Kelakuan Tak Lazim Anak Keluarga Kalideres: Sisiri Rambut dan Beri Susu Mayat Ibu

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 22 November 2022 12:00
Kelakuan Tak Lazim Anak Keluarga Kalideres: Sisiri Rambut dan Beri Susu Mayat Ibu
Renny Margarethe (ibu) ternyata sudah tidak bernyawa sejak 13 Mei 2022.

Dream - Polisi mengungkap sekeluarga meninggal di Kalideres sebagian ternyata sudah tidak bernyawa sejak 13 Mei 2022.

Menurut polisi, Dian Febbyana (42), salah satu korban yang juga ditemukan tewas, berkelakuan tidak lazim kepada mayat ibunya, Renny Margarethe (68).

Fakta tersebut didapatkan polisi dari para saksi yang diperiksa, salah satunya pegawai koperasi simpan pinjam. Kepada polisi, pegawai koperasi itu mengatakan bahwa Dian masih menyisir dan memberi susu ibunya yang sudah menjadi mayat.

" Pada saat di dalam kamar, pegawai koperasi simpan pinjam ini menyatakan bahwa ini sudah menjadi mayat, jawaban daripada Dian 'ibu saya ini masih hidup, tiap hari masih saya berikan minum susu kemudian sambil menyisir dan rambutnya rontok semuanya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, dalam konferensi pers, Senin 21 November 2022.

Sebagai informasi, jenazah Dian juga ditemukan di dalam rumah di Kalideres, satu kamar dengan sang ibunda.

1 dari 5 halaman

Bilang Ibu Sensitif Cahaya

Kelakuan tak lazim Dian terungkap saat pegawai koperasi dan mediator jual beli rumah mendatangi kediamannya pada Mei 2022. Kala itu, pegawai koperasi datang untuk mengecek sertifikat rumah yang akan digadai.

Kala itu, paman Dian, Budiyanto Gunawan (68) yang juga ditemukan meninggal di rumah itu, beniat menggadaikan kediaman tersebut setelah upayanya untuk menjual senilai Rp1,2 miliar tak kunjung terwujud.

Lantaran sertifikat rumah atas nama Renny, petugas koperasii kemudian meminta dipertemukan. Dian pun lantas menyebut sang ibu sedang tidur dan mengantar pegawai koperasi tersebut masuk ke dalam kamar.

" Kemudian masuk ke dalam rumah, kemudian diminta perlihatkan sertifikatnya ternyata sertifikat ini atas nama Nyonya Renny Margaretha ibu dari Dian. Kemudian ditanyakan ibu Renny ada di mana, sedang tidur di dalam kamar. Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan untuk masuk ke dalam kamar," ujar Hengki.

Saat pintu kamar dibuka, pegawai koperasi mencium bau busuk yang lebih menyengat. Hengki mengatakan, pegawai koperasi itu diminta tidak menyalakan lampu kamar oleh Dian dengan alasan ibunya sensitif terhadap cahaya.

" Begitu pintu kamar dibuka, pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk lagi, di mana ibunya, ini lagi tidur tapi jangan hidupkan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahaya, kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," ucapnya.

2 dari 5 halaman

Mengaku Ibunya Masih Hidup

Dian juga berkeras bahwa sang ibu masih hidup. Pernyataan Dian itu disampaikan saat pegawai koperasi menyadari bahwa Renny sudah menjadi mayat.

Kondisi Renny yang sudah menjadi mayat itu didapati sang pegawai koperasi saat berupaya membangunkannya. Hengki mengatakan pegawai koperasi itu curiga karena Renny tidak bangun saat dibangunkan.

Tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi itu menyalakan flash handphone-nya untuk melihat kondisi Renny. Ternyata Renny dilihat dalam kondisi sudah menjadi mayat, sontak petugas koperasi itu berteriak takbir.

" Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat rumah ini, dipegang-pegang ini agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan (pegawai koperasi) teriak takbir, Allahu Akbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," kata Hengki.

3 dari 5 halaman

Beri Susu ke Mayat Ibu

4 dari 5 halaman

Sisir Rambut Mayat Ibu

Tak hanya itu, saat itu Dian juga mengaku masih menyisir rambut sang ibu. Hengki mengungkapkan, kepada pegawai koperasi, Dian bahkan menyampaikan bahwa rambut ibunya, yang sejatinya sudah menjadi mayat, rontok semua.

" Kemudian sambil menyisir dan rambutnya rontok semuanya," kata Hengki.

5 dari 5 halaman

Budianto Minta Tak Lapor Polisi

Mediator dan dua pegawai koperasi tersebut kemudian langsung beranjak pergi dan tidak ingin melanjutkan proses gadai. Namun, Budiyanto mengejar ketiga saksi tersebut dan memohon agar kejadian tersebut tidak dilaporkan kepada siapa pun.

" Salah satu saksi ini dikejar oleh Budiyanto. 'Tolong pak, jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak RT ataupun warga sini dan ternyata tidak dilaporkan," tutur Hengki.

Hengki pun menyesalkan peristiwa itu tidak langsung dilaporkan kepada pihak berwajib, meski sudah ada pihak yang mengetahui kejadian tersebut.

" Yang kami sesalkan, seharusnya kita semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif, kejadian seperti ini agar dilaporkan," ujarnya.

Sumber: liputan6.com

Beri Komentar