Mahfud MD: Baju Saya Masih Ada di Istana

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 15 Agustus 2018 19:03
Mahfud MD: Baju Saya Masih Ada di Istana
Mahfud sempat dibuatkan baju yang rencananya akan dipakai untuk mendaftar ke KPU bersama Jokowi.

Dream - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengaku sempat diminta datang ke Istana Negara beberapa hari sebelum deklarasi cawapres pendamping Presiden Joko Widodo. Kala itu, pihak Istana berencana mengukur badan Mahfud untuk dibuatkan baju.

Dalam tayangan Indonesia Lawyer Club yang disiarkan TV One, Mahfud ditelepon oleh asisten ajudan Presiden. Tepat beberapa saat setelah dia diminta menyerahkan Curriculum Vitae (CV).

" Saya ditelepon oleh asisten ajudan presiden, 'Bapak ke sini mau ngukur baju'. 'Waduh,' saya bilang, 'gimana kalau enggak usah ngukur baju, agar tidak terlalu ribet. Ini waktunya sudah pendek'. 'Kalau gitu bapak bawa saja baju yang bapak senangi, dan pas, bawa ke sini nanti pakai ukuran itu aja, kami bikin yang sama modelnya dengan Pak Jokowi'," kata Mahfud menirukan ucapan orang yang meneleponnya.

Pada Kamis, 9 Agustus 2018, Mahfud diminta menunggu di lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi deklarasi Jokowi. Saat menunggu, Mahfud tidak memakai baju yang disiapkan pihak Istana.

" Baju yang saya pakai baju saya sendiri, bukan dari Presiden. Karena baju dari Presiden kan mau dipakainya besok (mendaftar ke KPU)," ucap Mahfud.

Beberapa saat sebelum deklarasi cawapres pendamping Jokowi, Mahfud mendapatkan informasi ada perubahan rencana. Dia diminta untuk tidak datang Restoran Plataran, Menteng.

Mahfud kemudian memutuskan pulang. Setelah itu, Jokowi menetapkan KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya di restoran mewah itu. 

" Baju saya masih ada di Istana lho sampai sekarang," kata Mahfud sembari terkekeh.

Banyak yang mengira Mahfud kandidat terkuat yang bakal ditunjuk Jokowi menjadi cawapres. Tetapi, pada akhirnya Jokowi membuat keputusan lain.

1 dari 2 halaman

Mahfud MD Temani Anak Wisuda dari Kampus Terkemuka AS

Dream - Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sedang berbahagia. Putra bungsunya, Royhan Akbar baru saja lulus dari Program Master bidang Bisnis Internasional di Jurusan Hukum, Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat.

Kabar bahagia itu diunggah Mahfud melalui Twitter pribadinya, @mohmahfudmd. "  Bersyukur Alhamdulillah...bisa ikut hadir dalam wisada anak bungsu saya, Royhan Akbar. Semoga bisa ikut berjuang dalam dunia penegakkan hukum," tulis Mahfud.

Mahfud MD dan putranya, Royhan Akbar

 

 

Saat membalas cuitan seorang pengikutnya, Mahfud menceritakan perjuangan Royhan menempuh pendidikan di universitas ternama itu. Mahfud menyebut Royhan sosok siswa yang rajin.

"  Selama setahun di Columbia University, anak saya belajar siang malam karena ahrus selalu siap ditanya dan presentasi. Kalau tidak bisa menjawab atau gagal presentasi, katanya, bisa malu kepada anak-anak dari negara lain," kata Mahfud.

 

Selain bercerita kebahagiaannya dapat menghadiri wisuda sang putra, Mahfud juga menceritakan kisahnya menjalankan ibadah puasa di New York. Dia meminta umat Muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa dengan lebih religius dan nikmat.

"  Makan sahur di New York, hanya berdua dengan anak di apartemen. Tak ada kemeriahan acara tv, tak ada suara tarchim dari masjid, tak ada sahur keliling," ucap dia.(Sah)

(ism)

2 dari 2 halaman

Negara Timur Tengah Pecah, Mahfud MD: Saya Kira Ada Adu Domba

Dream - Ketengangan antara Qatar dengan negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab menjadi permasalahan serius bagi peradaban umat Islam.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai, ketegangan yang terjadi di negara-negara Timur Tengah itu tidak lain karena adanya adu domba. Menurutnya, ketegangan itu muncul setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berkunjung ke Arab Saudi.

" Saya kira ini memang ada adu domba. Jadi ketika Trump datang dari sana itu lalu terjadi perpecahan," kata Mahfud di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Rabu 7 Juni 2017.

Anggota pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) itu menyebut kalau Amerika Serikat dapat mengambil manfaat dari perpecahan di negara Timur Tengah.

" Trump bisa mengambil keuntungan dari sini untuk kepentingan Amerika (Serikat) dan adu domba itu mudah sekali dilakukan dalam situasi seperti itu," ucap dia.(Sah)

Beri Komentar