Kisah Pilu, Gadis 27 Tahun Berbobot 21 Kg Urus Adik yang Sakit Mental

Reporter : Sugiono
Senin, 4 November 2019 08:50
Kisah Pilu, Gadis 27 Tahun Berbobot 21 Kg Urus Adik yang Sakit Mental
Tidak pernah sarapan. Biaya makan sehari hanya Rp3.900. Dia berhemat untuk biayai perawatan adiknya.

Dream - Seberapa kuat Sahabat Dream memikul beban keluarga seandainya hidup tanpa orangtua? Apalagi tinggal hanya berdua dengan adik satu-satunya?

Sebagian besar mungkin akan mengaku tak kuat menanggungnya. Karena hidup ini begitu berat. Apalagi jika tinggal dengan saudara yang sakit mentalnya.

Namun tidak demikian dengan gadis 24 tahun dan adiknya dari China ini. Mereka harus menanggung hidup yang susah setelah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.

1 dari 5 halaman

Biaya Makan Sehari Hanya Rp3.900

Wu Huayuan masih berusia empat tahun saat ibunya meninggal dunia. Tak lama setelah itu, ayahnya menyusul sang ibu pada tahun 2014 karena penyakit sirosis.

Praktis, Wu harus menanggung beban hidup sendirian bersama adiknya sepeninggal sang ayah. Wu mengandalkan penghasilan 1.290 yuan (Rp2,5 juta) per bulan dari menghemat pengeluarannya.

Wu memilih tidak sarapan. Dia hanya makan roti untuk makan siang dan makan malam. Dia bahkan hanya makan nasi putih dengan saus cabai.

Hal itu dilakukan agar dia hanya menghabiskan 2 yuan (Rp3.900) sehari untuk biaya makan berdua dengan adiknya.

2 dari 5 halaman

Menghemat Demi Biayai Pengobatan Adik

Wu sangat berhemat karena dia harus menabung uang untuk membiayai perawatan adiknya yang menderita penyakit mental.

Perlu diketahui bahwa kerabat Wu juga miskin. Selain itu, meskipun usianya sudah 24 tahun, Wu terlihat seperti anak kecil akibat kekurangan gizi.

Penampilan fisik Wu memang menyedihkan. Dia hanya memiliki berat 21kg dan tinggi 135cm, rambutnya juga rontok dan tidak memiliki alis.

Meski sering jatuh sakit, Wu tak pernah mau membeli obat mahal untuk berobat. Dia hanya membeli obat generik yang murah harganya.

3 dari 5 halaman

Biaya Pengobatan Mencapai Rp9,9 Juta

Wu melakukan itu karena lebih mengutamakan perawatan adiknya. Wu ingin mengumpulkan uang hingga mencapai Rp9,9 juta untuk biaya perawatan adiknya.

Untungnya, setelah satu tahun perawatan, penyakit mental adiknya dapat dikendalikan. Meskipun miskin, Wu tidak menyerah pada mimpinya dan sangat ambisius.

Wu berhasil mendapatkan pinjaman mahasiswa untuk belajar di sebuah universitas di Guizhou. Saat ini berada di tahun ketiga di jurusan ekonomi.

Namun, pinjaman mahasiswa tersebut tidak cukup untuk menutupi pengeluarannya. Karena itu dia bekerja serabutan.

4 dari 5 halaman

Bekerja Cleaning Service dan Jadi Asisten Dosen

Untuk menutupi biaya pengeluarannya, Wu bekerja di dua tempat yang cukup bertolak belakang.

Dia bekerja sebagai cleaning service. Tapi juga bekerja menjadi asisten dosen di kampusnya.

Dari hasil bekerja di dua tempat yang berbeda itu, Wu mendapat penghasilan 600 yuan (Rp1,2 juta).

5 dari 5 halaman

Menderita Sakit Jantung Akibat Gizi Buruk

Namun beberapa pekan belakangan, kesehatan Wu semakin memburuk. Dia kesulitan berjalan, meski hanya 40 meter. Akhirnya, sebagian teman Wu membawanya ke rumah sakit.

Dokter mengatakan bahwa Wu mengalami masalah pada jantungnya akibat gizi buruk parah yang dideritanya.

Dokter menyarankan Wu untuk menjalani operasi untuk mengatasinya. Namun biayanya tak terjangkau oleh Wu karena sangat mahal, sekitar 200.000 yuan (Rp399 juta).

Awalnya Wu menolak menjalani operasi karena tak punya biaya. Tapi berkat dana crowdfunding yang digagas teman-temannya, Wu bisa menjalani operasi.

Wu berterima kasih atas bantuan teman-temannya. Adiknya yang sudah sembuh juga bertekad untuk membantu Wu.

Adik Wu mengatakan dia akan mencari pekerjaan sosial dan mendapatkan uang untuk membantu biaya pengobatan kakaknya.

(Sumber: World of Buzz)

Beri Komentar