Inilah Profesi Keramat yang Sampai Kapan pun Tak Akan Tergantikan oleh AI

Reporter : Editor Dream.co.id
Minggu, 3 Desember 2023 17:33
Inilah Profesi Keramat yang Sampai Kapan pun Tak Akan Tergantikan oleh AI
Negara maju seperti Jepang menggunakan robot AI untuk ritual agama. Berikut kisah dan fakta menarik selengkapnya!

1 dari 10 halaman

Inilah Profesi Keramat yang Sampai Kapan pun Tak Akan Tergantikan oleh AI

Inilah Profesi Keramat yang Sampai Kapan pun Tak Akan Tergantikan oleh AI © Dream

2 dari 10 halaman

Kehadiran kecerdasan buatan (AI) masih menimbulkan kekhawatiran di kalangan manusia, terutama terkait dengan lapangan pekerjaan.

Menurut Organization for Economic Co-operation and Development, sekitar 27 persen dari seluruh pekerjaan yang memerlukan keterampilan dapat diotomatisasi menggunakan AI.

Namun siapa sangka bahwa negara maju seperti Jepang menggunakan robot AI untuk ritual agama? Berikut kisah dan fakta menarik selengkapnya!

3 dari 10 halaman

© Dream

Merujuk pada laporan dari IndianExpress pada Kamis (3/8), profesi yang dimaksud adalah posisi rohaniawan. Tidak dapat dipungkiri bahwa robot dan program kecerdasan buatan (AI) mulai merambah ke wilayah yang dianggap suci dalam konteks keagamaan. 

4 dari 10 halaman

© Dream

Meskipun AI mulai terlibat dalam ranah upacara ritual, setiap kelompok agama masih memandang pentingnya peran manusia sebagai pemandu dalam menyalurkan keyakinan kepada Tuhan.

5 dari 10 halaman

© Dream

Menariknya, hasil penelitian yang dimuat dalam Journal of Experimental Psychology menunjukkan bahwa adanya kecerdasan buatan justru cenderung merusak kredibilitas dan mengurangi sumbangan yang diberikan kepada kelompok agama.

6 dari 10 halaman

© Dream

Sebuah robot humanoid yang diberi nama Mindar terdapat di kuil Buddha Kodai-Ji di Kyoto, Jepang. Robot ini dilengkapi dengan wajah silikon yang menyerupai manusia, memiliki kemampuan bibir bergerak, dan mata yang dapat berkedip.

7 dari 10 halaman

Robot ini difungsikan untuk memberikan khotbah Sutra Hati selama 25 menit, mengenai filosofi Buddha, sambil menampilkan pertunjukan lampu dan suara yang mendukung.

Dibuat pada tahun 2019 oleh tim robotika Jepang yang bekerja sama dengan kuil tersebut.

8 dari 10 halaman

© Dream

Hasil survei yang melibatkan 398 jemaah menunjukkan bahwa sejumlah orang memutuskan untuk meninggalkan kuil setelah mendengar doa yang diucapkan oleh robot. Jemaah kuil merasa bahwa kehadiran robot Mindar kurang meyakinkan dan ini berdampak pada penurunan sumbangan yang diberikan kepada kuil.

9 dari 10 halaman

Tersebar hingga ke Singapura.

Robot Humanoid ini juga ada di Kuil Tao, Singapura. Hasilnya pun  sama. Setengah dari 239 jemaah mendengar khotbah, sedangkan setengahnya lagi memilih mendengarkan pendeta manusia. Mereka percaya bahwa doa robot tidak akan terkabul.

Meskipun demikian, salah satu niat dalam memperkenalkan Mindar ke kuil Kodai-Ji adalah untuk menarik perhatian orang-orang muda agar kembali tertarik dan mengamalkan agama.

10 dari 10 halaman

Menurut survei Pew Research Center yang dipublikasikan pada tahun 2018, terdapat fakta mengejutkan yang menunjukkan bahwa remaja lebih cenderung tidak mengidentifikasi diri dengan kelompok agama dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua.

Survei ini melibatkan 41 negara, dan kesimpulannya adalah bahwa rohaniawan telah menjadi model budaya.

Mereka tidak hanya menyampaikan ajaran keimanan, tetapi juga merepresentasikan prinsip-prinsip beragam dan memberikan legitimasi. Oleh karena itu, terlihat sulit bagi kecerdasan buatan untuk menggantikan peran profesi ini.

Beri Komentar