Insaf Dari Preman, Kini Raup Omzet Rp300 Juta per Bulan dari Bubur Ayam

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 28 Januari 2022 10:00
Insaf Dari Preman, Kini Raup Omzet Rp300 Juta per Bulan dari Bubur Ayam
Sudah kapok, Jerry menikmati hidupnya dari jualan bubur ayam.

Dream - Jerry pernah merasakan bagaimana kelamnya hidup sebagai preman terminal. Setiap hari, dia harus menjalani hidup yang keras.

Demi sesuap nasi rela melakukan kekerasan. Dia akhirnya tersadar hal itu hanya membawa kerugian.

Jerry pun memutuskan insaf dan mencari rezeki yang halal. Berdagang bubur ayam dipilih sebagai jalan insafnya.

Siapa sangka, berdagang bubur ayam malah mendatangkan berkah. Kini Jerry mampu meraup omzet ratusan juta rupiah.

Kisah Jerry terekam dalam video di kanal YouTube Kawan Dapur. Dia belajar memasak bubur ayam dari kakaknya.

 

1 dari 4 halaman

Perjalanan Jerry berdagang bubur ayam tidak selalu mulus. Dia pernah beberapa kali mengalami kondisi dagangannya sama sekali tidak laku.

Meski begitu, Jerry tidak menyerah dan terus bekerja keras. Hingga akhirnya menuai sukses dengan memiliki delapan cabang bubur ayam dan mencatatkan omzet hingga Rp300 juta per bulan.

Warung pusat Jerry berlokasi di Pademangan, Jakarta Utara. Di kawasan itu, ada empat gerobak milik Jerry mangkal di sejumlah gang, menjajakan bubur ayam khas Pemalang, Jawa Tengah.

Sementara empat lainnya tersebar di Mangga Besar dan Tangerang. Dalam sehari, dia menghabiskan puluhan liter bubur.

" Ada yang (bawa) 9 liter, ada yang 5, 6, 4, 8, sama 7. Kalau di sini 9 liter. Kalau sore 5 liter, kalau hari libur, bisa bawa 20 liter," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Jerry memulai usahanya dengan membuka usaha pertamanya di Tebet, Jakarta Selatan. Kala itu, dia berdagang dengan modal pinjaman dari tetangganya.

Sayangnya, dia merasa dagang di Tebet kurang menguntungkan. Jerry pun pindah ke kawasan Kuningan dan tidak juga cocok.

Akhirnya dia memutuskan pindah lagi ke Pademangan. Dari tempat inilah dia meraih sukses.

" Di Tebet sama Kuningan enggak cocok, kontrak mahal," kata Jerry.

 

3 dari 4 halaman

Saat di Pademangan, Jerry pertama kali jualan dengan 3 liter bubur. Ternyata banyak yang suka dengan bubur Jerry hingga dia putuskan menambah kapasitas dagangan.

" Hari pertama laku, 3 liter langsung habis. Hari berikutnya saya tambah jadi 4 liter sampai 7. Pernah sampai 12 liter pertama waktu belum ditutup stasiun Ancol," kata dia.

Mengingat masa-masa kelamnya, Jerry tak ingin lagi terjun ke dunia preman. Dia tak mau lagi merepotkan keluarga.

Meski tidak selamanya mulus berdagang, Jerry tetap menikmatinya. Teringat masa-masa sulit dulu yang hanya membuat keluarga kesulitan.

" Dulu sering ngerepotin keluarga, bukan cuma Rp20 maupun Rp40 juta bahkan lebih. Sampai dulu saya awal babad alas. Kalau sekarang saya merasa hidup untuk keluarga," kata Jerry.

4 dari 4 halaman

Beri Komentar