Kisah Pak Edy 20 Tahun Tinggal Sebatang Kara di Rumah Kumuh Terbengkalai, Tanpa Listrik dan Air Bersih

Reporter : Dinda Permata Sari
Jumat, 3 Maret 2023 08:00
Kisah Pak Edy 20 Tahun Tinggal Sebatang Kara di Rumah Kumuh Terbengkalai, Tanpa Listrik dan Air Bersih
Meski sendirian, Pak Edi mengaku ikhlas dan mendoakan yang terbaik untuk anak dan cucunya.

Dream - Menghabiskan masa tua bersama dengan anak dan cucu merupakan harapan semua orang. Namun, hal ini tidak dapat dirasakan oleh Pak Edy.

Pria berusia 73 tahun ini tinggal sebatang kara di sebuah rumah yang sudah terbengkalai di daerah Semarang, Jawa Tengah. 

Dalam sebuah video yang diunggah kanal YouTube Joe Kal disebut bahwa Pak Edy tidak dikunjungi anak-anaknya selama 20 tahun, tepatnya semenjak sang istri meninggal dunia di tahun 2003.

Pak Edy telah terbiasa dengan kesendiriannya. Dia bahkan mengaku tidak masalah dan menerima jika anaknya tidak pernah mengunjunginya.

 

1 dari 4 halaman

Sehari-harinya, ia harus menjalani hidupnya di rumah tanpa listrik dan air yang bersih. Rumahnya pun terlihat seperti tak terurus.

Pak Edy mengaku sudah tinggal di rumah ini sejak tahun 1963. Dahulu ia tinggal bersama istri dan anak-anaknya.

Saat ini, ia sering mendapat sedekah dari teman-temannya maupun donatur lain yang memberinya bantuan untuk menyambung hidup. 

Selain itu, ia juga mengungkapkan kalau ia masih ingin bekerja sebagai ojek. Namun terhalang karena tidak memiliki ponsel dan kendaraan.

2 dari 4 halaman

Kisah Pak Edy, 20 Tahun Tinggal Sebatang Kara di Rumah Terbengkalai

Pak Edy memiliki tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Dua di antaranya sudah berumah tangga.

Satu anak laki-laki Pak Edy tinggal di Jakarta. Namun saat pandemi melanda, sang anak sempat pulang ke Semarang karena dirumahkan dari tempat kerjanya.

Namun, saat ini kedua anaknya telah meninggal dunia. Satu diantaranya berpulang saat adanya wabah Covid-19.

3 dari 4 halaman

Ia mengungkapkan kesendiriannya ini merupakan ujian yang diberikan Tuhan kepadanya. Meskipun, sampai saat ini ia tidak mengetahui alasan mengapa sang anak tidak pernah mengunjunginya.

Meski begitu, ia selalu berdoa yang terbaik untuk anak dan cucunya dan mengampuni dosa-dosanya.

“ Saya sekarang berdoa Gusti Allah, bukan saya yang ingin ke surga, ampunilah dosaku, ampunilah dosa anak turun-turunku, berilah tempat yang sesuai dengan keimanannya,” ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Beri Komentar