Presiden AS Joe Biden (Liputan6.com)
Dream - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, terlihat emosional dan hampir menangis saat menggelar konferensi pers terkait insiden ledakan bom di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, Afghanistan. Dia pun mengeluarkan ancaman ditujukan kepada semua yang terlibat dalam bom bunuh diri tersebut.
" Kami buru kalian dan kalian harus bayar. Saya akan bela kepentingan kami terhadap rakyat kami dengan segala tindakan atas perintah saya," ujar Biden.
Biden mengonfirmasi dua ledakan di luar Bandara Kabul dilancarkan oleh kelompok teroris ISIS di Provinsi Khurasan, cabang organisasi teror ISIS yang beroperasi di Afghanistan. Serangan itu menewaskan puluhan orang, termasuk warga Afghanistan dan tentara AS.
" Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah ini: Kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan lupa," kata Biden.
Biden menambahkan AS akan melanjutkan evakuasi warga Amerika dan sekutu AS meskipun ada serangan. Dia menegaskan evakuasi tidak akan terhalangi oleh serangan teroris.
" Kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami, evakuasi akan terus kami lakukan," ucap dia.
Sejak Februari 2020, belum ada laporan militer AS terbunuh dalam pertempuran di Afghanistan. Insiden pada Kamis, 26 Agustus waktu setempat merupakan peristiwa maut yang menelan cukup banyak tentara AS.
Biden telah menunda sejumlah agenda hari itu, termasuk pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Dia ingin fokus pada situasi di Afghanistan.
Sebelumnya, Komandan Pusat Komando AS, Jenderal Kenneth McKenzie, mengkonfirmasi pengangkutan udara tidak akan berhenti setelah serangan itu.
" Misi kami adalah untuk mengevakuasi warga AS, warga negara ketiga, pemegang Visa Imigran Khusus, staf kedutaan AS, dan warga Afghanistan yang berisiko," kata McKenzie.
Kepala Staf Gabungan As, Jenderal Mark Milley, juga mengatakan militer Amerika tetap fokus dan teguh pada misi evakuasi. Dia menegaskan para tentara AS telah mengambil risiko menyelamatkan nyawa warga Amerika
" Pria dan wanita pemberani ini mengambil risiko untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang rentan dan melindungi orang Amerika," kata Milley.
" Mereka telah memindahkan lebih dari 100 ribu orang ke tempat yang aman. Saya tidak bisa lebih bangga dari layanan mereka. Mereka memberikan hidup mereka untuk menyelamatkan orang lain; tidak ada panggilan mulia yang lebih tinggi," lanjut Milley, dikutip dari Aljazeera.
Dream - Dua ledakan terjadi di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, di tengah konflik politik Afghanistan yang belum mereda. Sedikitnya 13 tentara Amerika Serikat dan 60 warga Afghanistan dilaporkan tewas akibat ledakan tersebut.
Sebanyak 13 tentara AS yang tewas tersebut telah dikonfirmasi Pentagon pada Kamis waktu setempat. Ini merupakan jumlah terbanyak ke dua tentara AS mati di Afghanistan setelah insiden 30 prajurit Negeri Paman Sam tewas dalam serangan terhadap helikopter yang mereka naiki pada Agustus 2011.
" 13 anggota militer AS tewas akibat luka-luka dalam serangan di Gerbang Abbey," ujar Juru Bicara Pusat Komando AS, Kapten Bill Urban.
Terlepas dari serangan itu, Komandan Pusat Komando AS, Jenderal Marinir Kenneth McKenzie Jr, menegaskan misi evakuasi terhadap warga AS dan warga Afghanistan yang memiliki dokumen keluar negeri tetap berjalan.
" Misi kami untuk mengevakuasi warga AS atau warga dari negara ketiga, khsusunya imigran pemegang visa, staf Kedutaan Besar AS, dan warga Afghanistan yang dalam risiko," kata McKenzie.
Sebelumnya, dua pejabat mengungkapkan 12 militer AS tewas, terdiri dari 11 anggota Marinir dan satu anggota medis Angkatan Laut. Saat ini, terdapat 5.800 tentara AS yang bertugas melakukan evakuasi di Kabul.
McKenzie mengatakan ledakan tersebut dipicu bom bunuh diri yang dilakukan anggota kelompok teroris ISIS. Dia juga mengatakan anggota ISIS menembaki massa dan militer AS setelah bom meledak.
Ledakan pertama terjadi di dekat Gerbang Abbey menuju bandara tempat warga Afghanistan berbaris untuk memasuki bandara yang diamankan AS. Bom kedua dekat dengan Baron Hotel di mana banyak warga Inggris telah menunggu evakuasi.
" Dampak ledakan ini sangat besar," kata kepala bantuan medis non-pemerintah, Rossella Miccio.
Miccio mengatakan para relawan kedaruratan menerima sekitar 60 warga sipil Afghanistan yang terluka dengan banyak luka pada anggota badan yang hancur, tulang yang patah dan luka proyektil dan enam orang tewas.
Tanggung jawab atas pengeboman pada awalnya dikaitkan dengan afiliasi kelompok ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai Negara Islam di Provinsi Khorasan, (ISIS-K). Kelompok ini tumbuh dari anggota Taliban yang tidak puas yang memiliki pandangan garis keras, seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Associated Press.
" Jika kami dapat menemukan siapa yang terkait dengan ini, kami akan mengejar mereka. Kami bekerja sangat keras sekarang untuk menemukan siapa yang terkait dengan ini," kata McKenzie.
Beberapa waktu setelah insiden, ISIS membuat pengakuan bertanggung jawab atas serangan itu di sebuah situs web, menurut layanan berita AFP dan dalam saluran telegram berbahasa Arab.
Yang lain memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan tentang sumber serangan.
" Meskipun terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang mereka yang bertanggung jawab, ISIS-K memiliki motivasi yang jelas untuk mengganggu upaya kami untuk mengevakuasi puluhan ribu orang," kata Perwakilan Komite Intelijen Parlemen, Adam Schiff.
Ada beberapa peringatan resmi dari AS dan Inggris tentang potensi serangan bom terhadap orang banyak yang mencoba masuk ke bandara.
Gedung Putih mengatakan 13.400 orang dievakuasi dalam 24 jam yang berakhir Kamis pagi, waktu Pantai Timur AS, penurunan substansial dari 19.000 yang diangkut dengan segala cara sehari sebelumnya.
Presiden Joe Biden, yang mendapat kecaman di Kongres AS atas krisis yang sedang berlangsung di Afghanistan ketika pasukan AS ditarik, sedang diberi pengarahan oleh tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih pada hari Kamis.
" Sementara kami menunggu rincian lebih lanjut, satu hal yang jelas: Kami tidak dapat mempercayai Taliban dengan keamanan Amerika," cuit Senator Bob Menendez, Ketua Demokrat dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat, dikutip dari Aljazeera.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN