© MEN
Dream – Tenaga medis menjadi garda terdepan untuk menangani pandemi Covid-19. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk merawat para pasien yang terinfeksi Covid-19.
Penularan virus corona, yang menyebabkan Covid-19, memang sangat cepat, bahkan tanpa gejala. Sehingga tak sedikit tenaga medis yang takut pulang ke rumah karena khawatir bakal menularkan virus corona kepada keluarga.
Karena itulah sebagian tik medis, termasuk dokter, terpaksa mengurungkan niatnya untuk kembali ke rumah dan memilih hidup terpisah untuk waktu yang belum ditentukan.
Salah satu kisah serupa dialami Ajit Jani, dokter di Rumah Sakit Khusus Rajiv Gandhi, Delhi. Dia sudah hampir lima bulan tak pulang ke rumah. Selain karena kewajiban menjadi garda terdepan penanganan Covid-19, Ajit juga khawatir akan menularkan virus pada keluarga di rumah.
Saking lamanya tak kembali ke rumah, sang putri kerap menanyakan kapan ia bisa kembali ke rumah. " Kapan ayah akan pulang?" ujar putrinya, dalam sebuah percakapan telpon.
Karena angka penularan meningkat di tiga bulan pertama, Ajit mengaku tak bisa tidur lebih dari 15 menit. Banyaknya laporan dan panggilan pasien menyebabkan jam kerja dokter meningkat.
Meski pemerintah memfasilitasi dokter untuk menginap di hotel Leela Ambience, nyatanya hal itu tak membuat mereka bisa tidur nyenyak. Hampir 15 menit sekali selalu ada panggilan dari pasien.
" Situasinya lebih serius ketika lockdown diberlakukan. Para pasien terlihat cemas saat berada di ruang isolasi. Mereka bahkan bisa menelepon setiap lima menit," cerita Ajit.
Untuk memberi semangat pada para pasien, para dokter memberikan nomor ponsel pribadinya guna membangun kepercayaan dan mengurangi kecemasan pasien. Bahkan untuk komunikasi, dokter sampai membuat grup WhatsApp dan terkoneksi dengan lebih dari 1.500 pasien.
© MEN
Sebagaimana para dokter dan tenaga medis lainnya, Ajit diliputi rasa khawatir akan menularkan virus Covid-19 pada keluarganya. Terlebih Ajit memiliki orang tua yang berpotensi tinggi tertular.
" Awalnya, saya tidak berani pulang karena takut menularkan infeksi. Apalagi kedua orang tua saya sudah berusia diatas 75 tahun. Saya sangat khawatir," ungkap dokter berusia 52 tahun tersebut.
Saking sibuknya merawat lonjakan pasien yang kian bertambah setiap harinya, Ajit mengaku sampai kesulitan untuk menghubungi keluarga.
" Menyelamatkan nyawa adalah prioritas utama kami, saya bahkan hanya bisa menghubungi keluarga di malam hari, sekitar jam 1 atau 2 pagi," tambahnya.
Rasa rindu dan lelah yang dialami Ajit akhirnya mmebuatnya memutuskan untuk kembali ke rumah setelah lima bulan lamanya. Ajit harus menempuh jarak 13 kilometer ke rumahnya di daerah Kamla Nagar.
Saat pulang, ia disambut pelukan hangat oleh kedua putri kecilnya. Sang istri yang tampak berkaca-kaca juga terlihat sangat senang atas kepulangannya itu.
" Saat kasus Covid-19 muncul di bulan Maret, kami selaku tenaga medis merasakan tantangan yang luar biasa. Ini juga menjadi salah satu hal besar yang dialami banyak orang di seluruh dunia,”cerita Ajit.
Ajit akhirnya bisa kembali ke rumah setelah dirinya mengambil cuti pertamanya setelah 170 hari bekerja tanpa henti demi merawat pasien Covid-19.
Sumber India Times
Bacaan Sholat dan Artinya, Lengkap dengan Tata Cara Mengerjakan yang Tepat
Urutan Doa Al Ma'tsurat, Kumpulan Dzikir Pagi dan Petang Agar Mendapat Rahmat
Tutorial Hijab Pashmina Simpel Menutup Dada, Bikin Tampilan Makin Stylish!
Sosok Sebenarnya Mimi Bayu, Wanita yang Diduga Video Call dengan Raffi Ahmad saat Liburan ke Jepang
Kisah Perjuangan Seorang Ibu Tabah Rawat Anak Lumpuh dan Kakak yang ODGJ Seorang Diri
3 Tutorial Hijab Segi Empat untuk Acara Resmi Pakai Bros Cincin, Tampilkan Kesan Feminin
Viral Istri Sekda Riau Koleksi Tas Mewah dan Liburan ke Eropa, Kini Klarifikasi Pakai Barang KW