Yasuo Takamatsu (Foto: Tangkapan Layar Video The Sun)
Dream - Bagi masyarakat Jepang, tentu tidak akan lupa dengan bencana Tsunami pada 11 Maret 2011. Pasalnya, germpa bermagnitudo 9,1 tersebut telah merenggut lebih dari 18.000 nyawa.
Dibalik bencana besar tersebut, terselip kisah haru yang belakang jadi perbincangan. Seorang lelaki bernama Yasuo Takamatsu, asal Onogawa, Prektur Miyagi, tetap berusaha mencari istrinya yang hilang akibat tsunami tersebut.
Dilansir The Sun, Juamt 12 Maret 2021, Yasu Takamtsu tak patah arang mencari sang istri yang telah hilang selama 10 tahun. Bahkan, lelaki 40 tahun itu, sampai kursus menyelam agar menapat lisensi demi mencari sang istri.
Sejak peristiwa nahas itu, Takamatsu tetap mencari sang istri. Ia mengaku telah menyelam 470 kali dalam 7 tahun terakhir. Menurutnya, sang istri masih hidup dan berada di suatu tempat.
" Saya akan terus menyelam seolah-olah saya akan bertemu dengannya di suatu tempat. Saya selalu berpikir dia ada di suatu tempat, dekat dengan saya," ucap Takamatsu dilansir dari The Sun.
Meski tak lagi muda, ia tak mengenal lelah dan merasa yakin istrinya masih hidup. Ia bahkan kerap menyelam sendirian untuk mencari sang istri yang telah hilang selama 10 tahun. Ia akan terus mencari sang istri hingga tubuhnya tak bisa lagi bergerak.
" Selama tubuh saya bisa bergerak, saya akan tetap mencari," ujar Takamatsu.
Selama perjalanan 7 tahun menyelamnya, ia berhasil menemukan album foto, pakaian, dan artefak lain dari sejumlah korban. Namun, ia tetap tak menemukan satu bendapun mulik sang istri. Kendati demikian, hal itu tidak meredupkan semangatnya.
Menurut pengakuan Takatamtsu, sang istri sempat mengirimkan pesan singkat padanya.
" Dalam SMS terakhir, ia berkata 'kamu baik-baik saja? Aku ingin pulang'. Saya yakin dia tetap ingin pulang," tukasnya.
Selain mencari sang istri, Takamtsu juga telah bergabung dengan tim penyelam pemerintah setempat untuk mencari korban tsunami sebanyak 2.500 termasuk istri tercintanya.
Sumber: The Sun
Dream - Jepang diguncang hebat tepatnya di Prefektur Fukushima dan Miyagi pada Sabtu malam, 13 Februari 2021. Kekuatan gempa mencapai magnitudo 7,1. Episentrumnya berada di lepas pantai Fukushima, sekitar 220 kilometer utara Tokyo.
Berdasarkan skala intensitas seismik Jepang, kekuatan guncangannya mencapai 6, atau level tertinggi kedua. Gempa yang juga dirasakan di Tokyo (dalam skala 4), terjadi pada pukul 23.08 waktu setempat.
Dikutip dari Merdeka.com, guncangan lebih besar dirasakan di dekat episentrum, yakni di Miyagi, Nakadori, dan Hamadori di wilayah pesisir di Fukushima (skala 6). Badan Meteorologi Jepang tidak mengeluarkan peringatan tsunami.
Meski demikian, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir diimbau untuk mengevakuasi diri ke lokasi yang lebih tinggi. Sebab, dikhawatirkan gempa susulan akan terjadi.
Pemadaman listrik dilaporkan terjadi di beberapa bagian prefektur Fukushima, Miyagi, Iwate, dan Tochigi, yang berdampak pada 800 ribu rumah. Perdana Menteri Yoshihide Suga segera menginstruksikan badan-badan pemerintah untuk memantau kerusakan, mengevakuasi korban.
Gempa yang mengguncang Fukushima Sabtu malam terjadi kurang dari sebulan sebelum peringatan 10 tahun gempa dahsyat pada 11 Maret 2011 atau Great East Japan Earthquake.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya