Pada tahun 1960-an, kota kuno Ai-Khanoum di Afghanistan ditemukan secara tidak sengaja, dan sejak itu, kehancurannya telah menjadi daya tarik bagi para sejarawan dan arkeolog selama beberapa dekade.
Didirikan oleh salah satu penerus Alexander Agung, Seleucus I Nicator, kota ini yang tenggelam di bawah pasir gurun selama hampir 2.000 tahun diyakini sebagai " Alexandria on the Oxus," suatu kota bersejarah yang kini menarik perhatian para peneliti.
Kota ini berdiri tegak di atas tebing batu besar, menjaga bagian bawahnya di dataran rendah di pertemuan Sungai Kokcha dan Amou Daria, yang dalam bahasa Latin dikenal sebagai Oxus.
Meskipun pada awalnya didirikan oleh Alexander yang Agung. Namun pemikiran para sarjana menyatakan kemungkinan bahwa kota Hellenic paling timur ini lebih cenderung dibangun oleh Kekaisaran Seleukia berikutnya. Kota ini menjadi pusat budaya Helenistik yang semakin kaya dengan kedatangan tetap imigran Yunani.
Ai-Khanoum, sebagai salah satu kota utama di Kerajaan Greko-Bactrian Alexander, memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan dan pertukaran budaya antara dunia Yunani-Makedonia dan penduduk asli Bactria.
Posisi strategisnya di Jalur Sutra memastikan aktivitas ekonomi yang sibuk. Kota ini tumbuh menjadi pusat kosmopolitan dengan arsitektur gaya Yunani, menampilkan istana megah, pasar yang luas, gymnasium, dan kawasan perumahan yang terencana dengan baik.
Mirip dengan kota-kota Yunani, Ai-Khanoum juga dirancang dengan tata letak grid dan dihuni oleh warga Yunani serta berbagai kelompok etnis lainnya.
Meskipun kota ini awalnya berkembang pesat, namun harus menghadapi tantangan yang mengakibatkan kemundurannya.
Letaknya yang rentan menjadikannya terperangkap dalam persaingan antara Kekaisaran Seleukia dan Maurya, keduanya berusaha menguasai rute perdagangan Jalur Sutra. Ketidakstabilan geopolitik ini kemungkinan menggoyahkan wilayah dan kemampuan kota untuk mempertahankan otonomi ekonomi dan politiknya.
Detail-detail mengenai keruntuhan Ai-Khanoum tetap mengandung misteri.
Beberapa teori menyebutkan bahwa kota ini mungkin jatuh akibat invasi atau konflik militer, sementara lainnya menunjukkan kemungkinan dampak bencana alam seperti gempa bumi atau banjir.
Ada juga spekulasi tentang pengabaian karena penurunan ekonomi atau pergeseran loyalitas ke pusat agama dan budaya di tempat lain.
Meskipun tanggal pasti kejatuhan Ai-Khanoum kurang didokumentasikan, kehancuran ini kemungkinan terjadi pada abad ke-2 SM. Kota ini secara perlahan ditinggalkan, dan reruntuhan yang tersisa akhirnya terkubur oleh lapisan sedimen, menghilang dalam alur sejarah.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN