Ilustrasi Pembuatan Vaksin Corona (Foto: Pexels.com)
Dream - Setelah virus corona Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia WHO, banyak ilmuwan berusaha melakukan riset untuk membuat vaksin virus corona Covid-19.
Lalu sebenarnya kapankah vaksin itu akan tersedia?
Dilansir dari merdeka.com, Menurut ilmuwan seperti penasihat sains Inggris Sir Patrick Vallance dan sejawatnya dari Amerika Serikat, Anthony Fauci, mereka berulangkali mengatakan vaksin corona belum akan tersedia sampai 12-18 bulan lagi.
Namun beberapa pihak lain mengungkapkan hal berbeda. Pihak-pihak yang juga berpacu dengan waktu untuk membuat vaksin ini mengatakan paling cepat Juni.
Lalu bagaimana sebenarnya penjelasannya?
" Kemungkinannya tergantung dari apa yang kita maksud dengan " vaksin sudah ada," kata Marian Wentworth, Presiden CEO Manajemen Sains untuk Kesehatan, lembaga swadaya masyarakat berbasis di Massachusetts, yang berupaya membuat sistem kesehatan yang kokoh sekaligus pengamat pembuatan vaksin.
" Jika yang kita maksud adalah vaksin massal yang bisa membuat kita semua selamat maka 12 hingga 18 bulan mungkin betul."
Dikutip dari laman The Guardian, Rabu 15 April 2020, dalam konteks vaksin hasil uji coba yang aman dan cukup efektif, yang tersedia dalam jumlah terbatas.
Misal untuk kelompok rentan seperti tenaga medis, maka vaksin bisa tersedia dalam hitungan pekan atau bulan.
Hal itu sesuai aturan kedaruratan yang dibuat oleh pembuat kebijakan tentang obat-obatan dan WHO seperti dalam konteks epidemi Ebola di Afrika.
Ilmuwan dari Universitas Oxford pada the Guardian sempat mengungkapkan, ada sejumlah kandidat vaksin yang akan tersedia pada musim panas. Namun kemungkinan yang dimaksud tersebut adalah vaksin hasil uji coba yang terbatas.
Kelompok peneliti Oxford yang dipimpin Sarah Gilbert menyebut,, vaksin yang sudah efektif sampai ke 3 fase uji klinis belum bisa diproduksi massal sebelum musim gugur. Meskipun dalam skenario terbaik semuanya lancar. Dan skenario itu bisa saja berubah.
Normalnya, sebuah vaksin dibuat di laboratorium sebelum diujicoba ke hewan. Jika vaksin tersebut terbukti aman dan memicu respons imun yang baik dalam tahap pra-uji klinis ini maka selanjutnya akan dilakukan uji klinis ke manusia.
Tahap ini terbagi menjadi tiga bagian. Fase pertama memastikan vaksin ini aman bagi kelompok kecil orang yang sehat dengan tujuan meminimalkan efek samping.
Fase kedua dan ketiga adalah uji kemanjuran. Dalam pandemi seperti sekarang tahap ini dilakukan di lokasi yang terpapar.
Seiring dengan tahap ini selanjutnya adalah produksi massal bisa dimulai supaya pabrik mampu membuat dalam jumlah banyak dan badan pembuat kebijakan memutuskan vaksin ini harus diberi lisensi.
Dalam artikel yang dimuat di The New England Journal of Medicine pada 30 Maret lalu, perwakilan dari Koalisi Inovasi untuk Kesiapan Epidemi yang berbasis di Oslo (CEPI) yang ikut mendanai dan membantu pembuatan vaksin covid-19, membeberkan versi lebih cepat untuk keseluruhan proses tadi guna menghadapi sebuah pandemi.
Paradigma pandemi ini mengharuskan sejumlah tahap dilakukan dari mulai uji klinis ke hewan lalu ke manusia. Kemudian membuat kapasitas produksi sebelum ada jaminan keamanan dan data kemanjuran. Sebuah langkah yang secara finansial berisiko.
Produksi massal sangat penting di saat pandemi, ketika ratusan juta atau bahkan miliar dosis dibutuhkan dan kini banyak negara berusaha membangun fasilitas pembuat vaksin.
" Orang saat ini memaklumi proses panjang yang masih konvensional. Lisensi sebuah vaksin tidak akan membantu dalam konteks pandemi," kata Beate Kampmann, kepala pusat vaksin di London School of Hygine and Tropical Medicine.
Meski begitu CEPI tidak membuat kerangka waktu untuk mempercepat keseluruhan proses ini, tapi perkiraan 12-18 bulan sudah ditetapkan.
Membuat sebuah vaksin tersedia bisa memakan waktu 10-20 tahun di masa lalu. Meski begitu paradigma percepatan proses pembuatan vaksin kini sudah dilakukan.
Perusahaan bioteknologi Moderna yang berbasis di Boston membeber, uji coba vaksin Covid-19 sudah memasuki tahap uji coba ke manusia pada 16 Maret, hanya 10 pekan setelah rangkaian kode genetik Sars-CoV-2, nama virus yang menyebabkan sakit Covid-19, dirilis.
Ketika sebuah vaksin sudah diberi lisensi masih akan ada masalah hambatan politik soal di mana vaksin ini akan dipakai, karena setiap negara atau institusi kesehatan harus memutuskan.
Selain itu akan ada juga masalah prioritas, siapa yang harus diberi lebih dulu jika pasokan terbatas.
Sebuah vaksin yang disetujui setahun dari sekarang kemungkinan baru akan ada setelah pandemi ini usai. Tapi jika pun demikian, itu tidak akan sia-sia.
Pertama, karena covid-19 ini kemungkinan akan menjadi penyakit musiman.
Kedua, vaksin ini ada peluang bisa dijadikan obat untuk pandemi virus corona yang berbeda jika itu terjadi.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya