(Foto: Shutterstock / Siakapkeli.my)
Dream - Setiap orang pasti punya pengalaman mistik ketika bepergian keluar kota bersama dengan keluarga. Seperti kisah pria Malaysia bernama Azhar Yusof yang membagikan pengalaman mistiknya saat melewati jalan yang membelah Hutan Jemaluang.
Melalui laman Facebook Viral Media Johor, Azhar membagikan pengalaman betapa dia sampai menggigil keesokan harinya begitu mendapat pengalaman tak terlupakan itu.
Azhar sebenarnya sudah lama ingin bawa keluarganya berlibur di Tanjung Leman, Mersing. Kebetulan saudaranya ada yang tinggal di Felda Tenggaroh 2, Mersing, Johor.
Hari sudah mulai gelap ketika dia dan keluarga kecilnya bertolak dari Segamat. Tidak ada perbekalan berarti yang mereka bawa.
" Saya tidak memeriksa kondisi kendaraan terlalu detail karena baru ganti oli dan servis seminggu yang lalu. Saya kabari saudara di Tenggaroh bahwa kami berangkat petang itu dan mungkin sampai di sana malam hari," kata Azhar.
Dalam perjalanan itu, hujan agak lebat sejak dari Caah hingga ke Air Hitam. Hujan mulai reda sedikit setiba di Kluang. Saat itu jam menunjukkan pukul 7 malam, waktunya sholat Maghrib.
Setelah sholat, keluarga Azhar mendatangi sebuah warung untuk makan. Tak terasa, acara makan dan melepas penat menghabiskan waktu hingga dua jam.
Sekarang sudah jam 9 malam. Sebenarnya ini pertama kali keluarga Azhar pergi ke Tenggaroh malam-malam. Sebelumnya, mereka selalu berangkat pagi sehingga sampai di tujuan sore hari.
Di dalam mobil mereka juga tidak membawa alat untuk melindungi diri seperti senjata tajam. Yang ada hanyalah lampu senter kecil.
Setelah Kahang seharusnya belok kiri dan mengikuti jalan dari Felda Nita ke Mersing. Tapi Azhar melakukan kesalahan karena dia mengambil jalan lain.
Mobil Azhar malah memasuki Hutan Jemaluang tepat jam 11 malam. Tidak ada kendaraan yang mereka temukan setelah Kahang tadi. Sudah sepi, jalannya berbelok-belok dan sempit pula.
Belum lagi kabut putih dan tebal semakin menambah suasana seram. Istri dan anak-anaknya mulai marah-marah mengapa Azhar mengambil jalan itu.
" Saya coba menenangkan mereka. Jangan berpikir yang bukan-bukan, masih ada orang yang tinggal di kanan kiri jalan. Coba tengok di pinggir hutan ada beberapa cahaya pelita. Itu rumah-rumah warga asli sini," kata Azhar coba menenangkan keluarganya.
Mendengar kata-kata Azhar, istri dan anak-anaknya mulai sedikit tenang. Tapi tidak selamanya ada lampu-lampu pelita di kanan kiri jalan.
" Seingat saya, setelah 3 jembatan kecil itu, sudah tidak ada lagi terlihat lagi lampu-lampu pelita. Kami berlima baru sadar sekarang membelah kesunyian malam di tengah belantara Jemaluang tanpa jaringan ponsel sama sekali," kenang Azhar.
Saat itu Azhar hanya bisa berdoa memohon keselamatan kepada Allah SWT. Dia juga menyesal kenapa mengambil jalan yang menyeramkan itu.
Mobil Azhar terus membelah jalan sunyi Hutan Jemaluang yang lurus dengan kecepatan tinggi. Akhirnya dia sampai di daerah yang pohon-pohonnya mulai jarang.
Azhar terus menenangkan istri dan anak-anaknya. Dia menyuruh mereka membaca dalam hati ayat suci Alquran apa saja yang bisa diingat.
Saat berpesan itulah mobil Azhar seperti menabrak sesuatu. Dentuman kuat membuat mobilnya berputar hingga berhenti di semak-semak tepi jalan.
Ada genangan air di depannya. Beruntung, mesin dan lampu mobil masih bisa menyala.
Azhar mencoba untuk memundurkan mobilnya tapi tidak bergerak. Anak-anak sudah menangis ketakutan, sementara istrinya mengomel tanpa henti.
" Saya waktu itu kalut dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Ditambah lagi jaringan ponsel tidak ada dan tidak terlihat satu pun mobil yang lewat," kata Azhar.
Tiba-tiba, ada banyak orang berkerumun di luar mobilnya. Entah siapa mereka Azhar juga tidak tahu. Azhar tidak berani membuka jendela apalagi pintu mobilnya hanya untuk sekadar bertanya.
Dalam gelapnya malam itu, Azhar melihat orang-orang tersebut membuat isyarat tangan agar dia menginjak gas kuat-kuat sementara mereka mendorong mobil.
" Mereka kurang lebih 10 orang mendorong mobil saya hingga terbebas dari semak-semak. Saya pun bernapas lega.
" Anak-anak terus menangis, cuma istri saya yang terbeliak menatap saya. Saya bertanya 'Kamu ini kenapa?'. Istri saya justru balik bertanya 'Ke mana orang-orang tadi?'," kata Azhar.
Azhar baru sadar, tiba-tiba suasana jadi sepi. Orang-orang tadi tiba-tiba lenyap entah pergi ke mana. Padahal dia belum sempat mengucapkan terima kasih dan berkenalan dengan mereka.
Tanpa berpikir panjang dan mandi keringat karena ketakutan, Azhar segera pergi dari tempat seram itu. Mereka pun sampai di Tenggaroh sekitar jam 2 pagi.
Namun Azhar berpesan kepada keluarganya untuk tidak bercerita tentang pengalaman mistik yang mereka alami malam itu.
Hanya saja Azhar tidak dapat tidur memikirkan kejadian tersebut dan tubuhnya menggigil keesokan harinya.
(Sumber: Siakapkeli.my)
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun