaa khidznaa innasiinaa au akhtho’na, robbanaa walaa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamaltahuu ‘ala al ladziina min qoblinaa, robbana walaa tuhammilnaa maa laa thoo qatalanabih, wa’ fuanna waghfirlanaa warhamnaa, anta maulana fansurnaa ‘ala al qaumilkaafiriin.

Artinya: “ Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Surat At-Talaq Ayat 3

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Wa yarzuq-hu min haisu la yahtasib, wa may yatawakkal alallahi fa huwa hasbuh, innallaha baligu amrih, qad ja’alallahu likulli sya’ing qadra.

Artinya: “ dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 3)

Surat An-Naml Ayat 19

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi’nī an asykura ni’matakallatī an’amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa an a’mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī ‘ibādikaṣ-ṣāliḥīn.

Artinya:Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “ Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. An-Naml: 19)

2 dari 2 halaman

Etika Berdagang Menurut Islam

Etika Berdagang Menurut Islam

Selain membaca doa agar dagangan laris menurut Al-Quran, sahabat Dream juga perlu menerapkan etika berdagang menurut Islam. Di mana etika-etika inilah yang juga dilakukan oleh Rasulullah saw semasa hidupnya yang hebat dalam berdagang. Berikut adalah beberapa etika berdagang menurut Islam yang bisa sahabat Dream praktikkan:

Jujur

Hal yang penting saat berdagangan adalah memiliki sikap yang jujur. Jujur yang dimaksud adalah menunjukkan kualitas barang yang dijual sesuai dengan realitanya. Ketika barang itu bagus, maka sesuai dengan aslinya. Dan ketika barang itu tidak baik, maka katakanlah tidak baik. Karena Rasulullah saw sendiri ketika berdagang selalu bersikap jujur kepada setiap pembeli.

Tidak Saling Menjatuhkan

Etika berdagang berikutnya adalah tidak saling menjatuhkan. Melakukan persaingan dalam berdagang sangat boleh. Tetapi lakukanlah secara sehat dengan tidak mejatuhkan bisnis lainnya. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:

Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain.” (HR. Muttafaq’alaih)

Tidak Menimbun Barang

Hal yang sangat dilarang oleh Islam dalam berdagang adalah menimbun barang. Di mana tujuannya adalah supaya mendapatkan harga yang tinggi dan otomatis keuntungannya juga meningkat. Perbuatan seperti sangat dilarang keras oleh Nabi Muhammad saw.

Berzakat

Di dalam Islam terdapat perintah untuk berzakat atau mengeluarkan hak untuk orang lain dari sebagian rezeki yang diperoleh. Zakat yang dikeluarkan justru akan mendatangkan keberkahan dan menambah rezeki. Sehingga sahabat Dream tidak perlu takut jatuh miskin ketika mengeluarkan zakatnya.

Menggaji Karyawan Tepat Waktu

Ketika sahabat Dream memiliki karyawan, maka berikanlah gaji sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan. Jangan sampai menundanya, karena para karyawan juga sudah bekerja keras dan membutuhkan uang tersebut untuk membiayai kehidupannya. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:

Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah)

Beri Komentar