Kisah Bripka Popy Menyamar Jadi PSK demi Selamatkan Anak di Bawah Umur

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 19 April 2021 13:45
Kisah Bripka Popy Menyamar Jadi PSK demi Selamatkan Anak di Bawah Umur
Bermodalkan doa dan kemampuan bela diri, Bripka Popy pun memberanikan diri menjalani tugas berbahaya tersebut.

Dream - Menjadi seorang anggota polisi terkadang mendapat tugas di luar dugaan, salah satunya seperti kisah polisi wanita (polwan) bernama Bripka Popy Puspasari. Dilansir merdeka.com, Senin 19 April 2021, Bripka Popy pernah mendapat tugas menyamar menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK) untuk menangkap kasus perdagangan orang di Pulau Dewata, Bali.

Penyamaran tersebut dilakukan pada 2018. Aksi itu bermula ketika seorang warga Garut yang mengaku kehilangan anggota keluarga. Polisi pun berhasil mengungkap adanya praktik prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur.

" Saat melapor ke kita, anak perempuan ini mengaku akan dipekerjakan sebagai pelayan di Bandung di sebuah kafé, tapi setelah itu keluarganya hilang kontak," ujar Popy saat ditemui di Mapolres Garut, Jumat 16 April 2021.

Setelah dilakukan penelusuran, keberadaan korban pun terdeteksi berada di Bali setelah dijual oleh seseorang pencari 'bakat'. Tim Reskrim Polres Garut kemudian memutuskan untuk melakukan penyamaran guna mengungkap praktik prostitusi tersebut.

 

1 dari 4 halaman

Ditugaskan Menyamar

Awalnya, polisi terlebih dahulu berhasil menangkap seorang penghubung korban dengan bos yang ada di Bali. Tim Reskrim pun kemudian melakukan pengembangan dan merencanakan skema pengungkapan.

" Skema yang dilakukan akan dengan melakukan penyamaran menggunakan penghubung itu. Jadi foto saya oleh pelaku yang sudah diamankan bersama satu lainnya dikirimkan ke bosnya, ngakunya akan dijadikan PSK. Jadi kaya profiling gitu. Ternyata bosnya menyetujui dan menunggu saya di Bali," ungkap Popy.

Setelah itu, Popy pun berangkat ke Pulau Dewata bersama penghubung tersebut menggunakan pesawat. Sementara tim lainnya menyusul menggunakan pesawat berbeda agar tidak mencurigakan.

Popy pun sempat merasa khawatir dan takut, terlebih ia sudah memiliki seorang anak yang menunggunya di rumah. Ia bahkan harus meninggalkan segala atribut kepolisian hingga senjata api. Bermodalkan doa dan kemampuan bela diri, ia pun memberanikan diri menjalani tugas berbahaya tersebut.

" Sebelum berangkat ya minta doa lah ke orang tua, ke siapa. Ini kan betul-betul saya sama temen saja berdua, pasti takut apa-apa dan diapa-apa. Walau sudah dibekali bela diri polisi, tetap saja ada rasa takut mah ya, namanya juga manusia," katanya.

2 dari 4 halaman

Operasi Berhasil

Sesampainya di Bali, Bripka Popy langsung menuju ke alamat yang sudah diberikan tepatnya di salah satu villa di kawasan Sanur. Saat sampai di villa, Popy mengaku kaget karena lokasinya sangat eksklusif dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu.

" Sampai di villa, saya langsung celengak-celinguk nyari orang Garut yang jadi korban. Dan ternyata memang ada di sana, kaya di dalam akuarium gitu. Di dalam akuarium juga banyak perempuan lainnya yang juga korban," sebutnya.

Setelah itu, Popy mengatakan bahwa ia sempat diajak ngobrol oleh seseorang yang dipanggil bos dan seorang bendahara. Namun di dalam ruangan itu tidak hanya ada dua orang itu saja, ada juga sejumlah lelaki hidung belang lainnya yang diduga sebagai pelanggan.

" Alhamdulillah tidak ada kecurigaan dari bos itu, kita juga jalani komunikasi biasa saja. Was-was mah mah ada, tapi yakin saja, demi masyarakat," kata Popy.

 

3 dari 4 halaman

Lakukan Penyergapan

Penyergapan

Setelah mengobrol dengan 'bos', Bripka Popy sempat diminta untuk berpakaian seksi layaknya PSK sebelum masuk ke akuarium bersama para gadis lain.

Momen ini ia langsung gunakan untuk berkomunikasi dengan timnya. Tak lama setelahnya, pihak kepolisian setempat langsung melakukan penyergapan di lokasi.

Dari penyergapan tersebut, Bripka Popy dan tim pun berhasil menyelamatkan sekitar 10 wanita yang kebanyakan di bawah umur.

" Ada 10 orang wanita yang kebanyakan yang di bawah umur yang Alhamdulillah bisa kita selamatkan, termasuk dua di antaranya orang Garut. Kalau untuk tersangkanya ada sekitar delapan orang yang berhasil diamankan, mereka ini jaringan," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Merasa Bangga

Meski tergolong tugas yang berbahaya, Popy mengaku bahwa dirinya senang bisa terlibat operasi penyergapan tersebut.

" Kalau hal-hal itu sebetulnya bukan tujuan yang utama. Tugas kita sebagai polisi adalah memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Dan tugas anggota adalah taat kepada pimpinan, selama itu tidak melanggar aturan, harus kita laksanakan," tutur Popy.

Bripka Popy juga mengatakan jika aksi nekatnya itu sempat mendapat apresiasi dari pimpinannya pada saat itu. Lebih dari itu ia pun sempat mendapat undangan dari Polda Jabar dan Mabes Polri.

Sumber: merdeka.com

Beri Komentar