Kisah Pilu Pasangan WNI Lahirkan Bayi di Malaysia, Dijual Rp13 Juta untuk Bayar Tagihan RS

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 15 Maret 2022 18:00
Kisah Pilu Pasangan WNI Lahirkan Bayi di Malaysia, Dijual Rp13 Juta untuk Bayar Tagihan RS
Pasangan Indonesia yang tinggal di Temerloh, Pahang, Malaysia, menjual bayi laki-laki mereka yang baru lahir seharga RM4000 atau sekitar Rp13 juta.

Dream - Tagihan rumah sakit menjadi beban berat bagi sebagian orang. Banyak ornag bahkan harus menjual harta bendanya untuk menutupi biaya rumah sakit. Ada pula orang yang harus menjual bayinya untuk melunasi tagihan rumah sakitnya.

Seperti kisah pasangan asal Indonesia yang tinggal di Temerloh, Pahang, Malaysia, berikut ini. Mereka harus menjual bayi laki-laki yang baru lahir seharga RM4000 atau sekitar Rp13 juta karena menghadapi kesulitan akibat pandemi Covid-19.

Pasangan yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat ini baru berusia 20 tahunan. Mereka tidak memiliki cukup uang untuk merawat bayi. Mereka memutuskan untuk 'menjual' bayi mereka yang baru lahir untuk membayar tagihan di Rumah Sakit Sultan Haji Ahmad Shah di Temerloh, Malaysia.

Malangnya, pasangan ini juga tidak bekerja dan terbebani ketika rumah kontrakan mereka di Karak, Malaysia, kebanjiran tahun lalu.

1 dari 2 halaman

Situasi yang Rumit

Keputusan mereka menjual bayi itu menarik perhatian pasangan yang belum memiliki anak, sejak menikah sembilan tahun lalu. Mereka kemudian mengungkapkan keinginan untuk mengadopsi anak tersebut melalui grup WhatsApp, di mana mereka membaca tentang pasangan Indonesia dan bayi mereka yang baru lahir.

rumah sakit

Meski semua tampak mudah, situasi menjadi rumit ketika terungkap bahwa bayi tersebut tidak dapat didaftarkan sebagai anak angkat karena persyaratan Departemen Pencatatan Nasional (JPN) bahwa ibu kandung harus hadir untuk dokumentasi.

bayi

Sayangnya, pasangan Indonesia itu tidak bisa dihubungi lagi dan sudah pindah dari rumah kontrakan mereka di Karak.

2 dari 2 halaman

Menurut ibu angkat yang akrab disapa Hasnah itu, pasangan itu tak bisa dihubungi sejak bayinya diserahkan.

“ Kami kehabisan akal tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya, karena kami membutuhkan ibu kandung untuk mendaftarkan bayi sebagai anak angkat yang sah. Kita perlu melakukan ini untuk masa depan anak,” kata Hasnah.

Hasnah berharap agar orang tua kandung bayi segera menghubungi mereka untuk menyelesaikan proses pendaftaran.

“ Semua yang diminta NRD sudah kami lakukan, termasuk vaksinasi dan upaya melacak ibu kandung bayi tersebut. Sampai saat ini kami masih buntu,” lanjut Hasnah.

Sumber: worldofbuzz.com

Beri Komentar