Miris, Rumah Warisan Disewakan, Pengontrak Nunggak 2 Tahun dan Kabur, Rumah Kayak Kapal Pecah

Reporter : Sugiono
Rabu, 15 Desember 2021 07:46
Miris, Rumah Warisan Disewakan, Pengontrak Nunggak 2 Tahun dan Kabur, Rumah Kayak Kapal Pecah
Para tetangga bilang rumah itu malah jadi pos buat nongkrong para pekerja asing.

Dream - Sudah tidak membayar uang sewa sampai dua tahun, pengontrak meninggalkan rumah kontrakan dalam keadaan berantakan tak karuan. Sang pemilik pun dibikin geram dan pusing tujuh keliling.

Pemilik rumah, Siti Nur Adila Mohamed Johari, mengaku sedih dengan kondisi rumah yang disewakan itu ditinggalkan dalam kondisi yang mengenaskan.

Bayangkan saja, sudah dua tahun penyewa tak membayar uang kontrakan. Selain itu, saat penyewa ditelepon tidak pernah diangkat.

Wanita 30 tahun asal Malaysia ini mengaku baru bisa mengecek rumah yang disewakan setelah pembatasan sosial yang disebut PKP diturunkan levelnya.

" Sedihnya, dua tahun penyewa tak bayar, tinggalkan rumah gitu aja. Ditelepon tidak diangkat, setelah PKP baru dapat lihat rumah, tahu-tahu jadi macam begini," tulisnya.

1 dari 6 halaman

Wanita yang akrab disapa Adila ini mengatakan rumah yang disewakan itu terletak di Taman Melawati, Setapak, Selangor. Rumah itu merupakan peninggalan almarhum ayahnya yang meninggal pada tahun 2002.

Adila yang bekerja sebagai konsultan kecantikan ini menambahkan rumah tersebut pada disewakan kepada sebuah keluarga berasal dari Kelantan.

Kondisi rumah yang ditinggalkan penyewa yang nunggak 2 tahun.

" Sebelum ibu saya sakit tahun 2009, rumah itu sudah disewakan. Waktu itu urusan terkait rumah itu semuanya ditangani oleh ibu saya sendiri.

" Pada awalnya uang sewanya lancar, tapi semenjak ibu jatuh sakit, saya yang terpaksa ambil alih karena ingatan ibu terganggu akibat gangguan penyakit di selaput otaknya," jelas Adila.

2 dari 6 halaman

Waktu diserahi tugas mengurus rumah kontrakan, Adila tidak tahu bagaimana isi perjanjiannya. Waktu itu cuma mengecek urusan uang sewanya dan awalnya berjalan lancar.

Salah satu kondisi kamar di rumah yang dikontrakkan itu.

Menurut wanita yang tinggal di Ijok, Kuala Selangor ini, kali terakhir dia bisa menghubungi penyewa rumah pada penghujung tahun 2019 lalu.

" Waktu itu yang mengontrak bilang akan terlambat bayar karena ada urusan dan harus pulang ke Kelantan.

" Tapi setelah ditunggu-tunggu, saya cek rekening masih belum ada transferan," ceritanya, sambil menambah nomor ponsel yang menyewa tiba-tiba tidak dapat dihubungi.

3 dari 6 halaman

Karena waktu itu sedang ramai-ramainya pembatasan sosial, Adila baru bisa mengunjungi rumah kontrakan tersebut pada 5 November lalu atau tepatnya dua tahun setelahnya.

Foto-foto kondisi rumah yang disewa berantakan dan rusak.

" Rasa-rasanya waktu itu mau datang langsung lihat rumah, tapi masih ada pembatasan sosial jadi tak bisa lintas negeri.

" Tapi begitu datang bulan kemarin, rasa-rasanya mau maki-maki saja. Rumah yang dikontrak kondisinya jadi hancur seperti itu," ujar Adila geram.

4 dari 6 halaman

Adila mengatakan keluarga yang mengontrak rumah itu memang buka warung di lantai bawah. Tapi waktu tanya ke warga sekitar, mereka bilang yang makan di warung itu kebanyakan orang Thailand.

Ruang tamu rumah yang dikontrak malah dibagi jadi 4 kamar.

" Pantas saja rumah jadi seperti itu sebab jadi tempat nongkrong orang Thailand. Sudah begitu rumah itu banyak alami perubahan.

" Penyewa tak bertanggungjawab itu bahkan buat partisi di ruang tamu jadi kamar-kamar," kata ujar anak sulung dari empat bersaudara ini.

5 dari 6 halaman

Adila dan keluarganya kini menghadapi situasi sulit karena mereka terpaksa mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk mengembalikan rumah itu ke kondisi awal.

Karena itu, untuk sementara ini Adila memutuskan untuk tidak menyewakan rumah itu. Dia ingin merapikan semuanya seperti dulu.

" Di masa depan InsyaAllah, kami akan lebih berhati-hati, pastikan ada perjanjian sebab kami trauma bila dapat penyewa seperti ini lagi.

" Sudah tanya orang yang mau perbaiki, katanya ongkos kerjanya mungkin 1.000 ringgit hingga 2.000 ringgit (Rp3,3 juta hingga Rp7 juta) sebab banyak yang harus diperbaiki. Apalagi ini rumah tingkat lima," ujarnya.

6 dari 6 halaman

Selain biaya perbaikan rumah yang lumayan banyak, Adila juga menanggung tagihan gas, listrik dan air yang telat bayar. Jumlahnya juga tak sedikit.

" Kalau air kami kena lebih dari 600 ringgit (Rp2 juta). Sementara listrik kami tak tahu berapa,” katanya sambil menambahkan rumah tersebut sebelum ini disewakan pada harga 400 ringgit (Rp1,3 juta).

Adila pun berpesan kepada semua penyewa rumah supaya lebih bertanggungjawab dan menjaga yang disewa sama seperti rumah sendiri.

" Kesalahan kami sebab tidak rutin memeriksa rumah itu. Selain itu, kami terlalu percaya orang sebab sebelum ini penyewa selalu update kalau telat bayar," pungkasnya.

Sumber: mStar

Beri Komentar