Ketua KPU Arief Budiman Memberikan Keterangan Saat Acara Penandatanganan Pakta Integritas Debat Keempat Pilpres 2019 Di Jakarta, Rabu (27/3). KPU Bersama Seluruh Panelis Dan Moderator Debat Pilpres 2019 Keempat Menandatangani Pakta Integritas. (Liputan6.c
Dream - Ketua KPU RI, Arief Budiman sedih. Ratusan anggota kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia.
Arief mengatakan, kematian petugas KPPS itu terjadi karena tugas yang diemban begitu berat. Bahkan, tugas menjadi anggota KPPS menguras tenaga.
" Saya pernah ikut petugas Pantarlih (panitia daftar pemilih) yang harus data pemilih. Mereka sebenarnya yang paling menentukan Pemilu aman, sukses, dan lancar. Pekerjaan mereka tidak sehari tapi rangkaian panjang," kata Arief, dilaporkan Liputan6.com, Jumat, 3 Mei 2019.
Menurut Arief jam kerja KPPS dimulai sejak pagi hari hingga pagi di hari berikutnya. Hal ini terbukti saat Arief mendengar pengakuan dari keluarga mendiang Ketua KPPS, Tutung Suryadi.
Dari cerita keluarga, Arief mengatakan, Tutung kerja berat jauh sebelum 17 April 2019. Tutung harus melaporkan sebaran C6 yang menjadi surat pemberitahuan kepada pemilih di kediaman warga.
Tutung meninggal di lokasi tempatnya bekerja. Dia menutup mata di kantor kelurahan.
" Itu saya pikir negara patut berterima kasih dan memberikan penghargaan kepada mereka," kata dia.
Sebaran KPPS tiap daerah berjumlah beda. Wilayah semisal DKI Jakarta, punya TPS lebih banyak. Di satu kecamatan, jumlahnya bisa lebih dari 1.000 titik.
Kondisi itulah yang menghadapkan petugas KPPS dengan kebutuhan energi, fisik, dan mental.
" Kita semua harus menguatkan. Supaya mereka bisa semuanya bertugas dengan baik tuntas sampai akhir," kata dia.
Berdasarkan data KPU, anggota KPPS yang meninggal sebanyak 409 jiwa. Arief mengatakan, rencananya ahli waris anggota KPPS yang meninggal akan diberikan santunan.
" Segera diberikan, kalau bisa jauh sebelum tanggal 22 Mei," kata dia.
Tetapi, Arief ingin memastikan terlebih dahulu apakah korban yang meninggal benar-benar penyelenggara pemilu. Verifikasi itu dilakukan dengan mengecek Surat Keputusan (SK) dari KPU.
" Kami betul-betul tidak ingin ada kesalahan yang justru menimbulkan problem belakangan hari," ucap dia.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)
Advertisement

Dua Kali dalam Setahun, Oh Beauty Festival 2.0 Hadir Jawab Antusiasme Pecinta Kecantikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Cewek Gabut Jual Online Plastik Isi Udara Bandung, Terdengar Iseng tapi Laku Keras

Kocaknya Komunitas Pengangguran Kumpul: Ngapain Kerja Gak Kaya?

Menikmati Liburan Santai, 5 Rekomendasi Hotel Pinggir Pantai di Anyer

10 Event di Jakarta Sepanjang November 2025 yang Seru Abis untuk Didatangi

Riset: Korupsi dan Penggangguran, Isu yang Paling Bikin Khawatir Orang Indonesia

Wardah Luncurkan Hijab Studio AI, Bisa Pilih Warna Hijab yang Pas dengan Tone Wajah