Obrolan Driver Bus Dengan Anak Berkebutuhan Khusus Yang Mengharukan (Facebook/Kelvin Ang)
Dream - Driver bus di Singapura tengah menjadi perbincangan hangat. Dia menjadi bintang di media sosial setelah obrolannya dengan anak berkebutuhan khusus viral di media sosial.
Shandran Sederan Raman, 53 tahun, merupakan driver yang bekerja di perusahaan otobus. Dia merupakan seorang warga negara Malaysia yang mencari penghidupan di Singapura.
Saat naik MRT pada Selasa pekan lalu, 7 April 2020, ada seorang bocah 12 tahun menghampiri Shandran. Bocah bernama Theodore Tan itu lalu mengajak Shandran berbicara mengenai bus.
Theodore, yang merupakan siswa Sekolah Pathlight mengajukan pertanyaan kepada Shandran saat ia melihat pria paruh baya itu mengenakan seragam SMRT.
" Apakah Anda mengendarai bus?" tanya Theodore seketika pada Shandran.
Shandran kemudian menjelaskan profesinya sebagai driver bus. Setelahnya, dia dibanjiri pertanyaan oleh Theodore.
Beberapa pertanyaan itu seperti: Layanan bus yang mana? Apakah bus yang dikendarainya versi lama atau baru? Apa yang dirasakan ketika mengendarainya?
Saat itu, Shandran tidak menyadari Theodore memiliki kebutuhan khusus. Lelaki asal Malaysia ini telah menjadi driver bus lebih dari 10 tahun, sehingga dia tidak merasa keberatan membahas pekerjaannya.
" Merupakan tugas saya untuk menangani bus setiap hari, jadi saya merasa tertarik untuk menjawab pertanyaannya," kata Shandran, dikutip dari Channel News Asia.
" Saya tidak merasa dia menjengkelkan, saya anggap dia sangat baik," ucap dia.
Percakapan antara Shandran dan Theodore berubah menjadi teknis. Theodore menanyakan tentang model bus, mesin, dan standar emisi.
Shandran balik bertanya kepada Theodore, bagaimana seorang bocah seumur itu bisa mengetahui banyak hal tentang bus.
" Jarang ada orang yang akan bertanya tentang mesin bus, jadi saya rasa Theodore adalah orang yang benar-benar baik," jelas Shandran. " Biasanya orang akan bertanya 'Apakah kamu supir bus?"
Theodore menyukai bus sejak berusia 4 tahun. Hal ini dijelaskan oleh sang ayah, Ernest Tan, 44 tahun.
Ernest mengatakan putranya punya hobi mencari informasi tentang bus, video-video bus di Youtube dan memainkan game simulator bus. Theodore bahkan dapat menghafal plat nomor bus.
Dengan antusiasme yang begitu tinggi, wajar Shandran menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan Theodore. Shandran bahkan menunjukkan foto-foto bus baru kepada Theodore di ponselnya.
Shandran menjelaskan bus-bus baru lebih cepat, sedangkan bus lama terbilang lambat. Percakapan selama 15 menit yang penuh antusias tersebut tidak membuat Shandran menyadari jika Theodore memiliki kebutuhan khusus.
Ayah Theodore mengatakan anaknya didiagnosis mengalami spektrum autisme ketika berusia dua setengah tahun.
Di Singapura sendiri terdapat fasilitas sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. Salah satunya di Rainbow Centre di Yishun.
Di sekolah tersebut, para guru melakukan pendidikan praktis bagi para difabel dan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berbicara serta keterampilan lainnya. Lulus dari sekolah ini para siswa dapat melanjutkan ke sekolah dasar di Pathlight.
Pathlight sendiri merupakan sekolah dasar yang melayani siswa dengan kebutuhan khusus juga pendidikan umum oleh guru yang terlatih. Kelas di sekolah ini diisi murid dengan jumlah sedikit.
Ernest mengatakan Theodore akan mengikuti Ujian Tingkat Akhir untuk siswa SD tahun ini.
" Putraku sama seperti anak lelaki yang sedang tumbuh. Ia berjuang secara sosial dan akademis. Ia juga mulai memiliki tantangan sebagai seorang remaja," jelas Ernest.
Theodore diprediksi oleh Shandran akan memiliki masa depan yang cerah.
" Aku pikir anak ini memiliki IQ tinggi," jelasnya ketika berbicara tentang percakapan dengan bocah 12 tahun tersebut.
Keduanya berpisah saat salah satu sampai di tujuan. Keduanya terlihat seperti orang normal yang berbicara tentang bus.
Ketika Shandran sampai di kantor, seseorang bertanya apa yang ia lakukan dengan anak tersebut. Ada yang curiga Shandran akan menculik anak itu.
Dengan jawaban santai, Shandran menjelaskan, " Aku hanya ngobrol dengan anak itu."
Tak lama setelah percakapan dengan rekannya, Shandran menemukan seseorang telah mengunggah fotonya saat bersama dengan Theodore di MRT.
" Jelas selalu akan ada tempat bagi orang-orang berkebutuhan khusus. Orang-orang ini adalah orang berbakat! Mereka bisa belajar dengan cepat bahkan memahami konsep-konsep teknis," tulis Kelvin Ang dalam unggahan Facebooknya.
" Staf SMRT ini adalah manusia yang luar biasa. Ia memperlakukan bocah itu dengan sangat baik dan membuatnya merasa nyaman. Dia tidak meremehkan bocah itu dan berbicara dengan sabar serta hormat," tambahnya.
Shandran mengaku ia tidak menyadari ada orang yang mengambil foto mereka dan mendengarkan percakapannya.
" Foto itu menunjukan bahwa aku lebih tertarik berbicara dengan bocah itu," jawab Shandran dengan senyum.
Unggahan milik Kelvin Ang telah mendapat 27 ribu reaksi dan 12 ribu kali dibagikan. Komentar banyak muncul, memuji kebaikan Shandran.
" Unggahan yang bagus untuk masa-masa sulit seperti ini," tulis salah seorang warganet.
Kisah mengharukan dari pertemuan Shandran dan Theodore muncul ketika Singapura menghadapi pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemerintah Singapura mendesak masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi menekan persebaran Covid-19. Sebagian besar tempat telah ditutup.
Bagi anggota keluarga yang tidak tinggal bersama, dilarang mengunjungi satu sama lain. Begitupun Shandran yang tinggal sendirian di Singapura, sementara istri dan anak-anaknya berada di Malaysia.
" Ketika Malaysia pertama kali memutuskan untuk melakukan lockdown, saya khawatir tidak bisa bertemu dengan keluarga. Tapi kemudian saya yakin itu untuk yang terbaik, saya dan keluarga hanya akan mengikuti himbauan pemerintah," tutur Shandran.
Shandran bersyukur ketika pihak SMRT akan menempatkan seluruh pengemudinya di hotel selama pemberlakuan lockdown Singapura. Itu sangat menyenangkan setelah dia bepergian dari rumahnya di Johor Bahru ke Singapura dengan sepeda motornya setiap hari.
Saat minggu pertama menginap di hotel, Shandran tidak begitu merindukan keluarga. Tapi ketika 25 Maret, Malaysia mengatakan akan memperpanjang lockdown hingga 14 April, kemudian akan diperpanjang lagi hingga 28 April, dirinya mulai khawatir.
" Setelah tiga minggu lockdown, saya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi? Ketika itulah saya merindukan keluarga dan ketika itu juga saya bertemu Theodore," jelas Shandran.
Shandran mengaku melakukan pekerjaan di Singapura awalnya hanya untuk menafkahi keluarganya, namun setelah 10 tahun bekerja, ia mulai menyukai pekerjaannya dan menganggapnya sebagai hobi.
Ia senang ketika bertemu banyak orang di bus dengan berbagai latar belakang. Terkadang orang-orang tersebut bertukar cerita dengan dirinya, tetapi terkadang ada juga yang membuatnya kesal.
Dengan wabah corona yang menimpa saat ini, penumpang bis menjadi berkurang secara drastis. Terkadang ia hanya membawa 10 orang penumpang.
Ia berharap wabah corona ini segera berakhir sehingga semuanya dapat kembali dengan normal.
Shandran juga berpesan kepada seluruh orang untuk bersabar dalam menghadapi orang-orang berkebutuhan khusu. Walaupun terkadang mereka dapat bertanya secara spontan dan melontarkan pertanyaan canggung, jangan pernah membuat diri mereka tidak nyaman.
Sopir bus tersebut juga berterima kasih kepada Kelvin Ang untuk menunjukan pada dunia pesan yang dapat diambil dari kisahnya dengan Theodore. Ia merasa senang melihat komentar-komentar dari masyarakat luas.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya