Suasana Menjelang Pemilihan Rais Aam (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Dream - Arena Muktamar Nahdatul Ulama (NU) yang sempat mengalami kendala dan ricuh mengenai sistem model pemilihan Rais Aam, akhirnya dapat terselesaikan. Dengan menggunakan voting, muktamirin yang hadir akhirnya sepakat menggunakan sistem Ahlul Halli wal Adqi (AHWA) atau musyarawarah untuk mufakat yang sempat diprotes.
Dari hasil voting yang dilakukan, sejumlah 252 orang setuju menggunakan sistem AHWA, tidak setuju 232 orang, dan abstain 9 suara. Voting sendiri dilakukan secara terbuka sehingga seluruh peserta untuk mengetahui pilihan dari masing-masing cabang dan wilayah. Cara ini dilakukan karena ada beberapa Pengurus Wakil Nahdatul Ulama (PWNU) yang dominan setuju AHWA tetapi ada juga yang setuju sistem pemilihan langsung.
PWNU Papua, menurut pantauan muktamarnu.com, misalnya, meminta menggunakan sistem noken. Sistem pemilihan khas masyarakat Papua tersebut menempatkan persetujuan seluruh cabang dengan diwakilkan oleh pengurus wilayah.
Akhirnya 30 suara dari PWNU Papua setuju menggunakan sistem AHWA. NU Wilayah Yogyakarta secara kompak juga setuju dengan AHWA sementara PWNU Jatim suaranya terbagi antara AHWA dan pemilihan langsung. Wilayah dan Cabang di Sulawesi Selatan didominasi oleh mereka yang berkeinginan dengan sistem pemilihan langsung.
Hasil keputusan tersebut akan telah diplenokan pada Selasa, 4 Agustus 2015. Sembilan orang yang nantinya terpilih menjadi anggota AHWA akan menentukan siapa Rais Aam yang akan memimpin PBNU periode 2015-2020.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera
