Zona Demiliterisasi Korea (Asia One)
Dream - Korea Selatan dan Utara akhirnya sepakat untuk menutup sejumlah pos penjagaan sepanjang perbatasan. Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Seoul, Song Young-moo, di hadapan parlemen hari ini untuk melaporkan perkembangan proses pencairan hubungan diplomatik kedua negara.
Kesepakatan ini juga menandai berakhirnya perseteruan yang terjadi antara dua negara itu selama bertahun-tahun.
Selama puluhan tahun, Korsel dan Korut terpisah oleh Zona Demiliterisasi yang berdiri sejak Perang Korea 1953.
Meski dinamai Zona Demiliterisasi, tempat ini sangat berbahaya. Lokasi itu ditutupi kawat berduri di kedua sisi dan di dalamnya terdapat ribuan ranjau.
Young-moo mengatakan Korsel akan menutup 10 pos penjagaan. Ini dilakukan sebagai jaminan kepercayaan setelah pertemuan antara Presiden Korsel Moon Jae-in dengan Pemimpin Korut Kim Jong un pada April lalu.
" Lebih dulu, kita akan menutup satu dari tiga pos penjagaan kemudian akan memperluas (penutupan tersebut)," kata Young-moo, dikutip dari Asia One.
Dia melanjutkan baik Selatan maupun Utara telah sama-sama sepakat untuk melakukan penutupan pos-pos terdekatnya. " Pos yang terdekat sekitar 700 meter dan kami akan mulai menarik penjaga pos yang berjarak satu kilometer," ucap Young-moo.
Seorang pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan mengatakan rencana ini masih dalam tahap pematangan. Sumber tersebut menolak memberikan tanggapan apakah pos akan ditutup seluruhnya atau tidak.
Dream - Selama puluhan tahun, para lansia di Korea Selatan dan Korea Utara hanya bisa berharap bertemu dengan keluarganya di negeri seberang. Mungkin banyak dari mereka yang berpikir momen itu hanya bakal jadi mimpi.
Pada Senin kemarin, 20 Agustus 2018, rupanya mimpi itu menjadi kenyataan. Dengan linangan air mata keharuan, para lansia itu akhirnya bisa bertemu dengan keluarga setelah 70 tahun terpisah akibat perang saudara.
Masing-masing dari mereka menunjukkan foto keluarganya untuk mengingatkan kembali kehangatan masa lalu. Mereka saling berpelukan, bergandengan tangan demi melepas rasa rindu yang membuncah.
Seperti dialami lansia asal Korea Selatan, Han Shin-ja, 99 tahun. Dia menangis bahagia bisa bertemu dengan dua putrinya yang kini sudah berusia 72 dan 69 tahun.
Han lalu menempelkan pipinya ke pipi kedua putrinya dan memegang erat tangan mereka. Han sempat mengucapkan penyesalan karena memilih melarikan diri selama perang dan meninggalkan dua putrinya di Korut.
" Ketika aku melarikan diri selama perang..." ucap Han sembari menahan tangis. Dia ingin meminta maaf kepada dua putrinya karena sudah meninggalkan mereka, seperti dilaporkan Channel News Asia.
Perang Korea 1950-1953 membuat banyak keluarga terpisah selama puluhan tahun. Mereka hampir tidak punya kesempatan untuk bisa bertemu kembali.
Perang tersebut berakhir bukan dengan perjanjian damai, melainkan gencatan senjata. Alhasil, semenanjung Korea dibagi menjadi dua dipisahkan Zona Demiliterisasi yang tak bisa ditembus.
Kedua negara akhirnya memutuskan berdamai dan membuka diri. Masing-masing warganya diizinkan untuk bertemu keluarganya di tempat yang sudah ditetapkan.
Advertisement
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama