Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Gerhana bulan langka akan terlihat pada hari ini, Jumat, 13 September 2019. Gerhana ini terbilang istimewa karena baru akan muncul kembali pada 2049.
Harvest moon terakhir kali muncul 13 Januari 2006.
Dilaporkan News.com.au, bulan purnama ini dijuluki sebagai Harvest Moon, bulan masa panen. Julukan itu diberikan bukan tanpa alasan, sebab berdasarkan sejumlah literatur kemunculannya menandai awal keberuntungan panen.
Bulan purnama ini biasanya tiba saat September, atau kadang pada Oktober. Tergantung waktu equinox.
Dilaporkan Forbes, waktu terbaik untuk melihat bulan purnama ini yaitu saat malam tiba, atau ketika bulan baru saja terbit.
Bulan panen disebut juga sebagai " bulan mikro" , yang berarti dia berada pada jarak yang relatif jauh dari Bumi dalam siklus orbit empat minggu. Ketika bulan berada pada titik yang lebih dekat ke permukaan Bumi, kondisi itu disebut sebagai supermoon.
Harvest Moon akan nampak sekitar 14 persen lebih kecil dan 30 persen lebih redup daripada supermoon.
Tidak ada definisi formal untuk apa yang membuat supermoon dan apa yang membuat bulan mikro. Tetapi, dari fenomena alam itu ada pedoman untuk menentukan jarak.
Satu bulan mikro punya perhitungan jarak 404.999,5 kilometer dari bumi. Sementara itu melebihi bulan panen ini sejauh 1.313 km. Supermoon berada lebih dekat dengan permukaan bumi.
Dream - Gerhana bulan menghias langit Indonesia, dini hari tadi, Rabu, 17 Juli 2019. Tidak hanya di Indonesia, fenomena alam ini juga berlangsung hampir di seluruh dunia.
Di tanah air, warga bisa melihat gerhana bulan ini dengan mata telanjang. Banyak orang tidak ingin melewatkan fenomena alam ini. Mereka berkumpul di titik tertentu guna menyaksikan keindahan gerhana bulan.
Di Jakarta, masyarakat yang ingin menyaksikan gerhana bulan berkumpul di Taman Ismail Marzuki, Cikini. Mereka mengamati gerhana bulan baik dengan mata telanjang maupun menggunakan teleskop yang disediakan oleh pengelola Planetarium.
Selain menyaksikan gerhana, masyarakat mendapat pembekalan dari Planetarium Jakarta. Materi yang disampaikan adalah seputar fase terjadinya gerhana bulan dan ciri-cirinya.
Tak hanya di TIM, sebagian masyarakat juga berkumpul di Taman Lapangan Banteng. Gerhana bulan terlihat cukup jelas di taman ini.
Sebagian warga DKI Jakarta menyaksikan gerhana bulan di Taman Lapangan Banteng. Di taman ini, gerhana bisa terlihat dengan mata telanjang.
(Kredit: KLY)
(Kredit: KLY)
Fase gerhana bulan saat puncak. Terlihat bagian bulang yang bercahaya membentuk sabit.
(Kredit: KLY)
Gerhana bulan yang terjadi dini hari tadi dapat disaksikan dengan mata telanjang. Meski demikian, tidak sedikit orang yang tertarik melihat fenomena alam ini dengan teleskop atau teropong bintang.
(Kredit: KLY)
Untuk menyaksikan peristiwa alam ini, Planetarium Jakarta menyediakan beberapa teleskop. Masyarakat memakai teleskop tersebut untuk melihat penampakan bulan secara bergantian.
(Kredit: KLY)
Dalam acara nonton bareng gerhana bulan dini hari tadi, Planetarium juga memberikan pembekalan materi kepada masyarakat seputar gerhana bulan. Materi tersebut di antaranya seperti ciri gerhana bulan tiap fase.
(Kredit: KLY)
Materi lain yang juga disampaikan yaitu fase apa saja yang akan terjadi selama gerhana bulan berlangsung. Materi ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pengamatan gerhana
(Kredit: KLY)
Gelaran nonton bareng gerhana bulan di Planetarium Jakarta menarik antusiasme masyarakat. Sebagian orang berkumpul di halaman Planetarium untuk menyaksikan bersama detik-detik terjadinya gerhana bulan.
(Kredit: KLY)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN