Fenomena Adopsi Boneka Arwah Mencuat, Ini Penjelasan Ulama NU

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 5 Januari 2022 13:00
Fenomena Adopsi Boneka Arwah Mencuat, Ini Penjelasan Ulama NU
Hukum bermain boneka boleh, selama tidak melanggar batasan.

Dream - Adopsi boneka arwah tengah menjadi fenomena tersendiri di sebagian masyarakat, terutama kalangan artis. Tetapi, hal ini cukup meresahkan lantaran bertentangan dengan ajaran Islam.

Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Nur Hayid, buka suara mengenai fenomena ini. Ulama muda ini menegaskan ada bahaya yang mengancam akidah di balik fenomena tersebut.

Ulama yang akrab disapa Gus Hayid ini menjelaskan boneka dalam ajaran Islam adalah sesuatu yang diperbolehkan. Bermain boneka pun dibolehkan selama masih dalam batas kewajaran.

" Bermain boneka selama dalam batas-batas wajar, yang tidak mengganggu kesehatan, tidak mengganggu pikiran, konsentrasi, dan tidak mengubah akal kewarasan itu diperbolehkan dalam ajaran Islam," ujar Gus Hayid kepada Dream.

 

1 dari 4 halaman

Dasar Bolehnya Bermain Boneka dalam Islam

Hal ini, kata Gus Hayid, tertuang dalam riwayat Rasulullah Muhammad SAW terkait peristiwa ketika Sayyidah Aisyah RA bermain boneka bersama teman-temannya. Riwayat itu menjelaskan, saat Sayyidah Aisyah bermain boneka dengan teman-temannya, tiba-tiba teman-temannya Sayyidah Aisyah bersembunyi ketika Rasulullah datang, teman-teman Sayyidah Aisyah yang ikut bermain boneka bersembunyi, takut Rasulullah marah.

Rasulullah kemudian mengambil semua boneka yang ditinggalkan itu dan diserahkan kembali kepada teman-teman Sayyidah Aisyah. Kemudian mereka melanjutkan bermain boneka setelah mengetahui Rasulullah tidak marah dan membolehkannya bermain.

" Apa artinya? Bermain boneka selama dalam koridor yang wajar itu tidak masalah karena boneka 'alatul malaib, alat permainan," kata ulama yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat ini.

 

2 dari 4 halaman

Hukum Boleh Bisa Berubah Jadi Haram

Tetapi, Gus Hayid menegaskan hukum kebolehan itu bisa berubah menjadi tidak boleh. Hal ini terjadi jika bermain boneka sampai mengganggu konsentrasi atau membuang waktu secara percuma serta membuang uang secara sia-sia alias mubadzir.

" Hukumnya menjadi berbeda ketika boneka itu membahayakan. Apalagi membahayakan akidah. Ini semua tergantung illatnya," kata Gus Hayid.

Ketentuan ini berlaku tidak hanya pada anak-anak namun juga orang dewasa. Menurut Gus Hayid, manusia dewasa sejatinya sudah tidak berhak bermain boneka kecuali di waktu-waktu longgar.

Apalagi jika sampai memperlakukan boneka sebagai makhluk bernyawa, hal ini sudah termasuk ta'ghyirul aql atau mengubah akal atau kewarasan. Gus Hayid menegaskan hal ini tidak bolehkan dalam Islam.

" Kalau bermain boneka tapi membuat hilang rasionalitas seseorang, itu tidak boleh. Kalau tidak boleh berarti hukumnya haram," ucap Gus Hayid.

 

3 dari 4 halaman

Bahaya Menganggap Boneka Punya Kekuatan Mistis

Belum lagi jika sampai menganggap boneka tersebut punya kekuatan mistis. Itu sangat berbahaya tidak hanya dalam konteks hukum syariat namun juga menyentuh level akidah.

" Karena bisa meyakini bahwa boneka itu memiliki kekuatan, padahal tidak kekuatan selain Allah, la haula wa la quwwata illa billah," ucap dia.

Gus Hayid juga menegaskan jika fenomena ini dibiarkan, akan sangat berbahaya bagi akidah dan akhlaq umat. Oleh karena itu para artis yang mendapatkan sorotan soal boneka arwah ini harus menghentikan dengan memperhatikan nasihat dari ulama,

" Ini penting agar mereka tidak terjerumus lebih jauh lagi," urai pengasuh Pesantren Skill Jakarta ini.

 

4 dari 4 halaman

Hati-hati Menjadikan Boneka Sebagai Perantara Jin

Menurut Gus Hayid, orang yang memiliki boneka arwah dan memperlakukan benda itu sebagai sesuatu yang layak dihormati. Apalagi sampai memberikan perlakukan istimewa laiknya manusia itu sudah sangat berlebihan.

Belum lagi jika boneka tersebut diyakini bisa bicara dan mendatangkan bahaya dan manfaat, Gus Hayid mengatakan keyakinan itu sangat merusak akidah Islam.

" Hati-hati, siapapun yang menjadikan boneka menjadi perantara arwah, misalnya bisa bicara dan lainnya, bisa tersesat secara akidah dan bisa membuat iman seseorang hilang. Hati-hati menjadikan boneka ini sebagai wasilah atau perantara jin," kata Gus Hayid.

Lebih lanjut, Gus Hayid menegaskan antara dunia jin dan manusia memiliki ruang lingkup masing-masing. Tidak boleh ada pihak yang melanggar batasan tersebut, baik itu dari kalangan manusia maupun jin.

" Karena kalau sudah cross the border (melanggar batas) itu sudah mengganggu ekosistem yang sudah dibangun begitu indah oleh Allah," kata Gus Hayid.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More