Sholat Jemaah (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Sholat merupakan ibadah yang tata caranya langsung diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Ibadah ini akan menjadi amalan pertama yang dihisab saat Hari Kiamat.
Tentu, kita ingin sholat yang sudah dijalankan dapat sempurna dan diterima oleh Allah SWT. Tetapi, tidak ada yang mengetahui kesempurnaan sholat kita.
Bahkan, Rasulullah SAW menyatakan Allah memerintahkan malaikat untuk memeriksa kesempurnaan sholat umat Islam. Jika ditemukan ada ketidaksempurnaan, Allah akan bertanya kepada malaikat apakah orang yang bersangkutan memiliki amalan sholat sunah.
Lantas apakah sholat Dhuha bisa menjadi penyempurna sholat Fardlu?
Dikutip dari NU Online, masalah ini dijelaskan dalam hadis riwayat Abu Dawud.
" Dari Rasulullah SAW ia bersabda, ‘Sungguh kelak pada hari kiamat amal manusia yang dihisab pertama kali adalah sholat.’ Rasulullah SAW bersabda kembali, ‘Tuhan kami berfirman kepada para malaikat-Nya—dan Dia lebih mengetahui—; ‘Lihatlah sholat (fardlu) hamba-Ku, apakah sempurna atau tidak?’ Jika sholatnya sempurna maka dicatat baginya kesempurnaan sholatnya. Bila kurang sedikit, maka ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amal ibadah sholat sunah?’ Jika ia punya maka, ‘Sempurnakanlah untuk hamba-Ku sholat fardlu yang kurang dengan amal ibadah shalat sunnahnya itu’. Kemudian amal ibadah sholat sunah tersebut diambil untuk menambal kekurangan sempurnaan sholat fardlunya."
Zainuddin Al Iraqi seperti dijelaskan oleh Muhammad Syamsul Haq yang merupakan pensyarah (pembahas) kitab Sunan Abu Dawud, menjelaskan hadis di atas membahas mengenai penyempurnaan sholat fardlu.
" Al-‘Iraqi di dalam anotasinya atas kitab Sunan At Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hadir untuk menjelaskan tentang penyempurnaan kekurangan sholat fardhu seorang hamba."
Pernyataan tersebut menjelaskan bagaimana sholat fardlu yang kurang sempurna bisa ditutupi dengan sholat sunah. Salah satunya sholat dhuha.
Meski demikian, masih ada amalan lain yang juga bisa menutupi ketidaksempurnaan sholat fardlu. Beberapa di antaranya yaitu semangat mengerjakan sholat bila tiba waktunya, khusyuk, zikir dan berdoa usai sholat.
Hal ini dijelaskan Syeikh An Nawawi Al Bantani dalam Nihayatuz Zein.
" Disunahkan (berzikir dan berdoa secara pelan setelahnya) maksudnya adalah setelah sholat, akan tetapi boleh mengeraskanya bagi orang yang ingin mengajarkan zikir dan doa orang lain, baik orang lain sebagai makmum atau bukan."
Sumber: NU Online
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib