Munarman (Foto: Lipuutan6.com)
Dream - Munarman diciduk Densus 88, Selasa 27 April 2021. Bekas Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) itu dituduh terlibat kejahatan terorisme. Dia diduga menggerakan orang lain untuk melakukan teror dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.
Munarman memang sudah lama dikait-kaitkan dengan kelompok ISIS. Di media sosial sudah lama beredar video Munarman hadir dalam sebuah forum, yang disebut-sebut sebagai baiat anggota ISIS di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam program Mata Najwa, yang diunggah oleh kanal YouTube Najwa Shihab pada 8 April 2021, persoalan itu dikupas. Dalam program itu, ditayangkan dua pria yang ditangkap oleh polisi karena kasus terorisme. Mereka mengaku berbaiat kepada ISIS dalam acara yang dihadiri oleh Munarman, sebagai perwakilan FPI.
Video kehadiran Munarman dalam sebuah acara di Makassar memang sudah lama viral. Dalam acara yang diadakan tahun 2015 itu, terlihat spanduk bertuliskan " Tabligh Akbar; Syariat Islam Sebagai Solusi Terbai Negeri Idaman Harapan Umat; Negeri Idaman Harapan Ummat"
Nama Munarman bahkan dipajang pada banner tersebut, bersama Muh. Basri. Di samping banner itu terpajang bendera ISIS. Sementara, Munarman yang berkemeja putih duduk di bawah banner bersama tiga orang lainnya, menghadap puluhan jemaah.
Sang moderator lalu meminta para peserta yang hadir untuk mengacungkan jari untuk baiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi, pemimpin ISIS. Baiat itu dipimpin oleh Ustaz Fauzan. Mereka mengucapkan baiat dalam bahasa Arab.
Saat baiat diucapkan, terlihat Munarman tidak ikut mengacungkan tangan. Kepalanya tertunduk. Di akhir baiat, para peserta yang hadir meneriakkan takbir.
Dalam program Mata Najwa itu pula, Munarman membantah bahwa kedatangannya ke Makassar itu untuk menghadiri baiat ISIS. Dia mengaku bahwa dirinya diundang pengurus FPI Makassar.
" Ada dua peristiwa. Saya diundang oleh pengurus FPI Makassar dalam acara seminar di Kota Makassar, di Sekretariat FPI, di situ tidak ada Baiat," kata Munarman.
Dia memberikan beberap amateri tentang counter terorism yang dilakukan Amerika Serikat yang dia tuding telah membuat situs-situs seolah mewakili kelompok garis keras atau radikalisme.
Kemudian ia mengingatkan kepada para peserta seminar agar tidak terjebak dengan situ tersebut.
" Saya ingatkan di Makassar, di FPI Makassar, hati-hati jangan terjebak dengan website-website garis keras karena ini buatan intelijen. Saya baca dokumen, bukan ngarang-ngarang," jelasnya.
Mendengar jawaban Munarman, Najwa Shihab menanyakan kembali apakah dirinya benar-benar tidak mengetahui acara tersebut mengagendakan baiat ISIS.
" Saya tidak tahu, karena saya yang diundang di Kota Makassar," ucap Munarman.
Kendati demikian, Munarman mengatakan bahwa materi yang disampaikan kepada para peserta seminar dinilai bagus oleh panitia seminar. Ia kemudian mengaku diundang kembali dalam acara esok harinya.
Masih dengan pernyataan yang sama, Munarman mengaku tidak tahu acara yang ia datangi beragenda baiat kepada ISIS.
" Saya ditawari, karena tiket saya besoknya baru pulang. Dan itupun siang, mereka menawarkan, besok masih ada lagi katanya. Ikut lah saya di situ, saya kira itu sama, tidak tahunya ada itu (Baiat ISIS) saya tidak tahu, bagaimana orang tidak tahu," tegas Munarman.
Sumber: liputan6.com dan sumber lain
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online