Begini Nasib Gubernur Wanita Afghanistan yang Dulu Perangi Taliban

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 21 Agustus 2021 11:00
Begini Nasib Gubernur Wanita Afghanistan yang Dulu Perangi Taliban
Salima Mazari kerap angkat senjata melawan Taliban di luar tugasnya menjalankan administrasi pemerintahan.

Dream - Gubernur wanita pertama Afghanistan, Salima Mazari, dilaporkan telah ditangkap Taliban. Mazari yang memerintah Provinsi Balkh dikenal sebagai wanita yang turut angkat senjata dalam peperangan melawan Taliban.

Menurut laporan media Afghanistan, Salima Mazari disandera setelah distrik Chahar Kint, tempatnya tinggal, jatuh ke tangan Taliban. Penangkapannya telah dikonfirmasi oleh jurnalis TV Afghanistan, Nadia Momand.

Menuru Momand, Mazari ditangkap setelah menolak melarikan diri dan tetap bertahan untuk melawan infiltrasi Taliban.

Mazari adalah pemimpin wanita terkenal di Afghanistan. Dia salah satu dari tiga gubernur wanita dalam sejarah bangsa dan juga terkenal karena mengangkat senjata dan mengatur operasi militer di Chahar Kint melawan Taliban.

Laporan telah menyatakan sampai penyerahan Provinsi Balkh, Mazari berjuang keras melawan Taliban. Bahkan ketika mereka menguasai seluruh bangsa.

1 dari 5 halaman

Wanita Tangguh

Namun, milisi Taliban segera mengambil alih Provinsi Balkh. Provinsi itu dikuasai setelah jatuhnya Kabul dan keluarnya Presiden Ashraf Ghani.

Yang mengesankan yaitu ketika Mazari tertangkap, distrik Chahar Kint merupakan satu-satunya wilayah dikendalikan wanita yang tidak jatuh ke kelompok teror manapun. Mazari sukses mempertahankan provinsinya dari Taliban karena pengalamannya beberapa tahun terakhir dalam menangani pemberontakan.

Menurut The Guardian, Mazari telah berhasil menegosiasikan penyerahan 100 pejuang Taliban pada tahun 2020. Wanita 40 tahun itu mengatakan pekerjaannya tidak hanya sebatas menangani urusan birokrasi sehari-hari tetapi juga menangani operasi militer.

" Kadang-kadang saya di kantor di Charkint, dan di lain waktu saya harus mengambil senjata dan bergabung dalam pertempuran," kata dia.

" Jika kita tidak berjuang sekarang melawan ideologi ekstremis dan kelompok-kelompok yang memaksa kita, kita akan kehilangan kesempatan untuk mengalahkan mereka. Mereka akan berhasil. Mereka akan mencuci otak masyarakat untuk menerima agenda mereka," lanjut dia.

Lahir di Iran, Mazari adalah anggota komunitas Hazara yang dianggap oleh Taliban sebagai sekte sesat. Keberadaannya tidak diketahui sampai sekarang, dikutip dari Republicworld.com.

2 dari 5 halaman

Sosok Wali Kota Perempuan Afghanistan yang Tak Gentar Menunggu Didatangi Taliban

Dream - Zarifa Ghafari, wali kota perempuan pertama di Afghanistan pasrah dengan nasibnya setelah kaum milisi Taliban menguasi kembali negaranya. Sang gubernur yang terjun ke dunia politik di usia 26 ini telah siap kehilangan nyawanya ketika sewaktu-waktu ditangkap Taliban.  

Menurut Ghafari, kebebasan perempuan mulai terancam sejak Taliban mengusai Kabul. Dia menegaskan takkan lari dari negaranya jika sewaktu-waktu penguasa baru Afghanistan tersebut mendatangi rumahnya. 

" Saya duduk di sini menunggu mereka untuk datang. Tidak ada seorang pun yang datang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama keluarga saya dan suami saya. Dan mereka akan mendatangi orang-orang seperti saya dan membunuh saya," tuturnya, dikutip dari New York Times, Rabu 18 Agustus 2021.

Ghafari mengungkapkan tidak bisa pergi dari Afghanistan dan meninggalkan keluarganya menghadapi kemungkinan serbuan Taliban. Lagipula, dia tidak tahu akan pergi ke mana jika kelompok tersebut benar-benar sudah menguasai negaranya.

" Saya tidak bisa meninggalkan keluarga saya. Dan lagipula, ke mana saya akan pergi?" ujarnya.

3 dari 5 halaman

Percaya Ada Masa Depan untuk Afghanistan

Tiga minggu lalu, Ghafari masih sangat optimistis dengan masa depan negaranya. Keyakinan ini dikarenakan kepedulian generasi mudanya yang selalu besar terhadap keadaan negaranya.

" Generasi muda di negara ini sangat peduli dengan apa yang tengah terjadi. Mereka memiliki sosial media. Mereka saling berkomunikasi. Saya rasa mereka akan terus berjuang melewati ini dan memperebutkan hak kami. Saya yakin akan ada masa depan untuk negara ini," tutur Ghafari mengutip laman New York Post

Walikota termuda di Afghanistan itu diketahui selamat dari percobaan pembunuhan yang dilakukan Taliban pada November lalu. Namun sayang, sang ayah, Gen Abdul Wasi Ghafari tak selamat saat kejadian tersebut.

Ayah Zarifa, Jenderal Abdul Wasi Ghafari, tewas ditembak pada 15 November tahun lalu. Hingga saat ini, alasan pembunuhan tokoh penting di militer Afghanistan itu belum juga terkuak.

Jenderal Ghafari sendiri terbunuh 20 hari usai Zarifa mengalami percobaan pembunuhan. Wanita itu sudah tiga kali mengalami percobaan pembunuhan akibat dinilai terlalu kritis, terutama pada kelompok Taliban, tetapi selalu gagal. 

 

4 dari 5 halaman

Bantu Kemenhan Afghanistan

Mengutip laman Inews.co.uk. Zarifa mendapat kepercayaan untuk membantu Kementerian Pertahanan Afghanistan di Kabul. Dia bertanggung jawab pada kesejahteraan tentara dan masyarakat yang menjadi korban serangan teror.

" Orang-orang muda sadar akan apa yang terjadi. Mereka memiliki media sosial. Mereka berkomunikasi. Saya pikir mereka akan terus berjuang untuk kemajuan dan hak-hak kami. Saya pikir ada masa depan untuk negara ini," ujar Zarifa tiga pekan sebelum Kabul dikuasai Taliban.

Saat ibu kota jatuh, pejabat senior pemerintah telah melarikan diri. Tapi Zarifa dan orang-orang seperti dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.

" Kami berpikir bahwa Kabul tidak akan jatuh ke tangan Taliban," kata seorang anggota Parlemen Afghanistan, Farzana Kochai.

5 dari 5 halaman

Terpilih Jadi Wali Kota 3 Tahun Lalu

Farzana mengatakan puluhan ribu keluarga melarikan diri ke Kabul sekarang terlantar dan tinggal di jalan-jalan dan taman. Jika kekuasaan dialihkan dari pemerintah ke pemberontak, keluarga-keluarga itu harus kembali ke rumah mereka dan hidup di bawah kekuasaan Taliban.

Ghafari merupakan politikus perempuan yang pertama kali menjadi wali kota di Afghanistan, tepatnya di Maidan Shahr. Dia didaulat menjadi wali kota pada tahun 2018 lalu.

Zarifa Ghafari menulis sejarah pertama sebagai politikus perempuan dan termuda yang pernah menjadi wali kota di Afghanistan.

Dalam kampanyenya, Ghafari berjanji untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di Afghanistan. Namun resiko dari pekerjaannya, diketahui dirinya selalu mendapat ancama dari Taliban ataupun ISIS.

(Sah/Ahmad Baiquni)

Beri Komentar