Kisah Pilu Nenek 73 Tahun Penjual Keripik Menunggu Giliran Haji, Keberangkatan ke Tanah Suci Mundur hingga 2031

Reporter : Dinda Permata Sari
Rabu, 17 Mei 2023 15:00
Kisah Pilu Nenek 73 Tahun Penjual Keripik Menunggu Giliran Haji, Keberangkatan ke Tanah Suci Mundur hingga 2031
Biaya haji naik, Nurhayati semakin giat berjualan keripik singkong.

Dream - nurhayati, seorang nenek di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku sedih karena jadwal keberangkatan ke Tanah Suci mundur beberapa tahun. Padahal, usianya semakin tua.

Nurhayati mendaftar haji pada 2017. Warga Perum Pepabri, Kecamatan Tarogong Kaler, itu menyetor Rp25 juta sebagai pendaftaran setelah mengumpulkan uang selama bertahun-tahun berjualan keripik.

Menurut keterangan petugas haji, Nurhayati akan berangkat 11 tahun setelah pendaftaran tersebut. Itu artinya, Nurhayati baru bisa berhaji pada 2028.

“ Untuk menunggu ini terlalu lama karena usia saya sudah begini, mudah-mudahan aja,” kata Nurhayati, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 SCTV Rabu 17 Mei 2023.

1 dari 2 halaman

Kisah Pilu Nenek 73 Tahun Menunggu Giliran Haji, Kumpulkan Biaya dari Hasil Jualan Keripik

Kesedihannya semakin bertambah usai mengecek data calon haji dari aplikasi Haji Pintar. Dalam aplikasi itu ternyata jadwal Nurhayati bersama sang anak ternyata harus berangkat tahun 2031, artinya harus menunggu selama 8 tahun lagi.

Ia berharap segera berangkat ke Tanah Suci dalam waktu dekat, saat kondisi kesehatannya masih baik. Sebab, jika berangkat sesuai jadwal itu, fisiknya sudah tidak kuat sehingga akan merepotkan orang lain.

“ Ya kalau keinginan mah segera sekarang, kalau ini mah badannya masih agak kuatan sedikit, biar enggak ngerepotin orang,” katanya.

2 dari 2 halaman

Kisah Pilu Nenek 73 Tahun Menunggu Giliran Haji, Kumpulkan Biaya dari Hasil Jualan Keripik

Biaya haji yang meningkat saat ini membuat Nurhayati lebih rajin berjualan keripik. Ia berusaha agar produksinya bisa tetap berjalan, dengan menerima pesanan bahkan sampai ke luar kota.

Membuat keripik singkong di rumahnya, Nurhayati dibantu oleh anak-anaknya mulai dari proses pemasakan sampai penjualan. Ia terus meniti harapan agar saat gilirannya tiba tubuhnya masih sanggup untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5 itu.

Saat ini, produk keripik singkongnya sudah laku terjual hingga ke kota-kota seperti Bandung, Jakarta, sampai Tangerang. Dari hasil penjualan inilah yang kemudian digunakan untuk mendaftar haji.

sumber: Merdeka.com

Beri Komentar