Jemaah Haji Indonesia Akan Naik Ke Atas Bus. Foto: Darmawan/MCH
Dream - Jemaah haji Indonesia gelombang pertama yang telah berada di Madinah selama sepekan akan mulai bergerak ke Mekah, Minggu, 14 Juli 2019.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Akhmad Jauhari, mengatakan, telah menyiapkan sejumlah persyaratan keberangkatan.
" Persiapan selanjutnya adalah penyiapan dokumen (paspor) yang selama ini disimpan oleh muassasah," kata Akhmad, dilaporkan Liputan6.com, Jumat, 12 Juli 2019.
Jemaah yang berangkat umumnya telah melaksanakan sholat Arbain di Masjid Nabawi. Para jemaah juga sudha mengunjungi situs sejarah Islam, semisal Masjid Quba, Masjid Qiblatain, dan Jabal Uhud.
Sejak H-3, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) harus melakukan pemeriksaan dokumen jemaah haji di kantor Muassasah Adillah oleh para ketua kloter.
" Jika ada satu jemaah yang dokumennya belum siap maka jemaah itu tidak bisa diberangkatkan pada hari itu," kata dia.
Selain memeriksa dokumen jemaah, PPIH juga berkoordinasi dengan naqobah, atau organda Arab Saudi. Selain itu, tim Daker Madinah juga akan berkoordinasi dengan tim penerimaan Daker Mekah.
(Sah, Sumber: Liputan6.com)
Dream - Keceriaan tampak jelas di wajah Haki. Kakek asal Kota Malang, Jawa Timur, ini memang sedang dilanda kebahagiaan.
Impiannya berangkat haji akhirnya terwujud, meski usianya sudah senja.
Haki akan berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya, Satuni, 70 tahun. Kakek 92 tahun ini menjadi jemaah haji tertua dalam rombongan Kota Malang.
Sejumlah persiapan sudah dijalankan Haki sebelum berangkat. Terutama soal kesiapan fisik mengingat usianya yang sudah tidak lagi muda.
" Olahraga jalan kaki, minum vitamin dan madu, bawa obat-obatan dan minyak angin," kata Haki, dikutip dari Merdeka.com.
Meski sudah renta, ternyata Haki masih gesit. Dia masih sanggup berjalan kaki sejauh empat kilometer, dari rumahnya di Jodipan Wetan Gang I menuju Pasar Besar.
Meski banyak angkutan umum, Haki mengaku lebih senang berjalan kaki setiap pergi ke pasar. Sekalian untuk berolahraga.
" Kalau istri sejak dua bulan lalu rutin jalan-jalan sampai ke Alun-alun," kata dia.
Haki berprofesi sebagai pedagang pakaian keliling dari pasar ke pasar. Dia sudah berdagang sejak muda dan terus menjalani profesi tersebut hingga saat ini.
Dulu, Haki berdagang dengan berpindah dari satu pasar ke pasar lain, sesuai hari pasaran. Berangkat dari rumah Subuh dan pulang Maghrib dengan jalan kaki.
Area jualannya sangat luas. Haki sampai jualan hingga Pasar Nongkojajar di Pasuruan, Pasar Pakis di Kabupaten Malang, dan Pasar Kesamben di Blitar. Semua ditempuh dengan berjalan kaki sembari menggendong barang dagangan.
Kini, dia tidak lagi jalan kaki menuju tempat dagang yang jauh. Haki menitipkan dagangannya di dekat pasar dan dia akan menuju lokasi dengan kendaraan umum.
" Cuma anak-anak minta istirahat. Kalau dulu, bahkan kadang tidak pulang, pindah lagi-pindah lagi," kata dia.
Haki mengaku sudah lama punya niat berhaji. Dia bahkan sudah menyimpan uang di kamarnya sejak 1965.
Meski tidak besar, Haki selalu berusaha menyisihkan sebagian pendapatan. Besarannya bergantung pada hasil yang didapat tiap harinya.
" Terkadang Rp10 ribu, kan hasil dagang tidak mesti laku," kata dia.
Haki tidak menabung di bank, cukup dimasukkan dalam tas yang disimpan di kamar. Haki mengatakan sejak muda dia tidak mengenal bank.
Uang yang disimpan Haki pun sampai lusuh, berjamur, dan berbau apek, bahkan ada uang yang sudah tidak berlaku lagi karena sudah ditarik dari peredaran.
Uang tabungan itu baru dia setorkan untuk daftar haji pada 2013 dengan jumlah Rp60 juta. " Setelah setor ke bank baru enam tahun kemudian bisa berangkat," kata Haki.
Haki lahir di Madura, namun sejak kecil tinggal di Kota Malang. Dia diajak keluarganya yang lain pindah karena yatim piatu.
Menikah dengan Satuni, Haki dikaruniai 12 anak namun dua di antaranya sudah meninggal. Hingga saat ini, Haki dan istrinya tinggal di rumah sederhana bersebelahan dengan mushola di Jodipan.
Anak bungsu Haki, Frida Affani, bersyukur akhirnya orangtuanya bisa berangkat haji. Meski begitu, sempat ada kekhawatiran mengingat ayah dan ibunya sudah tidak muda lagi.
" Cuma setiap hari diberi kegiatan untuk persiapan. Jalan-jalan dari rumah ke Alun-alun sejak sekitar 2 bulan terakhir," kata Frida.
Haki dan Satuni tergabung dalam kloter 16 embarkasi SUB. Pasangan ini dijadwalkan berangkat hari ini bersama 1.232 jemaah haji lainnya dari Kota Malang.
Sumber: Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia