Bermain di Lokasi Proyek Double Track, 6 Anak Tertimbun Longsor

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Jumat, 11 Januari 2019 14:02
Bermain di Lokasi Proyek Double Track, 6 Anak Tertimbun Longsor
Mereka sedang bermain di lokasi pembangunan double track jalur kereta api Sukabumi-Bogor.

Dream – Tanah longsor terjadi di Kelurahan Cicurug, Kecatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis, 10 Januari 2019 sekitar pukul 16.00 WIB. Bencana ini menimpa anak-anak yang sedang bermain di bawahnya.

Menurut Kepala Pusat, Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan enam anak tertimpa longsoran. Sutopo mengatakan mereka sedang bermain di lokasi pembangunan double track jalur kereta api Sukabumi-Bogor.

“ Enam orang anak bermain dan tertimpa longsor di lokasi pembangunan double track jalur kereta api jurusan Sukabumi-Bogor secara tiba-tiba,” kata Sutopo dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Jumat 11 Januari 2019.

Longsoran ini menyebabkan 1 anak meninggal dunia. Ada 3 anak yang terluka dan 2 lainnya selamat. “ Kerugian materil nihil,” kata dia.

Sutopo mengimbau masyarakat untuk waspada menghadapi awal tahun 2019. Terlebih, puncak musim hujan terjadi pada Januari 2019. Musim hujan bisa meningkatkan potensi musibah tanah bergerak.

1 dari 2 halaman

Korban Longsor Sukabumi, 15 Orang Tewas dan 20 Lainnya Masih Hilang

Dream - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, melaporkan sebanyak 101 orang menjadi korban tertimbun tanah akibat bencana longsor di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Para korban tertimbun longsoran.

Dari 101 jiwa yang tertimbun itu tercatat 63 orang selamat, 3 orang luka-luka dan dirujuk ke RS Pelabuhan Ratu, 15 orang meninggal dunia.

" 20 orang masih dalam pencarian," ujar Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Rabu 2 Januari 2019.

Sutopo mengatakan proses pencarian 20 orang tersebut terus dilakukan oleh Tim SAR dan relawan. Dua alat berat dikerahkan dalam pencarian tersebut.

" Namun baru satu alat berat yang dapat masuk ke lokasi longsor," ucap Sutopo.

Dalam musibah ini, total ada 30 rumah yang tertimbun longsor. Rumah-rumah tersebut dihuni oleh 32 KK atau 101 orang.

Hingga Selasa, 1 Januari 2018, longsor susulan terjadi sebanyak empat kali dengan intensitas lebih kecil. Tim SAR dan para relawan juga diminta untuk berhati-hati dalam bekerja, karena tanah di lokasi longsor masih gembira dan berpotensi terjadi longsor susulan.

Sutopo menjelaskan berdasarkan peta prakiraan terjadinya longsor di Kabupaten Sukabumi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Januari 2019, ada 33 kecamatan yang masuk kategori longsor menengah hingga tinggi.

" Peta potensi longsor menengah artinya daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi longsor," kata Sutopo.

Menurut dia, zona tersebut berpotensi longsor jika intensitas curah hujan tinggi. Terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir (tebing curam), tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

" Sedangkan peta potensi longsor tinggi adalah daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi longsor. Pada zona ini dapat terjadi longsor jika curah hujan di atas normal, sedangkan longsor lama dapat aktif kembali," ucap dia.

2 dari 2 halaman

Fakta Mencengangkan Bencana Longsor di Sukabumi

Dream - Sebuah fakta mencengangkan tentang longsor di wilayah Sukabumi, Jawa Barat, diungkap oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menurut catatan, sejak 2009 hingga 2018, telah terjadi 132 kali longsor di Sukabumi.

" Selama sepuluh tahun terakhir, bencana longsor merupakan yang terbanyak terjadi di Sukabumi," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di kantornya, Jakarta, Rabu 2 Januari 2018.

Menurut Sutopo, mayoritas wilayah di Sukabumi berada pada potensi sedang hingga rawan tanah bergeser atau longsor. Musibah tanah longsor terbaru terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok.

Longsor yang terjadi Senin 31 Desember 2018, sekitar pukul 17.30 WIB, itu menimbun sekitar 30 rumah di Desa Sirnaresmi. Sejumlah orang ditemukan meninggal dunia. Sebelum tanah dari lereng turun, warga sempat mendengar suara gemuruh dari atas bukit.

Sutopo menambahkan, bencana yang terjadi di Sukabumi selama sepuluh tahun belakangan tidak hanya berupa tanah longsor saja. Menurut data sejak 2009 itu, di Sukabumi juga telah terjadi 49 kali putingbeliung.

Sementara, banjir terjadi 44 kali, lima kali gempa bumi, kekeringan lima kali, dua kali gelombang pasang atau abrasi, serta sekali kebakaran hutan dan lahan.

Selain Sukabumi, lanjut Sutopo, ada 274 kabupaten atau kota di Indonesia berpotensi mengalami musibah longsor dalam kategori sedang-tinggi.

" Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi longsor 40,9 juta orang," kata dia.

Beri Komentar