Nurhayati Subakat Sebagai Pendiri Wardah (Liputan6)
Dream - Nurhayati Subakat, sebagai pendiri Wardah, awalnya tak ingin menjadi pengusaha. Ia ingin menjadi dosen setelah menjadi lulusan terbaik Fakultas Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1975. Juga jadi lulusan terbaik saat mengambil spesialiasi apoteker setahun kemudian.
Tapi lamarannya sebagai dosen ditolak. Wanita asal Sumatera Barat ini kemudian bekerja di perusahaan kosmetik Wella sebagai manager quality control selama lima tahun. Kelahiran tiga anaknya karena pernikahan dengan Subakat Hadi, yang juga lulusan ITB, membuat dia mengundurkan diri dari perusahaan. Apalagi ada keharusan dia bekerja penuh waktu.
Saat anak-anaknya mulai besar, Nurhayati mulai merintis bisnis kosmetik pada tahun 1985. Kala itu, berbekal pengalamannya di perusahaan kosmetik, dia mendirikan perusahaan bernama PT Pusaka Tradisi Ibu. Ia membuat produk perawatan rambut bernama Putri.
Sebagai seorang muslim, Nurhayati semakin sadar akan permintaan kosmetik halal. Pada tahun 1995, dia meluncurkan kosmetik halal dengan merek Wardah.
Bagaimana persisnya? Berikut jatuh bangun bisnis Nurhayati dan Wardah:
1985
Pada tanggal 28 Februari Nurhayati mendirikan perusahaan PT Pusaka Tradisi Ibu. Produk pertamanya untuk perawatan rambut di salon dengan harga terjangkau bermerek Putri. Dimulai dari dua orang karyawan atau asisten rumah tangga yang membantu Nurhayati.
April 1990
Rumah beserta home industry yang telah Nurhayati rintis hangus terbakar. Saat itu dia sudah memiliki 25 karyawan. Karena memikirkan nasib karyawan, Nurhayati memilih memutuskan bertahan dan bukan menyerah.
Desember 1990
Ada kebijakan BI bahwa bank harus membantu usaha kecil dan menengah. Nurhayati pinjam ke bank Rp 50 juta, malah diberi Rp 150 juta. Akhirnya bisa bangun pabrik.
1995
Nurhayati mulai memproduksi Wardah sebagai komestik halal. Wardah dalam bahasa Arab artinya bunga mawar.
1997
Krisis ekonomi menerjang Indonesia. Wardah tetap berkembang dan bertahan dengan menggunakan metode pemasaran multi level marketing.
2002-2003
Putera pertama dan kedua Nurhayati, Harman Subakat dan Salman Subakat, lulus dari teknik kimia ITB dan teknik elektro ITB dan bergabung ke dalam manajemen Wardah.
2009
Rebranding Wardah. Pada saat yang sama fenomena hijabers tengah booming. Jadi momentumnya pas. Sebagai satu-satunya komestik halal, itu jadi momentum yang pas bagi Wardah berkembang pesat. Usaha Wardah pun juga mengalami booming.
2011
Perusahaan Nurhayati Subakat kemudian berganti nama dari PT Pusaka Tradisi Ibu menjadi PT Paragon Technology and Innovation.
2015
Wardah jadi produsen kosmetik lokal terbesar di Indonesia. Menjadi penantang industri kosmetik luar. Banyak yang mau membeli hingga triliunan rupiah, tapi Nurhayati menolak. Ia juga memilih tidak go public dan masih menjadikan Wardah sebagai perusahaan keluarga.
2017
Berdasarkan perusahaan riset e-commerce, IQ, PT Paragon sebagai produsen Wardah memegang 30 persen pasar produk kosmetik di Indonesia.
2018
Pada tahun ini Nurhayati masuk dalam daftar 25 pebisnis wanita yang memiliki dampak besar di dunia bisnis Asia versi majalah Forbes.
2021
Wardah sudah memiliki lebih dari 11.000 karyawan dan pabrik seluas 20 hektar dengan pertumbuhan bisnis yang cukup stabil di angka 30 persen per tahun.
2022
Nurhayati Subakat masuk ke dalam 50 wanita berpengaruh di Asia 'Forbes 50 over 50 Asia' di majalah Forbes edisi 11 Januari 2022. (eha)
Sumber: Dream, Liputan6, Merdeka, Forbes
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000