Makan Malam Terakhir Sebelum Pesantren Tahfiz Quran Terbakar

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 15 September 2017 06:00
Makan Malam Terakhir Sebelum Pesantren Tahfiz Quran Terbakar
Umar Al Khattab adalah salah satu santri Pesantren Tahfiz Quran Ittifaqiyah yang meninggal dalam kebakaran tadi pagi.

Dream - Tidak pernah terpikir dalam benak Helmi bahwa makan malamnya menjadi momen terakhir bertemu sang anak, Umar Al Khattab. Sebab, pagi hari setelah kebersamaan itu, santri 7 tahun ini wafat dalam kebakaran yang melanda Pesantren Tahfiz Alquran Ittifaqiyah, Kuala Lumpur.

" Saya bertemu dengan Umar semalam. Dia malah mengajak saya untuk pergi makan," ucap Helmi, dikutip Dream dari mynewshub.cc, Kamis 14 September 2017.

Helmi mengatakan, tidak ada tanda-tanda keanehan yang muncul dalam diri Umar saat makan Rabu malam itu. Dia hanya melihat sang anak begitu lahap makan pada malam kemarin.

" Saya pergi membayar makanan tersebut. Saat kembali ke meja makan, saya lihat dia sudah selesai makan," kata dia.

Selanjutnya, Helmi mengatakan Umar baru dua pekan menjadi santri di pesantren itu. Meski demikian, kata dia, Umar mengaku senang bisa menimba ilmu agama di sana. " Anak baru masuk setelah Hari Raya Idul Adha kemarin."

" Sebelum kembali ke pesantren, dia sempat bermain di taman. Anak saya pernah bilang dia senang di sana," lanjut Helmi.

Pesantren ini terbakat pada Kamis pagi, sekitar pukul 05.30 waktu setempat. Sebanyak 24 orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

1 dari 2 halaman

Pesantren Tahfiz Quran Kebakaran, 24 Santri dan Guru Meninggal

Pesantren Tahfiz Quran Kebakaran, 24 Santri dan Guru Meninggal © Dream

Dream - Musibah kebakaran hebat melanda sebuah pesantren tahfiz Alquran di Kuala Lumpur, Malaysia, pagi tadi. Kamis 14 September 2017. Sebanyak 24 santri dan gurumeninggal dalam musibah tersebut.

Api melalap Pesantren Tahfiz Quran Ittifaqiyah sekitar pukul 05.40 waktu setempat. Bangunan pesantren dilengkapi jendela kaca kusen logam membuat para korban terjebak di dalam.

" Ini merupakan musibah kebakaran memilukan di negara ini dalam kurun waktu 20 tahun terakhir," ujar Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kuala Lumpur, Khirudin Drahman, kepada AFP.

BBC melaporkan informasi awal menyebut jumlah korban meninggal ada 25 orang. Tetapi, polisi merevisi jumlah tersebut.

Polisi menyatakan ada 22 santri tahfiz meninggal, semuanya pria antara usia 13 hingga 17 tahun. Juga terdapat dua pengajar meninggal.

2 dari 2 halaman

Kondisi Para Korban

Kondisi Para Korban © Dream

Sejumlah gambar beredar menunjukkan bagian dalam lantai atas gedung pesantren itu. Di lantai itu, yang digunakan para santri untuk tidur, kebakaran hebat terjadi.

" Bangunan itu dikelilingi kusen logam yang tidak bisa dibuka dari dalam. Para santri, setelah menyadari adanya api dan asap tebal, mencoba menyelamatkan diri melalui jendela," ujar Wakil Direktur Operasional Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Soiman Jahid.

" Karena kusen logam itu, mereka tidak bisa melarikan diri," ucap Soiman.

Salah satu warga yang tinggal di dekat pesantren mengaku sempat mendengar teriakan para santri. Dia juga menyaksikan kobaran api.

" Anak-anak menangis meminta bantuan, tapi saya tidak bisa menolong mereka karena pintu sudah terbakar," kata warga yang menyaksikan musibah memilukan itu.

Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Amar Singh, mengatakan jasad para korban terbakar sepenuhnya. " Sayangnya, hanya ada satu jalur masuk, sehingga mereka tidak bisa melarikan diri. Seluruh jasad yang ditemukan saling bertumpuk," ucap Amar.

Pejabat mengatakan tim pemadam kebakaran tiba beberapa saat setelah api berkobar. Api berhasil dipadamkan dalam waktu satu jam.

Sejumlah santri yang selamat segera dilarikan ke rumah sakit. Sebagian dari mereka mengalami sesak nafas akibat asap tebal. Perdana Menteri Najib Razak berkicau di akun Twitternya, menyampaikan duka yang mendalam atas musibah ini.

Beri Komentar