Jepang Minta Akhir Tahun Dirayakan Dengan Tenang, Tapi Jor-joran Genjot Wisata

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 14 Desember 2020 09:01
Jepang Minta Akhir Tahun Dirayakan Dengan Tenang, Tapi Jor-joran Genjot Wisata
Jepang memilih melanjutkan kampanye untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan.

Dream - Pemerintah Jepang mendesak rakyatnya merayakan akhir tahun dengan tenang. Ini menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 hingga memecahkan rekor.

Sementara di sisi lain, Jepang malah jor-joran menggenjot sektor pariwisata. Dana subsidi bahkan disiapkan untuk mempromosikan pariwisata meskipun banyak laporan media menyebut keputusan tersebut justru menghentikan kampanye pencegahan Covid-19.

" Laporan itu tidak benar, kami akan terus mengoperasikan pariwisata dengan cara yang tepat, berusaha untuk mencegah penyebaran infeksi," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato, dikutip dari Channel News Asia.

Infeksi virus corona baru di Jepang mencapai 2.848 kasus pada Kamis. Ini merupakan jumlah terbanyak penambahan kasus harian sejak awal pandemi.

Laporan media menyebutkan pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga sedang mempertimbangkan jeda dalam kampanye " Go To Travel" sekitar dua bulan pada akhir tahun dan memasuki Tahun Baru karena opini publik telah bergeser untuk mendukung penghentian.

 

1 dari 5 halaman

Musim Dingin Picu Penularan Mengganas

Pemerintah Suga sejauh ini mendorong subsidi yang diperlukan untuk menjaga hotel dan maskapai penerbangan tetap beroperasi. Sehingga dapat memulihkan ekonomi yang terpuruk oleh pandemi.

Laporan dari tim peneliti di Universitas Tokyo dan Universitas California, Los Angeles (UCLA) menemukan insiden gejala Covid-19 yang lebih tinggi pada orang-orang yang berpartisipasi dalam kampanye perjalanan dibandingkan dengan masyarakat umum.

Para ahli mengatakan cuaca musim dingin yang lebih dingin dan kering membuat orang tetap di dalam rumah serta dapat memicu infeksi menjadi ganas. Sementara perayaan akhir tahun dan Tahun Baru tradisional dengan keluarga dan teman membuat orang berisiko lebih besar terkena.

" Penting bagi warga untuk sedikit bekerja sama dengan menghabiskan akhir tahun dan Tahun Baru yang tenang," kata Kato.

2 dari 5 halaman

Sudah Sembuh Dari Covid-19? Waspada Terkena Long Covid

Dream - Bagi para penyitas Covid-19, salah satu masalah yang harus diwaspadai yakni terjadinya Long Covid. Kejadian ini bisa dialami para penyitas usai dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona.

Dokter spesialis paru, Agus Dwi Susanto, mengungkapkan, ada beberapa perbedaan antara gejala Long Covid dengan infeksi awal Covid-19.

" Kalau gejala Long Covid ini lebih banyak yang sifatnya kronik, sedangkan gejala Covid-19 adalah gejala akut," kata Agus dalam dialog di Graha BNPB, Jakarta, beberapa waktu lalu.

3 dari 5 halaman

Ciri-cirinya

Agus mengatakan, gejala Covid-19 misalnya seperti demam, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan, yang bersifat akut dan muncul dalam beberapa hari hingga beberapa pekan.

Selain itu, diagnosis Covid-19 juga ditegakkan melalui adanya riwayat kontak dengan pasien terinfeksi Virus Corona lainnya, serta hasil swab test PCR yang positif.

Sementara, untuk Long Covid, seseorang harus terlebih dahulu dinyatakan sembuh dan negatif dari COVID-19.

" Jadi, kalau kita mau menyatakan itu adalah Long Covid, pasien COVID-19 harus sembuh dulu, dan biasanya dari swab-nya negatif," kata Agus.

4 dari 5 halaman

Gejala Long Covid

Agus mengatakan, gejala Long Covid bisa menetap dan bervariasi. Namun berdasarkan beberapa riset yang dilakukan di China, Inggris, dan Amerika Serikat, ada beberapa beberapa gejala yang banyak ditemukan.

" Sebagian besar gejala yang muncul, pertama adalah kelelahan kronik, jadi badan terasa lemah, letih, beberapa minggu sampai beberapa bulan masih lemas. Itu riset di Inggris sekitar 60 persen mengalami kelelahan tersebut," ujarnya.

Gejala lain yang banyak dilaporkan adalah sesak napas atau napas berat. Agus mengatakan, hal ini karena Covid- 19 juga berdampak pada paru dan jantung, yang berimplikasi pada napas terasa berat.

5 dari 5 halaman

Gejala Lainnya

Agus mengatakan, di beberapa riset persentase mereka yang mengalami sesak napas usai sembuh dari Covid-19 mencapai sekitar 42 persen.

" Gejala yang lain adalah seperti nyeri sendi, nyeri otot, itu juga bisa muncul. Bahkan ada gejala psikologis yang dilaporkan seperti depresi pasca Covid-19," terang Agus.

Terdapat sejumlah gejala lain yang dilaporkan terjadi walau dalam jumlah sedikit. Hal ini berupa masalah perut serta gangguan pada indera penciuman atau perasa.

Beri Komentar