Ilustrasi Kejuaraan Menembak (Huffingtonpost)
Dream - Seorang pria di Jerman diharuskan mengembalikan trofi kejuaraan menembak miliknya hanya gara-gara dia seorang muslim. Tidak hanya itu, gelar sebagai juara menembak juga dicabut.
Pria muslim bernama Mithat Gedik sangat kesal dengan aturan yang agak aneh itu.
" Saya benar-benar tidak mengerti ada hal konyol seperti ini terjadi di abad 21," kata Gedik kepada The Local dikutip Onislam.net, Rabu 4 Agustus. " Saya tidak ingin memprovokasi siapa pun, saya hanya ingin meramaikan kejuaraan menembak" .
Gedik yang berusia 33 tahun dinobatkan sebagai Schützenkönig (raja menembak) oleh sebuah klub lokal bernama Bund der Deutschen Historischen Schützenbruderschaften (BHDS) atau Federasi Menembak Bersejarah Jerman pada 18 Juli lalu.
Namun, ayah dari empat anak itu kemudian diminta untuk mengembalikan trofi sekaligus gelarnya oleh BHDS. Alasannya, karena ia bukan orang Kristen.
Pihak BHDS yang diwakili juru bicaranya beralasan siapa pun pesertanya harus membaca aturan yang sudah jelas. Ditambahkannya, pihaknya tidak mungkin menanyakan agama seseorang saat melakukan pendaftaran karena kompetisi ini jelas untuk agama tertentu.
Gedik, seorang muslim Jerman yang dibesarkan di Werl, Rhine-Westphalia Utara oleh orangtua Turki, bekerja untuk sebuah perusahaan di Mannheim. Dia juga seorang relawan di pemadam kebakaran dan menjadi anggota dewan klub menembak setempat.
Karena BHDS menyatakan bahwa mereka adalah asosiasi orang Kristen, sang jawara menembak kemungkinan akan dipindahkan ke Sauerland Shooting Federation yang memungkinkan anggota non-Kristen mengikuti kejuaraan.
Jerman memiliki penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa setelah Prancis. Islam merupakan agama terbesar ketiga di Jerman setelah Protestan dan Katolik. Antara 3,8-4,3 juta muslim membentuk sekitar 5 persen dari total 82 juta penduduk Jerman. (Ism)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah