SD Negeri Jalen, Ponorogo, Jawa Timur (Endra Dwiono/Berita Jatim)
Dream - Nasib miris menimpa SDN Jalen di Kecamatan Balong, Ponorogo, Jawa Timur, pada tahun ajaran baru kali ini. Pasalnya, pada Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) beberapa waktu lalu, hanya satu anak yang mendaftar di sekolah tersebut.
Praktis pada tahun ajaran baru ini, kelas 1 SDN Jalen hanya 1 anak atas nama Khoirul. Kepala SDN Jalen Ponorogo, Dedi Agung Nugroho, mengatakan bahwa satu siswa kelas 1 yang mendaftar adalah warga yang rumahnya tidak jauh dari sekolah. A
Alasan orangtua Khoirul tetap menyekolahkan anaknya di SDN Jalen karena kakaknya dulu juga alumni SD tersebut. Sehingga Khoirul pun tetap sekolah di SDN Jalen.
“ Selain karena jarak sekolah dengan rumah dekat, kakak Khoirul alumni SDN Jalen. Sehingga orangtuanya tetap menyekolahkan di SD sini meski hanya ia saja yang kelas 1,” kata Dedi, dilkutip dari Berita Jatim, Kamis 14 Juli 2022.
Dedi menerangkan, total murid di SDN Jalen hanya ada 34 orang. Sejak lima tahun terakhir, sekolah ini mengalami penurunan jumlah murid. Pada PPBD tahun lalu, siswa yang mendaftar hanya tiga orang.
Menurutnya, salah satu alasan penurun jumlah siswa di SDN Jalen karena adanya Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta di Desa Jalen. Sehingga kemungkinan orangtua menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan tersebut.
“ Lima tahun lalu di Desa Jalen ini berdiri MI swasta, sejak saat itu jumlah siswa mulai menurun,” katanya.
Ia mengatakan jikan selama ini pihaknya sudah berusaha keras untuk menjaring siswa peserta didik baru. Para guru sudah melakukan sosialisasi ke TK di Desa Jalen dan sekitarnya.
Selain itu, program keagamaan di sekolahnya juga sudah ditingkatkan. Namun, nampaknya usaha-usaha itu belum membuahkan hasil.
“ Kita juga sudah berupaya keras, dengan sosialisasi di TK-TK. Selain itu juga meningkatkan program keagamaanya juga,” ungkapnya.
Meski kelas 1 hanya ada satu siswa, Dedi mengaku pihaknya tetap melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Untuk sementara, ruangannya digabungkan dengan kelas 2 yang siswanya ada 3 anak. Sebab, aspirasi dari orangtua supaya ada temannya dulu kelas.
“ Anaknya masih adaptasi dulu. Kita jadikan satu dengan kelas 2. Jadi KBM-nya ada 2 guru, ” pungkasnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN