Ilustrasi
Dream - Diturunkan kepada kita sebagai berkah, Idul Fitri adalah hari kegembiraan dan kemenangan. Ini adalah hari ketika semua umat Islam bergembira dan bersyukur kepada Allah karena banyak berkat yang Dia turunkan kepada manusia selama Ramadan.
Sesuai dengan tradisi Islam, Muslim harus memakai pakaian terbaik dan bersih, memanjatkan banyak doa syukur, mengunjungi kerabat dan teman-teman. Dan hal itu seharusnya dirayakan dengan cara yang membedakan umat Islam dari yang lain.
Sayangnya kita telah melupakan esensi sejati dari Idul Fitri dan mengubahnya menjadi hari pamer kekayaan dan status. Pakaian terbaik diasumsikan dengan baju mahal dan dirancang oleh rumah mode terkenal. Makanan suguhan Idul Fitri disiapkan secara mewah dan dalam jumlah besar di mana sebagian muslim lainnya hampir tidak mampu mendapatkannya. Banyak orang akan berpendapat bahwa inilah tradisi Idul Fitri.
Masalahnya adalah banyak dari kita mengira telah 'mematuhi' semua perintah Nabi Muhammad. Namun semangat sejati dari perayaan Idul Fitri telah berkurang. Idul Fitri dimaksudkan untuk dirayakan sebagai sebuah komunitas. Tapi dengan mengukur perayaan dengan jumlah uang yang kita keluarkan, kita menciptakan lebih banyak kelas-kelas dalam masyarakat.
Dalam masyarakat yang heterogen di mana sebagian besar adalah kaum yang kurang mampu, bagaimana mereka bisa merasa senang di hari Idul Fitri jika mereka harus menghabiskan uang. Sejatinya itu menjadi masalah utama kehidupan mereka?
Orang-orang kelas bawah dan menengah mulai khawatir tentang Idul Fitri. Masalahnya, pengeluaran sebelumnya di bulan Ramadan sudah sangat menguras kantong. Mereka menyambut Idul Fitri dengan perasaan takut, bukan kebahagiaan seperti yang seharusnya. Sementara Idul Fitri adalah hari raya keagamaan penting.
Menurut Badan Statistik Nasional, jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2014 adalah 28,28 juta orang. Angka itu naik dari 28,17 juta orang pada periode yang sama tahun lalu.
Islam mengarahkan umatnya untuk menyumbangkan dan membantu orang yang tidak mampu secara ekonomi dan kesehatan. Tetapi kebanyakan dari kita mengabaikan hal tersebut. Kita cenderung lupa bahwa zakat dan sedekah adalah aspek yang sangat penting dari bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Bagi kebanyakan orang, Idul Fitri adalah hari libur nasional. Orang lebih peduli tentang bagaimana untuk tampil trendi dengan baju baru. Kaum wanitanya lebih sibuk mempersiapkan hidangan yang paling lezat dan mewah. Sementara anak-anak dididik untuk berlomba mendapatkan uang lebaran dalam jumlah besar.
Bahkan lembaga pendidikan menyelenggarakan acara khusus Idul Fitri, di mana anak-anak diminta untuk membawa berbagai makanan dan memakai pakaian lebaran mereka ke sekolah. Memang tidak salah, tapi sekolah harus mengajar murid-murid mereka untuk mengenakan pakaian sederhana sehingga anak-anak dari keluarga kurang mampu tidak merasa minder.
Muslim seharusnya mengutamakan toleransi dan kesederhanaan selama bulan Ramadan, dan kemudian berlanjut di Idul Fitri. Habisnya Ramadan bukan berarti kita harus melupakan pelajaran tentang kesabaran, toleransi dan kesederhanaan. Bahkan Alquran dan hadis meminta umat Islam merayakan Idul Fitri sesuai dengan kapasitas, tidak berlebih-lebihan. (Ism, Sumber: Samaa Tv)
Advertisement
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
AXIS Nation Cup 2025 Sukses Digelar, Lahirkan Atlet Muda Berbakat Indonesia
Intip Diet Ala Jennie BLACKPINK, Simpel dan Tetap Bisa Makan Enak
Fakta Penelitian Wanita Lajang Lebih Bahagia Dibandingkan Pria
Nonton Jadi Lebih Seru, Ikut Aja 5 Komunitas Film di Indonesia
Energi Baru dari #TwistLickDance, Kolaborasi Penuh Warna antara OREO dan BABYMONSTER
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
Meriah! Nobar F1 Singapore di Aphrodite Jakarta Diserbu Fans dari Berbagai Tim