Tragedi Kanjuruhan (liputan6.com)
Dream - Sosok yang bertanggung jawab terkait tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu 1, Oktober 2022, malam perlahan terkuak.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan ada enam tersangka terkait peristiwa tersebut. Tiga di antaranya, adalah masyarakat sipil dan tiga lainnya dari pihak kepolisian.
Sebanyak tiga anggota polisi yang dijadikan tersangka merupakan sosok pemberi perintah untuk menembakkan gas air mata.
Tembakan gas air mata ke arah tribun menjadi salah satu penyebab terjadinya kepanikan, sesak napas, hingga korban meninggal.
" Personel yang menembakkan gas air mata di dalam stadion sebanyak 11 personel. Kemudian terkait temuan tersebut, setelah ini akan segera dilaksanakan proses untuk pertanggungjawaban etik, namun demikian tidak menutup kemungkinan jumlah ini masih bisa bertambah," kata Sigit dalam konferensi pers, Kamis malam 6 Oktober 2022.
Berikut tiga anggota polisi yang jadi tersangka dalam tragedi Kanjuruhan:
Kompol Wahyu Setyo Pranoto - Kabag Ops Polres Malang
" Yang bersangkutan mengetahui terkait adanya aturan FIFA tentang penggunaan gas air mata," kata Sigit. Namun, lanjut dia, yang bersangkutan tidak mencegah atau melarang gas air mata saat pengamanan.
" Tidak melakukan pengecekan langsung terkait dengan kelengkapan personel," ujarnya.
AKP Hasdarman - Dankie Satbrimob Polda Jatim
Hasdarman memerintahkan anggotanya melakukan penembakan gas air mata.
AKP Bambang Sidik Ahmadi - Kasat Samapta Polres Malang
Sama seperti Hasdarman, Bambang Sidik memerintahkan anggotanya untuk menembakkan gas air mata.
Adapun tiga nama di atas dijerat dengan Pasal 359 dan 360 KUHP tentang menyebabkan orang meninggal dan luka-luka berat karena kealpaan.
Dream - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan temuan sementara dari penyelidikan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Komnas HAM mendapati kondisi korban yang sangat memprihatinkan.
" Pertama adalah kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, dalam keterangannya, Rabu 5 Oktober 2022.
" Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa. Jadi teman-teman khususnya keluarga, Aremania, maupun relawan yang menangani jenazah memberikan informasi terkait hal tersebut," imbuhnya.
Temuan kondisi wajah biru dan mata merah juga dibarengi dengan adanya luka fisik seperti kaki patah, rahang patah, memar, dan lain sebagainya.
" Ada beberapa yang sangat memprihatinkan karena kena gas air mata adalah kondisi mata. Matanya sangat merah," ujarnya.
Bahkan, kata Anam, akibat gas air mata banyak juga dari korban yang selamat masih mengalami sakit mata selepas ditemui pihaknya.
" Bahkan kami bertemu dengan salah satu korban yang, itu peristiwanya hari Sabtu, Senin bertemu kami, Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka. Dadanya juga perih, sesak napas, tenggorokannya perih. Itu beberapa contoh informasi yang kami dapat," ungkapnya.
Anam menjelaskan, para suporter dan pemain Arema Malang mengaku tidak ada niat untuk membuat kericuhan. Suporter yang masuk ke lapangan hanya untuk memberikan semangat kepada para pemain usai dikalahkan.
" Jadi mereka merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami kroscek ke para suporternya, bilangnya ya kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah. Ini satu jiwa. Ayo Arema jangan menyerah," tuturnya.
Menurut Anam, pengakuan dari Aremania itu kemudian dikonfirmasi Komnas HAM kepada para pemain Arema, terutama mereka yang terakhir kali meninggalkan lapangan.
" Ketika kami kroscek kalimat-kalimat itu juga berdialog dengan teman-teman pemain terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan, itu juga disampaikan (kalimat semangat dari Aremania)," kata Anam.
Bahkan, lanjut dia, Komnas HAM mendapatkan bukti sebuah video dari salah satu pemain yang memperlihatkan tengah dirangkul oleh Aremania dikala para suporter merangsek masuk.
" Ini saya Mas, ketika saya dirangkul oleh suporter, kami pelukan dan ada satu komunikasi bahwa ini satu jiwa. Ayo jangan menyerah, jangan menyerah," kata Anam sembari menirukan apa yang disampaikan pemain itu.
Anam mengatakan, dari hasil investigasinya ditemukan kalau para pemain Arema tidak ada yang mengalami luka-luka ketika kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan.
" Jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter ke sana mau menyerang pemain, itu bilang bahwa itu tidak seperti itu. Dan suporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu," kata Anam.
Bagi Komnas HAM pengakuan dari suporter dan para pemain Arema menjadi dinamika yang sangat penting untuk ditindaklanjuti guna mengungkap Tragedi Kanjuruhan.
" Kami sedang menelusuri secara mendalam. Karena ada konstrain waktu, sekian menit itu, di lapangan. Itu sebenarnya cukup terkendali kondisinya kalau kita lihat video, informasi keterangan dari supporter, dari perangkat pertandingan, termasuk dari pemain," ucap Anam.
" Itu sebenarnya sekian menit itu kondisi lapangan terkendali. Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," imbuhnya.
Anam mengatakan, faktor gas air mata menjadi salah satu yang membuat suporter kala itu panik hingga berujung jatuhnya korban akibat terhimpit ketika mencari jalan keluar.
" Gas air mata-lah yang membuat panik dan sebagainya, sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," jelas Anam.
Sebelumnya, Polri telah memperbaharui data jumlah korban meninggal dunia pada tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Saat ini korban meninggal dunia menjadi 131 jiwa.
" Ya setelah semalam dilakukan coklit bersama Kadinkes, tim DVI dan direktur RS jumlah korban meninggal dunia 131 orang," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Rabu 5 Oktober 2022.
Dedi menjelaskan bahwa penambahan korban meninggal ini disebabkan adanya korban yang tidak terdata oleh pihak rumah sakit.
" Penambahan data yang meninggal di non faskes. Karena tim mendatanya korban yg di bawa ke RS," jelas Dedi.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget

Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000

Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!

Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025



Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!

Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu


Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget

Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000

Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan