Menkes: Lima Provinsi di Jawa Terindikasi Muncul Kenaikan Kasus Covid-19

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 16 November 2021 09:01
Menkes: Lima Provinsi di Jawa Terindikasi Muncul Kenaikan Kasus Covid-19
Kenaikan kasus disebabkan dari sekolah dan takziah.

Dream - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan Presiden Joko Widodo meminta dilakukan monitoring ketat terhadap lima provinsi yang menunjukkan indikasi kenaikan kasus. Lima provinsi tersebut ada di Jawa.

" Bapak Presiden juga menekankan lima provinsi yang jumlah kasusnya mulai melandai dan ada indikasi mulai ada kenaikan itu harus dimonitor secara ketat, lima-limanya adalah provinsi di Jawa," ujar Budi usai rapat terbatas Evaluasi PPKM, disiarkan Sekretariat Presiden.

Selain itu, Budi juga mengatakan Jokowi meminta pengetatan surveillance pada sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka. Sehingga jika terdapat indikasi penularan dapat segera dilakukan tindakan pencegahan.

Budi menyatakan pihaknya telah melakukan observasi jika terdapat indikasi kenaikan kasus di kabupaten kota. Dalam catatan Kemenkes, terdapat 126 kabupaten kota yang mengalami kenaikan kasus dengan beberapa di antaranya mengalami kenaikan selama tiga pekan berturut-turut.

" Kita melakukan pendalaman dan sebagian besar kenaikannya memang disebabkan karena adanya kasus positif di sekolah dan takziah," ungkap Budi.

 

1 dari 5 halaman

Segera Konsolidasi dengan Mendikbudristek

Terkait hal ini, Budi bakal segera melakukan konsolidasi dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. Dia akan mengupayakan kasus ini bisa diselesaikan pekan ini.

" Rencananya mudah-mudahan minggu ini kita sudah bisa selesaikan bagaimana kita bisa tetap melakukan program tatap muka tapi dengan surveillance yang aktif dan lebih proaktif," kata dia.

Mengenai vaksinasi, Budi mengatakan saat ini sudah sebanyak 216 juta suntikan yang diberikan kepada 130,6 juta rakyat Indonesia. Sedangkan sebanyak 84,5 juta penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.

" Jadi dari target populasi dari 208 juta orang yang harus kita vaksinasi, 62 persen sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 40 persen sudah mendapatkan vaksinasi lengkap," ujar Budi. (mut)

2 dari 5 halaman

Menkes Khawatir Pemimpin G20 Ogah Datang Jika Covid-19 Melonjak di Awal 2022

Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengaku khawatir terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada Januari-Februari 2022. Kondisi tersebut dapat memengaruhi pelaksanaan KTT G20.

" Saya benar-benar khawatir, kalau nanti Januari-Februari loncat, itu enggak ada yang mau datang, kepala negara G20 itu ke kita," ujar Budi, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX, disiarkan kanal DPR.

Karena itu, Budi meminta semua pihak untuk mempertahankan kondisi saat ini yang cukup longgar hingga awal tahun. Kemenkes juga telah menerapkan kebijakan konservatif mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 usai libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

" Kondisi sekarang kan sebenarnya sudah cukup longgar, kita tahan dulu," kata Budi.

3 dari 5 halaman

Jika Januari-Februari Lewat

Dia juga meminta agar anggota Dewan turut membantu menahan laju penularan Covid-19. Salah satunya dengan cara mengingatkan masyarakat untuk tidak bereuforia lebih dulu karena pelonggaran.

" Nanti kalau kita bisa lewati Januari-Februari dengan baik, itu Insya Allah ke depannya kita bisa lebih baik karena kita sudah lebih ketemu cara menangani pandemi ini," kata dia.

Budi menerangkan, kenaikan kasus kerap terjadi ketika tren kasus baru sudah cukup melandai yang berdampak pada diberlakukannya pelonggaran. Sayangnya, masyarakat kerap melakukan euforia berlebihan yang akhirnya memicu kemunculan kasus baru yang semakin banyak.

" Semua kenaikan kasus itu selalu terjadi sesudah penurunan, karena kita euforia, kita lupa, kita pengen buru-buru terbuka, sehingga naik lagi dan itu terjadi terus sudah dua kali," kata dia.

4 dari 5 halaman

Menkes: PCR Rp300 Ribu Paling Murah di Dunia

Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan tarif PCR diturunkan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo sebesar Rp300 ribu. Menurut dia, tarif tersebut adalah harga termurah di seluruh dunia.

" Harga PCR yang ditentukan Presiden kemarin itu sudah 10 persen paling bawah, paling murah dibandingkan tes PCR di seluruh dunia," ujar Budi, disiarkan kanal Perekonomian.

Menurut Budi, tarif PCR awal sebesar Rp900 ribu sebenarnya 25 persen lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Apalagi jika diturunkan menjadi Rp300 ribu.

" Kalau misalnya diturunkan ke Rp300 ribu, itu mungkin masuk yang paling murah dibandingkan dengan harga PCR airport di dunia," kata dia.

 

5 dari 5 halaman

India Masih Termurah

Budi mengakui tarif PCR termurah di dunia masih dipegang di India. Di India, tarif PCR dipatok Rp160 ribu.

" Tapi memang India membuatnya di dalam negeri kemudian ekonominya berkembang karena juga rakyatnya banyak, itu bisa tercapai," kata dia.

Lebih lanjut, Budi menyatakan penurunan tarif PCR tidak mendapat subsidi dari Pemerintah. Sebab, tarif normalnya memang sudah turun.

" Pemerintah tidak merencanakan ada subsidi karena memang kalau kita lihat harganya, apalagi sudah diturunkan, itu sudah cukup murah," kata dia.

Beri Komentar