Shutterstock.com
Dream – Hari Pramuka rutin dirayakan para pandu seluruh Indonesia pada 14 Agustus. Saat bersekolah SD sampai SMA, di antara Sahabat Dream pasti ada yang menjadi anggota Pramuka. Paling tidak pernah mengenakan seragam Pramuka.
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana. Tahun ini, seluruh Pandu di Tanah Air merayakan Hari Pramuka Nasional yang ke-58. Selain mempelajari pramuka, tentu saja hampir semua orang pernah ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatannya.
Namun, pernahkah terbesit dibenak kalian sejarah awal mula hadirnya Pramuka ini. Sebelum hadir di Indonesia, gerakan pramuka sudah terlebih dahulu lahir di dunia dengan istilah Scouting atau kepanduan.
Lahir di Inggris, scouting pertama kali diperkenalkan Bapak Pandu Dunia, Lord Baden Powell. Di Inggris, Scouting lebih dikenal sebagai salah satu kegiatan pembinaan bagi para remaja.
Dengan seiring berjalannya waktu, Scouting telah menyebar hampir ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
Untuk ikut berpartisipasi atas perayaan Hari Pramuka ini, tidak ada salahnya jika kalian lebih mengenal kembali Bapak Pandu Dunia tersebut. Yuk simak informasi lengkapnya berikut ini.

Baden Powell memiliki nama lengkap yaitu Robert Stephenson Smyth Baden Powell. Powell lahir di London pada tanggal 22 Februari 1857 dan putra dari salah satu professor di Universitas Oxford.
Powell merupakan anak ke delapan dari sepuluh bersaudara. Saat berumur 3 tahun, sang ayah pergi meninggalkan keluarga untuk selamanya.
Sepeninggalan sang ayah, Baden Powell berserta kakak dan adiknya dibesarkan dan dididik oleh sang ibu, Henrietta Powell. Selain mengajarkan pengetahuan kepada sang anak, Henrietta juga mendorong anak-anaknya untuk melakukan aktivitas yang disenangi oleh mereka.
Didikan sang ibu membuat Baden Powell selalu bersemangat dalam mempelajari keterampilan baru. Tidak hanya itu saja, Baden Powell juga mulai belajar memainkan piano dan biola.
Dengan kerja keras sang ibu dalam pendidik anak-anaknya, Powell mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah bergengsi di Inggris, Charterhouse School yang berdiri sejak tahun 1611.
Pada masa sekolah, Baden Powell mulai mencoba untuk mengeksplorasi alam bebas dengan bersembunyi di hutan sekitar untuk dapat melacak satwa liar.
Baden Powell dikenal sebagai salah satu anak yang memiliki pikiran paling akademis di sekolahnya. Namun Baden Powell berada diurutan kedua dari ratusan pelamar yang ditugaskan langsung ke Hussars ke-13.

Pada tahun 1876, Baden Powell beserta para resimennya bertolak menuju India. Sebagai seorang perwira militer muda, Baden Powell memiliki keterampilan khusus dalam kepanduan, pembuatan peta, serta melakuakn pengintaian.
Dengan keterampilannya itu, Powell mulai menularkan keahliannya tersebut kepada para prajuritnya.
Lencana kemahiran para prajurit dibuat dalam desain tradisional dengan titik kompas utara. Hingga saat ini, lencana Pramuka di negara manapun memiliki desain yang hampir serupa dengan lencana yang dibuat oleh Baden Powell.
Setelah melakukan perjalanan ke India, Baden Powell dan para resimennya bertolak ke Balkan, Afrika Selatan serta Malta.
Pada tahun 1903, Baden Powell memutuskan untuk mengakhiri perjalanan militernya dan kembali ke rumah. Dia sama sekali tak menyangka jika namanya telah dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional.
Bahkan, buku pegangan kecil yang ditulis untuk para tentara, Aids to Scounting, telah digunakan oleh para guru dan pemimpin muda untuk mengajarkan pengamatan dan kerajinan kayu di seluruh dunia.

Pada tahun 1907, Baden Powell menerapkan sebagian idenya dengan mengorganisir kamp ‘eksperimental’ di Pulau Brownsea, lepas pantai Dorset. Powell membawa 22 anak laki-laki dari sekolah swasta dan beberapa dari pekerja biasa untuk melakukan aktivitas berkemah. Hal tersebutlah awal mula gerakan kepanduan dimulai.
Pada tahun berikutnya, Scouting for Boys didirikan yang terdiri dari 6 bagian. Para pengikut yang kebanyakan anak laki-laki mengikuti saran dari Baden Powell untuk membentuk Patroli Kepanduan.
Mereka mengikuti saran untuk mencoba ide-ide yang tertuang di dalam buku pegangan yang dibuat oleh Powell.
Pada tahun 1910, tepatnya ketika Baden Powell berusia 53 tahun, dia memutuskan untuk pensiun sepenuhnya dari dunia kemiliteran.
Baden Powell memilih untuk mengabdikan hidupnya untuk gerakan kepanduan dengan berkeliling dunia. Tujuannya hanya untuk menginspirasi lebih banyak lagi orang muda untuk bisa bergabung dengan kepanduan.
(Sah, Sumber: scout.org)
Advertisement
Debut Jadi Sutradara, Reza Rahadian Nangis `Pangku` Dinobatkan Sebagai Film Terbaik FFI 2025

Dokter Ini Jadi Satu-Satunya Pembicara Indonesia dalam Forum Kecantikan Asia Pasifik di Korsel

Pantas AC Sering Kurang Dingin, Studi Ini Ungkap Udara Malam Hari Kian Terasa Lebih Panas

Mengintip Komunitas Sangkar Semut: Tempat Asah Bakat Anak, Punya Markas Unik di Tepi Kali Ciliwung

Daftar Barang yang Harus Dibawa Dalam Tas Siaga Bencana, Sudah Disiapkan?


FamFest 2025 Hadirkan Pengalaman Seru untuk Lebih dari 1.000 Keluarga Indonesia

7 Makanan Tinggi Kolagen yang Bikin Kulit Tetap Kencang dan Sehat


Dikira Kain Batik Menjulur dari Plafon Kamar Mandi Jebol, Pas Dicek Ternyata Piton Seberat 60 Kg!

Debut Jadi Sutradara, Reza Rahadian Nangis `Pangku` Dinobatkan Sebagai Film Terbaik FFI 2025

Viral Aksi Gercep Polisi Padamkan Motor Terbakar, Hitungan Detik Langsung Padam

Dokter Ini Jadi Satu-Satunya Pembicara Indonesia dalam Forum Kecantikan Asia Pasifik di Korsel