Tsunami 28 Meter Berpotensi Terjadi di Pacitan, Waktu Tiba Cuma 29 Menit

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 13 September 2021 11:01
Tsunami 28 Meter Berpotensi Terjadi di Pacitan, Waktu Tiba Cuma 29 Menit
Potensi tsunami itu muncul dari kajian yang dilakukan BMKG. SImulasi menghadapi bencana dilakukan warga dan Pemda sebagai langkah antisipasi jika tsunami benar-benar terjadi.

Dream - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di Pacitan, Jawa Timur soal potensi ancaman tsunami dahsyat daerahnya. Potensi ini muncul dari hasil penelitian dampak pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.

Dari hasil penelitian diketahui potensi tsunami besar di Pantai Pacitan ini akan terjadi dengan ketinggian air mencapai 28 meter dan estimasi waktu tiba sekitar 29 menit.

Potensi tinggi gelombang di darat diperkirakan mencapai 15-16 meter. Sedangkan potensi jarak genangan mencapai 4-6 kilometer dari bibir pantai.

Mengantisipasi potensi dampak tsunami tersebut, BKMG bersama Kementerian Sosial menggelar simulasi gempa bumi dan tsunami. Simulasi ini diharapkan membuat masyarakat pesisir pantai Pacitan menerima pelatihanan tentang langkah-langkah evakuasi mandiri saat mendapatkan peringatan dini Tsunami maksimum lima menit setelag gempa.

" Untuk masyarakat yang berada di pantai, tidak perlu menunggu perintah, aba-aba, atau sirine, segera lari karena waktu yang dimiliki hanya sekitar 29 menit, sedangkan jarak tempat yang aman yang lebih tinggi cukup jauh," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari keterangan tertulis BMKG.

 

1 dari 4 halaman

Masyarakat Perlu Latihan Rutin

Dwikorita mengatakan simulasi dijalankan sebagai langkah antisipatif. Potensi risiko tsunami ini bisa terjadi, bisa juga tidak. Namun masyarakat maupun pemerintah daerah tetap diingatkan untuk selalu siap dengan kondisi terburuk.

" Jika masyarakat terlatik maka tidak ada istilah gugup dan gagap saat bencana terjadi," kata dia.

Selanjutnya, Dwikorita menegaskan tidak ada satupun alat di dunia yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempa dan tsunami, bahkan dengan data yang lengkap. Seluruhnya sebatas kajian didasarkan sejarah terjadinya gempa.

Dia juga merekomendasikan agar pemda menyiapkan jalur-jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu zona merah ke zona hijau. Karena luasnya zona bahaya, pemda perlu lebih cermat dan tepat memperhitungkan jumlah dan lokasi jalur evakuasi yang diperlukan.

" Saya rasa perlu juga disiapkan semacam Tempat Evakuasi Sementara (TES) ataupun Tempat Evakuasi Akhir (TEA) sebagai tempat penampungan khusus bagi warga yang mengungsi dengan ketersediaan stok logistik yang memadai," kata Dwikorita, di laman BMKG.

2 dari 4 halaman

BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami 29 Meter Mengintai Jawa Timur

Dream - Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut terdapat potensi gempa bumi dengan magnitudo di atas 7 sedang mengintai Jawa Timur. Gempa tersebut berpotensi memicu tsunami dahsyat dengan ketinggian hingga 29 meter di pesisir selatan Jawa.

" Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum dan waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar," ujar Kepala BKMG, Dwikorita Karnawati, dalam webinar yang disiarkan kanal YouTube InfoBMKG.

Tak hanya itu, BMKG memprediksi tinggi genangan hasil tsunami tergolong sangat tinggi. Genangan bisa mencapai 22 meter.

" Ini sudah masuk genangan, bukan tinggi gelombang di pinggir pantai. Genangan bisa mencapai 22 meter, ini sampai masuknya juga menjorok cukup jauh," kata Dwikorita.

 

3 dari 4 halaman

Tren Gempa Kecil di Jatim Meningkat Sejak Awal Tahun

Dwikorita menjelaskan tren peningkatan gempa-gempa kecil khususnya di Jawa Timur. Sejak awal tahun, frekuensi gempa kecil meningkat dan gap seismik masih menyimpan energi.

" Sejak awal tahun kami survei. Mulai tahun-tahun sebelumnya rata-rata gempa 300-400 kali, tapi mulai Januari itu sudah lompat 600 kali lebih dan memang rata-rata 600 kali saat ini, di Jatim terjadi lompatan," kata dia.

BKMG telah melakukan penyusuran pantai mulai Jatim hingga Selat Sunda untuk mengecek potensi gempa yang bisa terjadi, dengan magnitudo di atas 7. Dwikorita juga mengatakan terdapat potensi terburuk yaitu terjadinya gempa dengan magnitudo 8,7 dan sangat bisa membangkitkan tsunami.

 

4 dari 4 halaman

Butuh Kesiapan Semua Pihak

Hasil analisis tesebut dimanfaatkan untuk memastikan kesiapan aparat dan pemerintah daerah dalam mengantisipasi bencana. Juga untuk menyiapkan sarana dan prasarana lokasi evakuasi.

Lebih lanjut, Dwikorita menegaskan kemunculan gempa-gempa kecil yang terjadi merupakan alarm peringatan. Meski belum ada gempa besar, keberadaan gempa-gempa kecil menjadi akan mengawali gempa-gempa besar.

" Di selatan Jatim, dari sekian ratus kejadian gempa sejak 2008, kelihatan ada zona yang kosong, tidak ada titik-titik pusat gempanya," kata dia.

Beri Komentar