Misteri Ilmuwan China Daftar Paten Vaksin Covid-19 Sebelum Dunia Dilanda Pandemi

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 9 Juni 2021 14:01
Misteri Ilmuwan China Daftar Paten Vaksin Covid-19 Sebelum Dunia Dilanda Pandemi
WHO mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020, tetapi paten vaksin sudah diajurkan ilmuwan China pada 24 Februari tahum yang sama.

Dream - Seorang ilmuwan militer China disebut telah mengajukan hak paten vaksin Covid-19 sebelum pandemi diumumkan ke seluruh dunia. Ilmuwan yang mendaftarkan paten tersebut dikabarkan telah meninggal dunia.

Kabar tersebut kembali memunculkan spekulasi soal penyebab sebenarnya kemunculan Covid-19. Diketahui, ilmuwan tersebut bernama Yusen Zhou yang merupakan anggota Tentara Pembebasan Rakyat.

Berdasarkan laporan yang tersebar, Zhou mengajukan dokumen permohonan paten atas nama partai politik China. Dokumen tersebut diajukan pada 24 Februari tahun lalu.

Kasus pertama Covid-19 dilaporkan muncul di Wuhan pada 29 Desember 2019. Tetapi WHO tidak langsung mendeklarasikan wabah ini sebagai pandemi global hingga 11 Maret 2020.

 

1 dari 4 halaman

Jarak Pengajuan Paten Picu Spekulasi

Perbedaan waktu yang cukup panjang ini menandakan paten vaksin telah diajukan dalam waktu singkat setelah China mengakui adanya transmisi Covid-19 dari manusia ke manusia. Pengakuan tersebut muncul dua pekan sebelum pandemi resmi diumumkan ke publik.

" Ini merupakan sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya, menimbulkan pertanyaan apakah pekerjaan ini mungkin telah dimulai jauh lebih awal," Profesor Nikolai Petrovsky, dari Universitas Flinders, mengatakan kepada The Australian.

The Australian menyebut dalam laporannya, Zhou bekerja sangat dekat dengan para ilmuwan di Institut Virologi Wuhan. Dia juga disebut bekerja sangat erat dengan Shi Zhengli, yang dijuluki " wanita kelelawar" atas kepakarannya dalam penelitian virus corona pada kelelawar.

 

2 dari 4 halaman

Misteri Kematian Zhou

Namun. Zhou secara misterius meninggal kurang dari tiga bulan setelah dia mengajukan paten untuk vaksin tersebut. Menurut The New York Post, kematian Zhou pada Mei tahun lalu hanya dilaporkan satu media China, meskipun faktanya dia adalah salah satu ilmuwan terkemuka di negara itu.

Sebelum bekerja untuk militer China, Zhou memiliki ikatan kuat dengan Amerika Serikat. Dia melakukan penelitian pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

Hubungan kerja yang erat antara kedua negara mendukung intelijen AS yang tidak diklasifikasikan yang dirilis pada Januari yang mengatakan laboratorium Wuhan sedang melakukan aktivitas militer rahasia.

" Meskipun WIV menampilkan dirinya sebagai lembaga sipil, Amerika Serikat telah menetapkan bahwa WIV telah berkolaborasi dalam publikasi dan proyek rahasia dengan militer China," kata intelijen tersebut, menurut New York Post.

 

3 dari 4 halaman

Inteligen AS Turun Tangan

Kematian misterius Zhou dilaporkan sedang diselidiki tim investigasi yang baru dibentuk Presiden AS Joe Biden. Tim tersebut ditugaskan secara khusus melacak asal-usul pandemi.

Bulan lalu, Biden mengatakan komunitas intelijen AS akan " menggandakan upaya mereka" untuk menemukan asal-usul wabah Covid dan melaporkan kembali kepadanya dalam waktu 90 hari. Inteligen akan menyelidiki apakah virus itu melompat dari inang hewan ke manusia atau apakah virus itu secara tidak sengaja dilepaskan dari laboratorium di Wuhan.

Teori pandemi disebabkan oleh kebocoran laboratorium telah menjadi arus utama dalam beberapa pekan terakhir. Meskipun teori tersebut dicap sebagai konspirasi selama satu setengah tahun terakhir.

 

4 dari 4 halaman

Isu Virus Diciptakan China Muncul Lagi

Itu terjadi setelah sebuah studi mengejutkan yang mengklaim para ilmuwan China menciptakan Covid di laboratorium Wuhan sebelum mengatur penyamaran yang rumit.

Laporan yang ditulis oleh Profesor Inggris, Angus Dalgleish dan ilmuwan Norwegia, Birger Srensen. Keduanya menuduh China merekayasa kembali versi penyakit tersebut untuk membuatnya tampak seperti bersumber secara alami dari kelelawar.

Penulis makalah vaksin setebal 22 halaman mengatakan " SARS-Coronavirus-2" , nama teknis untuk virus tersebut, tidak memiliki " nenek moyang alami" yang kredibel. Mereka mengatakan tidak diragukan lagi penyakit itu dihasilkan melalui " manipulasi laboratorium" .

Sumber: The Sun

Beri Komentar