Limbong Bamba Memilih Mengisolasi Dirinya Di Gubuk Milik Keluarga Sepulangnya Dari Cianjur, Jawa Barat (Foto: Liputan6.com)
Dream - Limbong Bamba (25), warga Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, secara sukarela menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di dalam gubuk keluarga yang berada di tengah sawah.
Limbong Bamba anak pasangan Edi dan Ruth merupakan mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dia memilih mudik karena kebijakan universitas yang mengalihkan pembelajaran via daring akibat wabah Covid-19.
Pada Rabu, 8 April 2020, Limbong tiba di kampungnya dan seketika langsung menjalani isolasi. Dia mengaku pihak keluarga telah mempersiapkan tempat dan kebutuh untuknya ketika menjalani isolasi mandiri.
" Sebelum berangkat dari Cianjur, saya sudah merencanakan untuk melakukan isolasi ketika tiba di desa saya dan itu saya sampaikan ke keluarga," kata Limbong.
Limbong berinisiatif melakukan isolasi mandiri meski lingkungan dan tempatnya menuntut ilmu di Cianjur masih tergolong aman dari virus tersebut.
" Di sana saya tinggal di asrama, tapi takutnya jangan sampai ada anak asrama terjangkit virus itu dan positif, jadi saya memilih pulang kampung," ujar dia.
Walau mengaku kondisi kesehatannya baik-baik saja, dia khawatir pernah bersentuhan dengan orang lain dalam perjalanan ke kampung. Hal ini dia lakukan untuk memutus mata rantai persebaran virus corona yang telah merenggut puluhan ribu nyawa.
" Jangan sampai ada bersentuhan dengan orang yang positif Covid-19, takutnya menularkan ke keluarga. Saya ikhlas menjalani isolasi tengah sawah seorang diri, meski ada rasa rindu berkumpul, tapi ini demi mereka dan warga lainnya," ungkap dia.
Matheus Daniel Dessaratu, Kepala Desa Tondok Bakaru, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Limbong dan keluarga. Dia berharap warga desa lainnya dapat melakukan hal yang sama.
" Kami berharap warga yang lain, yang memiliki keluarganya yang baru tiba dari luar daerah, juga bisa melakukan isolasi mandiri. Hal ini sangat baik dalam memutus rantai penyebaran virus ini," kata Matheus.
Dia meminta agar warga desanya yang baru tiba dari luar daerah segera lapor diri ke pemerintah setempat. Langkah tersebut demi kebaikan bersama dalam menghadapi pandemi ini.
" Segera melaporkan jika ada keluarga yang baru tiba utamanya dari luar daerah, sehingga langkah-langkah pencegahan bisa kita lakukan," harap Matheus.
Matheus juga menambahkan bahwa pihaknya dan pemerintah daerah siap membantu warga yang ingin melakukan isolasi mandiri. Apabila tidak memiliki tempat pribadi untuk isolasi, akan disediakan guna membantu menjalani isolasi.
" Kami akan siapkan tempat, bahkan makanan untuk mereka yang menjalani isolasi akan kita bantu," tutur Matheus.
Menurut pengakuan Matheus, selain Limbong, juga terdapat seorang warga yang menjalani isolasi mandiri di gubuk milik keluarganya. Warga itu diketahui merupakan seorang pekerja yang baru kembali dari Kabupaten Luwu Timur di Sulawesi Selatan.
" Ada juga satu warga kami atas nama Gustin Raya yang baru kembali dari Soroako, sudah empat hari melakukan isolasi mandiri di pondok keluarganya yang ada di kebun," tutup Matheus.
Sumber: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar
Dream - Sebagian negara yang terdampak wabah Covid-19 mengeluarkan aturan bahwa warga yang kembali dari luar negeri harus dikarantina selama 14 hari sebelum dapat bersatu kembali dengan keluarga mereka.
Ini adalah langkah sangat penting untuk memastikan Covid-19 tidak menyebar lebih jauh lagi. Tapi masih ada saja warga negara yang tak taat aturan sehingga berakibat fatal bagi anggota keluarganya.
Sebuah kasus di Thailand membuktikan betapa pentingnya karantina mandiri dan mengapa kita harus benar-benar mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut laman The Nation, seorang wanita Thailand menularkan virus corona penyebab Covid-19 kepada ibunya setelah menolak untuk mengkarantina dirinya sendiri seusai pulang dari luar negeri.
Membagikan kisahnya di Facebook, Dr Opass Putcharoen, kepala Emerging Infectious Diseases Clinical Center di Chulalongkorn University, mengatakan, sebagian besar orang yang datang dari luar negeri terkadang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda infeksi awal tertular virus corona.
Karenanya banyak dari mereka yang kembali dari luar negeri memutuskan untuk tidak mengkarantina diri mereka sendiri. Seperti wanita dalam kasus ini yang tidak menunjukkan gejala meski dirinya adalah carrier (pembawa) virus corona dari luar negeri.
Seolah tidak terjadi apa-apa, wanita ini langsung pulang ke rumah dan berbaur dengan ibunya. Akibatnya, sang ibu tertular virus darinya tanpa disadarinya.
Wanita itu baru mulai menunjukkan gejala beberapa hari kemudian, tetapi saat itu sudah terlambat. Ibunya sudah terlanjur terinfeksi.
Sang ibu sepertinya menderita flu selama enam hari meskipun hasil rontgen paru-parunya tampak normal.
Namun, ia mengalami kesulitan bernapas beberapa hari kemudian dan harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
Dr Opass kemudian menekankan pentingnya karantina sendiri dan mendesak semua orang untuk mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Walaupun kasus ini terjadi di Thailand, ini bisa terjadi di Indonesia juga. Semua tergantung kita untuk menurunkan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Jadi, belajar dan bekerja dari rumah. Patuhi anjuran social distancing dan lakukan karantina sendiri jika baru pulang dari luar negeri.
Sumber: World of Buzz
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik