Dream - Mochamad Nur Faizin (45), jemaah haji asal Kendal, Jawa Tengah, sedang dipapah adiknya, Yuliawan F (43), saat berjalan-jalan di Embarkasi Solo. Mereka mencuri perhatian. banyak yang bertanya-tanya, mengapa Nur Faizin yang berbadan bugar itu harus dipapah saat berjalan.
Yuliawan mengungkapkan bahwa sang kakak yang ia papah merupakan penyandang disabilitas tuna netra. Keduanya, bersama istrinya masing-masing, tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 39 Embarkasi Solo (SOC-39).
Penglihatan yang terbatas tak menghalangi tekad Faizin untuk berangkat ke Tanah Suci.
Awalnya Faizin dijadwalkan berangkat pada 2021, sementara adiknya 2022. Namun, karena pandemi keberangkatan keduanya harus tertunda berangkat hingga tahun ini.
Namun bagi Faizin, penundaan ini justru membawa berkah. Sebab, ia bisa berangkat ke Tanah Suci bersama dengan adiknya.
“Saya malah bisa berangkat sama adik saya,” ucap Faizin.
Pria kelahiran 1979 ini menceritakan bahwa dirinya mulai mengalami gangguan penglihatan sejak tahun 2015. Saat ini, matanya terasa sakit, dan semakin hari semakin tidak bisa melihat.
Yuliawan mengatakan bahwa sang kakak menderita glukoma, di mana ada tekanan bola mata. Fisik matanya masih utuh, namun ada gangguan di saraf penglihatannya.
Faizin pun menerima dan menjalani kondisinya tersebut dengan pasrah. Hingga akhirnya, tahun ini terpanggil ke Baitullah. Ia pun memohon doa agar ibadahnya di tanah suci berjalan dengan lancar.
“Mohon doa restunya, semoga kuat dan lancar menunaikan haji,” ucap Yuliawan.
Terhadap layanan Embarkasi Solo, Faizin menilai sangat memuaskan.
“Layanan terpadu satu pintunya cepat, kita dilayani dengan cepat, langsung geser berganti jemaah lain. Makanannya juga banyak menunya, enak-enak,” ujar dia.