Kisah Haru Rehan, Bekerja Jadi Badut Sejak Pagi Buta untuk Bantu Keluarga

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 1 September 2020 10:46
Kisah Haru Rehan, Bekerja Jadi Badut Sejak Pagi Buta untuk Bantu Keluarga
Rehan memilih bekerja sebagai seorang badut demi bantu ekonomi keluarga dan menabung untuk biaya sekolah.

Dream - Masa kecil merupakan masa seorang anak menghabiskan waktu dengan belajar dan bermain dengan teman-teman seumuran. Namun, tak semua anak mendapatkan kesempatan itu dan menikmati masa kecilnya dengan mudah.

Seperti seorang bocah di Jalan Gatot Subroto, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berikut ini. Di usianya yang masih belia, ia memilih bekerja sebagai badut demi bantu ekonomi keluarga dan menabung untuk biaya sekolah.

Kisah ini pertama kali diunggah oleh pemilik akun Instagram @rhmadii__. Dalam unggahannya, terdapat narasi yang menjelaskan keadaan bocah yang diketahui bernama Rehan.

Rehan mengaku bekerja tanpa paksaan dari siapapun. Niat menjadi badut ini muncul karena Rehan meresa penghasilan sang ibu yang bekerja serabutan hanya cukup untuk makan dan membayar biaya kontrak rumah.

“ Menurut pengakuan Rehan, keputusannya menjadi Badut jalanan didasari oleh motif ekonomi agar ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibunya yang bekerja serabutan hanya mampu mengumpulkan uang untuk membayar biaya sewa kontrakan. Jika ada rezeki berlebih, uang tersebut sengaja disisihkan untuk biaya sekolahnya,” tulis Rahmadi pada caption Instagramnya.

1 dari 2 halaman

Rehan harus berangkat bekerja sejak subuh hari. Sehingga dia punya waktu bermain bola bersama teman-temannya pada sore hari.

“ Setiap hari Rehan memang sengaja berangkat pagi-pagi buta, bahkan sebelum mentari pagi bersinar. Selain mengincar mobil-mobil yang terjebak macet, ia ingin menyisihkan waktu di sore hari untuk bermain bola di rumah,” tulis Rahmadi.

Untuk sampai di tempat biasa bekerja, Rehan harus menempuh 10 kilometer dari tempat tinggalnya.

" Rehan mengaku senang dapat membantu memberikan uang tambahan kepada ibunya. Kendati demikian, Rehan tidak memungkiri bahwa terkadang ia merasa lelah karena harus berjalan hingga sejauh 10 km dari rumahnya," tambah Rahmadi.

2 dari 2 halaman

Foto Rehan

Kisah Rehan ini kemudian viral di Instagram, banyak warganet yang terharu dengan usaha Rehan membantu sang ibu mencari nafkah, dan demi mengumpulkan biaya sekolah.

Berikut videonya:

      View this post on Instagram    

EDISI KEHIDUPAN.... Setiap hari, Rehan harus bangun pagi-pagi betul agar atraksinya bisa disaksikan oleh para pekerja kantoran dan warga disekitar jalan Gatot Subroto... Bagi sebagian orang, atraksi badut jalanan yang disuguhkan Rehan dinilai ampuh untuk mengusir rasa suntuk di tengah padatnya jalan Gatot subroto. Namun, ada beberapa hal penting yang luput dari pikiran mereka. Pertunjukkan yang mereka anggap menarik itu sebetulnya dilakukan oleh anak di bawah umur, bahkan termasuk dalam kategori eksploitasi anak. Menurut pengakuan Rehan, keputusannya menjadi Badut jalanan didasari oleh motif ekonomi agar ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibunya yang bekerja serabutan hanya mampu mengumpulkan uang untuk membayar biaya sewa kontrakan. Jika ada rejeki berlebih, uang tersebut sengaja disisihkan untuk biaya sekolahnya. “ Uangnya lumayan. Bisa buat beli Nasi bungkus untuk dibawa pulang ke rumah,” tutur Rehan Agar atraksinya menarik perhatian banyak orang, Rehan memperlihatkan jogetan kecilnya. Sementara untuk urusan kostum dan kepala boneka, Rehan mengaku selalu mengganti kostumnya setiap hari. Sang penyedia kostum juga menyediakan beberapa pilihan kepala boneka yang didesain menyerupai tokoh-tokoh kartun, mulai dari Dora the Explorer, Upin dan Ipin, hingga Spongebob Squarepants. Kepala dan bajunya saya sewa. Saya tidak tahu biayanya, karena ibu yang membayar,” ungkap Rehan sembari menyeka keringat yang menetes di kelopak matanya. Setiap hari Rehan memang sengaja berangkat pagi-pagi buta, bahkan sebelum mentari pagi bersinar. Selain mengincar mobil-mobil yang terjebak macet, ia ingin menyisihkan waktu di sore hari untuk bermain bola di rumah. Lepas Sholat Isya saya biasanya langsung pulang ke rumah bersama ibu setelah ibu selesai beberes kebersihan halaman Alfamart jl. Gatot subroto kata Rehan Namun saat ditanya, apakah ia dan ibunya nyaman dengan profesi mereka saat ini, Rehan mengaku senang dapat membantu memberikan uang tambahan kepada ibunya. Kendati demikian, Rehan tidak memungkiri bahwa terkadang ia merasa lelah karena harus berjalan hingga sejauh 10 km dari rumahnya.

A post shared by KONTEN INSPIRATIF (@rhmadii__) on

Sumber: Brilio.net

Beri Komentar